Perkembangan Perbankan Daerah
43
semenjak awal tahun. Peningkatan NPL kemungkinan disebabkan oleh masih belum stabilnya ekonomi masyarakat akibat krisis yang menerpa sejak tengah
tahun 2008.
Tabel 3.7. Perkembangan non performing loan NPL Kredit UMKM
di Provinsi Bengkulu
juta rupiah kecuali persentase NPL 2008
2009 KOLEK-
TIBILITAS KETERANGAN
Q-2 Q-3
Q-4 Q-1
Q-2 1 Lancar
3.326.667 3.426.591 3.776.705 3.867.734 4,271,688 2
Dalam Perhatian Khusus 73.69
112.374 148.383
181.075 206,309
3 Kurang Lancar
8.238 11.157
9.236 10.901
18,556 4
Diragukan 8.725
9.892 8.784
13.365 15,342
5 Macet
45.036 42.669
31.391 37.317
42,165 NPL
1,79 1,77
1,25 1,50
1,67 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu
3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat
Jumlah BPR di Provinsi Bengkulu berjumlah 5 BPR yang terdiri dari 3 BPR Konvensional dan 2 BPR Syariah. Sedangkan jaringan kantor BPR diluar kantor
pusat, terdiri dari 3 kantor cabang dan 7 kantor kas. Jaringan kantor BPR tersebut baru terdapat di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang
Lebong, dan Kab. Kepahiang. BPR mengalami perkembangan yang cukup baik di triwulan ini. Aset BPR
secara triwulanan mengalami kenaikan sebesar 6,78. Begitu juga beberapa indikator lainnya seperti Dana Pihak Ketiga DPK dan penyaluran kredit. DPK
meningkat 2,3 dari Rp28.569 juta menjadi Rp29.227 juta. Sedangkan kredit meningkat 7,73 dari Rp39.729 juta menjadi Rp42.820 juta bila dibandingkan
triwulan sebelumnya.
Perkembangan Perbankan Daerah
44
Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu
juta rupiah kecuali persentase pertumbuhan 2008
2009 Pertumbuhan
Keterangan Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
q-t-q Total
Aktiva 43.639 46.338 46.702 48.894
52.210 6,78
Kredit 36.169 39.007 37.661 39.729 42.820 7,73
DPK 22.714 26.779 26.706. 28.569 29.227 2,3
LDR 159,23 145,66 141,02 139,06 146,51 7,44
Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia Bengkulu
Pencapaian laba usaha khususnya spread bunga antara pendapatan dengan biaya bunga sebagaimana dicerminkan Net Interest Margin NIM mengalami
peningkatan signifikan di triwulan ini, yaitu dari 19,58 menjadi 24,59 di triwulan laporan Grafik 3.4..
Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu
19.58 24.59
15 19
23 27
31 35
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
Q-3 Q-4
Q-1 Q-2
2007 2008
2009 NIM
Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia Bengkulu; diolah
Perkembangan Perbankan Daerah
45
Halaman ini sengaja dikosongkan
Perkembangan Keuangan Daerah
45
BAB
4
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1. Gambaran Sisi Penerimaan
Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu terlihat realisasi di sisi pendapatan hingga triwulan I
masih cukup rendah. Jumlah pendapatan yang berhasil direalisasikan sebesar 22,70 dari anggaran yang direncanakan atau berjumlah Rp228,64 miliar.
Komponen pendapatan yang terealisasi cukup baik di triwulan I adalah dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Realisasi
dari jenis pendapatan tersebut masing-masing sebesar 96,85, 33,33 dan 30. Sedangkan realisasi dari pendapatan asli daerah terbilang belum optimal yaitu hanya
11,07 dari anggaran atau baru mencapai Rp47 miliar. Sebagian besar realisasi pendapatan asli daerah berasal dari pendapatan pajak daerah.
Tabel 4.1.
Realisasi Penerimaan APBD Triwulan I Tahun 2009 Pemerintah Provinsi Bengkulu
juta rupiah kecuali disebutkan lain
Uraian Anggaran
Realisasi 1. Pendapatan Asli Daerah
421.731 46.682
11,07
a. Pendapatan Pajak Daerah 242.594
39.790 16,40
b. Pendapatan Retribusi Daerah 56.674
283 0,50
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 40.549
10 0,02
d. Lain-Lain PAD Yang Sah 81.914
6.599 8,06
2. Pendapatan Transfer 583.034
181.624 31,15
a. Dana Bagi Hasil Pajak 41.497
2.304 5,55
b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 920
891 96,85
c. Dana Alokasi Umum 487.340
162.446 33,33
d. Dana Alokasi Khusus 53.277
15.983 30,00
3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 2.325
338 14,52
Jumlah 1.007.090
228.644 22,70
Sumber : Pemerintah Provinsi Bengkulu
Perkembangan Keuangan Daerah
46
Grafik 4.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu
Roda 2
2,000 7,000
12,000 17,000
22,000 27,000
III IV
I 2008
2009 90
140 190
240 290
340 390
440 490
540 590
Kendaraan Baru kiri M ut asi M asuk kanan
Roda 4 BusTruk
500 600
700 800
900 1,000
1,100 1,200
III IV
I 2008
2009
Kendaraan Baru Mutasi Masuk
Sumber : Dispenda Provinsi Bengkulu, diolah
Kurang optimalnya realisasi pendapatan asli daerah khususnya dari pajak daerah kemungkinan disebabkan adanya penurunan pertambahan kendaraan di
Provinsi Bengkulu. Sebagaimana terlihat di grafik 4.1. di atas terlihat adanya penurunan jumlah kendaraan baru terutama untuk kendaraan roda empat. Jumlah
kendaraan baru untuk jenis roda 4bustruk menurun 31,93 dari 783 buah di triwulan IV tahun 2008 menjadi 533 buah di triwulan I tahun 2009. Sementara
kendaraan baru untuk jenis roda dua menurun 12,21 dari 10.165 buah menjadi 8.923 buah.
Grafik 4.2. Perkembangan Dana Milik Pemerintah di Provinsi Bengkulu
Pemerintah Pusat
10,000 20,000
30,000 40,000
50,000 60,000
70,000 80,000
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2007 2008
2009 -100
-50 50
100 150
200 g QTQ
Pemerintah Daerah
400,000 600,000
800,000 1,000,000
1,200,000 1,400,000
1,600,000 1,800,000
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2007 2008
2009 -50
-30 -10
10 30
50 70
90
gQTQ
Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu
Sebaliknya, realisasi pendapatan transfer dalam APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu terealisasi sangat baik di triwulan I. Realisasi jenis pendapatan ini mencapai
Perkembangan Keuangan Daerah
47
31,15 atau sebesar Rp182 miliar. Optimalnya realisasi pendapatan transfer karena didorong oleh baiknya realisasi dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi
umum dan dana alokasi khusus. Masing-masing pendapatan transfer tersebut terealisasi sebesar 96,85, 33,33 dan 30. Hal ini juga terlihat dari
meningkatnya dana pemerintah daerah yang berada di perbankan Bengkulu. Dana penerintah daerah secara triwulan meningkat 42 dari Rp706 miliar di triwulan IV
tahun 2008 menjadi Rp1.005 miliar di triwulan I tahun 2009. Sementara dana milik pemerintah pusat justru mengalami penurunan.
4.2. Gambaran Sisi Pengeluaran