Perkembangan Ekonomi Makro Regional
22
pada triwulan II 2009 cenderung stagnan Lihat Boks 2. Hasil Liaison Triwulan II 2009. Selain itu, berdasarkan hasil SKDU triwulan II 2009, dunia usaha
pada sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang SBT yang meningkat menjadi
1.28 dari triwulan sebelumnya yang hanya 0.00.
Grafik 1.12. Arus Barang Pelabuhan Pulau Baai Berdasarkan Jenis Komoditas
dalam Ton
Cangkang Ex-LN, 2.48
Alat Berat Im-DN, 0.04
CPO Ex-DN, 4.67
BBM Im-DN, 14.72
Semen IM-DN, 8.08
Batubara Ex-LNEx-DN,
66.25 Aspal Im-DN,
0.44 Beras, Gula,
Garam, 0.53
Pupuk Im-DN, 2.43
Karet Ex-LN 0.37
Sumber : BPS Provinsi, diolah
1.2.3. Sektor Jasa - Jasa
Sektor jasa-jasa secara tahunan mengalami pertumbuhan yang mulai melambat dimana pertumbuhan triwulan ini sebesar 3,23, sementara
triwulan sebelumnya mencapai 4,34. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu mencapai 16,74, sehingga sektor ini tetap
menjadi pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Dilihat dari pembiayaan perbankan, secara tahunan terlihat adanya
peningkatan kontraksi kredit sektor jasa-jasa di triwulan ini dibandingkan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
23
triwulan sebelumnya yaitu dari -53,9 menjadi -59,1. Secara quarter to quarter, kredit sektor jasa-jasa juga mengalami kontraksi hingga 10,8
dibanding triwulan sebelumnya. Kredit yang disalurkan perbankan daerah ke sektor ini pada triwulan II 2009 mencapai Rp74.837 miliar.
Grafik 1.13. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000
I II III IV I
II III IV I
II III IV I II
2006 2007
2008 2009
Kredit Sektor Jasa juta Rp PDRB Sektor Jasa juta Rp
Realisasi Sektor Jasa Hasil SKDU
0.60 0.40
0.20 -
0.20 0.40
0.60 0.80
1.00
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
Sumber : Bank Indonesia dan BPS Prov. Bengkulu, diolah
Sementara hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di triwulan II tahun 2009 menunjukkan kondisi perbaikan dimana hasil saldo bersih tertimbang SBT di
triwulan ini naik menjadi 0.00 dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar - 0,36. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan
realisasi usahanya di triwulan ini cenderung stabil.
1.2.4. Sektor Bangunan
Laju pertumbuhan sektor bangunan secara tahunan mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya yaitu hanya tumbuh sebesar
2,28 dengan porsi terhadap ekonomi daerah sebesar 2,88. Dengan porsi yang relatif kecil tersebut belum memberikan kontribusi signifikan bagi
ekonomi Bengkulu. Pertumbuhan sektor ini tergambar pula pada penyaluran kredit konstruksi dengan laju pertumbuhan secara tahunan sebesar 8,94
yaitu dari Rp151 miliar di triwulan II tahun 2008 menjadi Rp164 miliar di
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
24
triwulan ini. Kredit perumahan di triwulan ini juga terlihat terus meningkat setelah sempat mengalami penurunan drastis pada awal triwulan II 2009. Hal
ini terlihat pada grafik 11 di bawah. Data konsumsi semen daerah di triwulan ini juga menunjukkan adanya
peningkatan. Pada triwulan II tahun 2008 konsumsi semen daerah sebanyak 126 ribu ton sementara hingga data Bulan Mei 2009, konsumsi semen di
Provinsi Bengkulu telah mencapai 82 ribu ton. Jika dilihat pertumbuhannya terlihat adanya kecenderungan peningkatan konsumsi semen daerah.
Grafik 1.14. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu
Kons. Semen ton
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
50,000 55,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 2008
2009 -20.00
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 gYOY
Penyaluran Kredit miliar Rp
- 50
100 150
200 250
300 350
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 2007
2008 2009
Konstruksi Perumahan
Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah
1.2.5. Sektor Listrik, Gas dan Air