Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
69
− =
2,718 + 2,633 + 2,661 + 2,916 + 2,746 + 3,114 6
= 2,798 ⁄
Standar Deviasi Sd :
= 2,718 − 2,798 + 2,633 − 2,798 + 2,661 − 2,798 + 2,916 − 2,798 + 2,746 − 2,798 + 3,114 − 2,798
6 − 1
= 0,184 ⁄
Maka diperoleh kuat tarik beton adalah :
F’c = f’c rata-rata – 1,645 Sd = 2,798 – 1,6450,184 = 2,495 Mpa
4.2 Pengujian Lendutan Balok Beton Berulang
Pengujian lendutan balok beton bertulang berukuran 15cm x 25cm x 300cm dilakukan dengan menggunakan alat Hydraulic Jack kapasitas 25 ton dan
3 tiga buah Dial Indicator yang diletakkan dengan jarak masing – masing sepanjang 75 cm.
4.2.1 Pengujian Balok Beton Bertulang Normal
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.3
Data Hasil Pengujian lendutan Balok Beton Bertulang Normal
Beban P Lendutan x 10ˉ ² mm
Kondisi kg
Y1Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
500 36
43 39
1000 58
75 62
Sebelum Retak 1500
92 120
98 2000
132 178
149 2500
211 271
240 3000
512 685
544 Retak Awal
3500 572
731 604
4000 686
780 706
4500 754
865 782
5000 801
974 858
Setelah Retak 5500
883 1065
928 6000
1086 1254
1120 6500
Tidak Terbaca Lagi
Universitas Sumatera Utara
71
36 58
92 132
211 512
572 686
754 801
883 1086
43 75
120 178
271 685
731 780
865 974
1065 1254
39 62
98 149
240 544
604 706
782 858
928 1120
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500
100 200 300 400 500 600 700 800 900 10001100120013001400 B
e b
a n
P K
g
Lendutan x 0,01 mm
Hubungan Beban dengan Lendutan Balok Beton Bertulang Normal
Y1 Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
72
4.2.2 Pengujian Balok Beton Bertulang Hollow
Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian lendutan Balok Beton Bertulang Hollow
Lendutan Lendutan x 10ˉ ² mm
Lendutan Y1Kiri
Y2 Tengah Y3 Kanan
500 40
55 46
Sebelum Retak 1000
77 90
80 1500
148 164
154 2000
447 585
489 Retak Awal
2500 528
687 540
3000 607
795 650
3500 780
901 802
4000 823
1023 844
4500 1006
1146 1032
Setelah Retak 5000
1101 1204
1113 5500
Tidak Terbaca Lagi
Universitas Sumatera Utara
73
40 77
148 447
528 607
780 823
1006 1101
55 90
164 585
687 795
901 1023
1146 1204
46 80
154 489
540 650
802 844
1032 1113
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500
200 400
600 800
1000 1200
1400
B e
b a
n P
K g
Lendutan x0,01 mm
Hubungan Beban dengan Lendutan Balok Beton Bertulang Hollow
Y1 Kiri Y2 Tengah
Y3 Kanan
Universitas Sumatera Utara
74
x
13 l 13 l
300 cm 0,5 P
0,5 P
B 13 l
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
75
l q
B A
E
c
= 4700 ′ = 4700√ 20,367= 21211 Nmm
2
I
g
= =
150250 = 195312500
Maka besar lendutan : ∆ =
0,5 24
3 − 4
∆ = 125001000
2421211195312500 33000 − 41000
∆ = 2,892
b. Lendutan akibat berat sendiri sebelum retak
Gambar 4.2
Pembebanan Akibat Berat Sendiri Lendutan akibat berat sendiri dapat dihitung dengan rumus berikut :
∆ = 5
384 Dimana :
q = Berat sendiri balok = 0,15 x 0,25 x 2400 kgm
3
= 0,9 Nmm l
= Batang balok = 3 m = 3000 mm E
c
= Modulus elastisitas beton I
g
= Momen inersia penampang balok mm
4
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
76
Maka besar lendutan akibat berat sendiri sebelum retak : ∆ =
5 384
∆ = 50,93000
38421211195312500 ∆ = 0,229
Total lendutan teoritis yang terjadi padabalok beton bertulang normal sebelum retak:
∆ = ∆
1
+ ∆
2
= 2,892 mm + 0,229 mm = 3,121 mm
2. Kondisi Balok Setelah Retak Menentukan momen retak M
cr
: =
= 0,7√ 20,367195312500
250 = 4936073,271
Contoh perhitungan lendutan dengan kondisi balok sebelum retak secara teoritis diambil pada saat pembebanan 3000 kg retak awal berdasarkan hasil
pengujian lentur balok beton bertulang normal yang telah dilakukan. Maka analisa lendutan yang terjadi setelah retak terjadi pada beban pada beban P = 3000 kg =
30000 N. Menentukan momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang
diharapkan:
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
77
= 0,5 1
3 +
1 8
= 15000 1
3 3000 +
1 8
0,9 3000 = 16012500
E
s
= Modulus elastisitas baja = 200000 Mpa E
c
= Modulus elastisitas beton = 21211 Mpa Maka,
= = 9,429 ≈ 10
A
s
= A
s
’ = 226,2 mm
2
d’ =selimut + Ø sengkang + ½ Ø tulangan utama
d’ = 35 mm + 6 mm + ½ 12 mm
d’ = 47 mm
d = h – selimut – Ø sengkang – ½ Ø tulangan utama
d = 250 mm – 35 mm – 6 mm – ½ 12
d = 203 mm
Menentukan letak garis netral y : 1
2 +
′ − ′ ′ −
+ = 0
1 2
150 + 10226,2 − 10226,247 − 10226,2203
+ 10226,2 = 0
75 + 4524 − 565500 = 0
y
2
+ 60,32y – 7540 = 0 y
1
= -122,082 mm
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
78
y
2
= 61,762 mm Maka diambil y = 61,762 mm
Menentukan momen inersia penampang retak transformasi I
cr
= 1
3 +
− + ′ − ′
= 1
3 15061,762 + 10226,2203 − 61,762
+ 10226,261,762 − 47 = 57395389,285
Menentukan momen inersia efektif I
e
= + 1 −
= 4936073,271
16012500 195312500
+ 1 − 4936073,271
16012500 57395389,285
= 61435427,890
a. Lendutan akibat beban terpusat setelah retak
∆ = 150001000
242121161435427,890 33000 − 41000
∆ = 11,031
b. Lendutan akibat berat sendiri setelah retak
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
79
∆ = 5
384 ∆ =
50,93000 3842121161435427,890
∆ = 0,729 Total lendutan yang terjadi pada balok beton bertulang setelah retak secara
teoritis adalah: ∆ = ∆
1
+ ∆
2
= 11,031 mm + 0,729 mm = 11,760 mm
Untuk perhitungan pembebanan yang lain, dapat dilakukan dengan cara yang sama.
Tabel 4.5
Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Normal Sebelum Retak
Beban P kg Lendutan mm
Terpusat Terbagi Rata
Total
0.000 0.229
0.229 500
0.578 0.229
0.807 1000
1.157 0.229
1.386 1500
1.735 0.229
1.964 2000
2.313 0.229
2.542 2500
2.892 0.229
3.121
Tabel 4.6
Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Normal Setelah Retak
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
80
Beban Ma
Mcr Icr
Ie Lendutan
kg kNm
kNm x 10
6
mm
4
x10
6
mm
4
mm
3000 16.013
4.936 57.395
61.435 11.760
3500 18.513
4.936 57.395
60.010 13.921
4000 21.013
4.936 57.395
59.183 16.024
4500 23.513
4.936 57.395
58.671 18.089
5000 26.013
4.936 57.395
58.338 20.129
5500 28.013
4.936 57.395
58.111 22.151
6000 31.013
4.936 57.395
57.951 24.161
Tabel 4.7
Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis pada Balok Beton Bertulang Normal
Beban P kg
Pengujian x10
-2
mm Teoritis
x 10
-2
mm
22.9 500
43 80.7
1000 75
138.6 1500
120 196.4
2000 178
254.2 2500
271 312.1
3000 685
1176 3500
731 1392.1
4000 780
1602.4 4500
865 1808.9
5000 974
2012.9 5500
1065 2215.1
6000 1254
2416.1
Universitas Sumatera Utara
81
43 75
120 178
271 685
731 780
865 974
1065 1254
22.9 80.7
138.6 196.4
254.2 312.1
1176 1392.1
1602.4 1808.9
2012.9 2215.1
2416.1
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500
200 400 600 800 100012001400160018002000220024002600 B
e b
a n
P K
g
Lendutan x 0,01 mm
Hubungan Beban dengan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang
Normal
Pengujian Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.8
Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Hollow Sebelum Retak
Beban P kg
Lendutan mm Terpusat
Terbagi Rata Total
0.000 0.229
0.229 500
0.578 0.229
0.807 1000
1.157 0.229
1.386 1500
1.735 0.229
1.964
Tabel 4.9
Lendutan Secara Teoritis Balok Beton Bertulang Hollow Setelah Retak
Beban Ma
Mcr Icr
Ie Lendutan
kg kNm
kNm x 10
6
mm
4
x 10
6
mm
4
mm
2000 11.013
4.936 57.395
63.139 7.515
2500 13.513
4.936 57.395
64.117 9.506
3000 16.013
4.936 57.395
61.435 11.760
3500 18.513
4.936 57.395
60.010 13.921
4000 21.013
4.936 57.395
59.183 16.024
4500 23.513
4.936 57.395
58.671 18.089
5000 26.013
4.936 57.395
58.338 20.129
Tabel 4.10
Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis pada Balok Beton Bertulang Hollow
Beban P kg
Pengujian x 10
-2
mm Teoritis
x 10
-2
mm
22.9 500
55 80.7
1000 90
138.6 1500
164 196.4
2000 585
751.5 2500
687 950.6
3000 795
1176 3500
901 1392.1
4000 1023
1602.4 4500
1146 1808.9
Universitas Sumatera Utara
83
5000 1204
2012.9
55 90
164 585
687 795
901 1023
1146 1204
22.9 80.7
138.6 196.4
751.5 950.6
1176 1392.1
1602.4 1808.9
2012.9
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500
200 400
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200
B e
b a
n P
K g
Lendutan x 0,01 mm
Hubungan Beban dengan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang
Hollow
Pengujian Teortis
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
84
Kekakuan menurut Timoshenko didefinisikan sebagai gaya yang dibutuhkan untuk menghasikan suatu lendutan sebesar satu satuan. Rumus umum
kekakuan menurut Aslam Kassimali dalam bukunya yang berjudul Matrix Analysis of Structures
Edisi 2 1999 adalah: P = K.u
Dimana: P = Beban kg
K = Kekakuan kgmm u
= Lendutan mm Untuk tabel perhitungan kekakuan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.11
Kekakuan Balok Beton Bertulang Normal Berdasarkan Pengujian Lendutan
Beban Lendutan
Kekakuan kg
mm kgmm
500 0.43
1162.790698
1000 0.75
1333.333333
1500 1.2
1250
2000 1.78
1123.595506
2500 2.71
922.5092251
3000 6.85
437.9562044
3500 7.31
478.7961696
4000 7.8
512.8205128
4500 8.65
520.2312139
5000 9.74
513.3470226
5500 10.65
516.4319249
6000 12.54
478.4688995
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 4.12
Kekakuan Balok Beton Bertulang Hollow Berdasarkan Pengujian Lendutan
Beban Lendutan
Kekakuan kg
mm kgmm
500 0.55
909.0909091
1000 0.9
1111.111111
1500 1.64
914.6341463
2000 5.85
341.8803419
2500 6.87
363.9010189
3000 7.95
377.3584906
3500 9.01
388.4572697
4000 10.23
391.0068426
4500 11.46
392.6701571
5000 12.04
415.282392
Tabel 4.13
Kekakuan Balok Beton Bertulang Normal Berdasarkan Perhitungan Teoritis Lendutan
Beban Lendutan
Kekakuan kg
mm kgmm
0.229 500
0.807
619.5786865
1000 1.386
721.5007215
1500 1.964
763.7474542
2000 2.542
786.7820614
2500 3.121
801.0253124
3000 11.76
255.1020408
3500 13.921
251.4187199
4000 16.024
249.6255617
4500 18.089
248.7699707
5000 20.129
248.397834
5500 22.151
248.295788
6000 24.161
248.3340921
Universitas Sumatera Utara
86
Beban Lendutan
Kekakuan kg
mm kgmm
0.229 500
0.807
619.5786865
1000 1.386
721.5007215
1500 1.964
763.7474542
2000 7.515
266.1343979
2500 9.506
262.9917947
3000 11.76
255.1020408
3500 13.921
251.4187199
4000 16.024
249.6255617
4500 18.089
248.7699707
5000 20.129
248.397834
1162.790698 1333.333333
1250 1123.595506
922.5092251
437.9562044 478.7961696
512.8205128 520.2312139
513.3470226 516.4319249
478.4688995 200
400 600
800 1000
1200
0.43 0.75 1.2 1.78 2.71 6.85 7.31 7.8 8.65 9.74 10.6512.54 K
e k
a k
u a
n k
g m
m
Lendutan mm
Hubungan Kekakuan dengan Lendutan Berdasarkan Pengujian Balok Beton Bertulang Normal
Universitas Sumatera Utara
87
909.0909091 1111.111111
914.6341463
341.8803419 363.9010189 377.3584906
388.4572697 391.0068426
392.6701571 415.282392
200 400
600 800
1000 1200
0.55 0.9
1.64 5.85
6.87 7.95
9.01 10.23 11.46 12.04 K
e k
a k
u a
n k
g m
m
Lendutan mm
Hubungan Kekakuan dengan Lendutan Berdasarkan Pengujian Balok Beton Bertulang Hollow
619.5786865 721.5007215
763.7474542 786.7820614
801.0253124
255.1020408 251.4187199
249.6255617 248.7699707
248.397834 248.295788
248.3340921 100
200 300
400 500
600 700
800 900
K e
k a
k u
a n
k g
m m
Lendutan mm
Hubungan Kekakuan dengan Lendutan Berdasarkan Perhitungan Teoritis Balok Beton Bertulang Normal
Universitas Sumatera Utara
88
619.5786865 721.5007215
763.7474542
266.1343979 262.9917947
255.1020408 251.4187199
249.6255617 248.7699707
248.397834 100
200 300
400 500
600 700
800 900
K e
k a
k u
a n
k g
m m
Lendutan mm
Hubungan Kekakuan dengan Lendutan Berdasarkan Perhitungan Teoritis Balok Beton Bertulang Hollow
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Univer
89
Gam
Dengan ρ seba jarak antara sumbu ke
diperoleh :
Perbandingan dv men
Menurut Hukum Hooke
Sehingga :
Hasil kali W.e = Idan di
versitas Sumatera Utara
89
ambar 4.3
Suatu Elemen dari Pipa yang Melen sebagai jari-jari kelengkungan dari sumbu net
bu ke serat terbawah, maka dari hubungan keseba
=
enyatakan suatu regangan, sesuai dengan
∆
, ma ⁄
= atau 1⁄
= ooke :
= . atau ε =
1 =
. =
,maka 1
= dan disebut momen inersia, sehingga dapat dituli
1 =
89
lengkung netral dan eadalah
bangunan segitiga
, maka :
uliskan :
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
90
Hubungan antara jari-jari kelengkungan, momen, modulus elastisitas dan lendutan untuk beban dua titik persamaannya adalah :
∆= 24
3 − 4 → =
24 ∆ 3 − 4
1 =
→ 1
= 24∆
3 − 4 Sehingga,
= 3 − 4
24∆
Dengan menggunakan persamaan-persamaan diatas, dapat dihitung regangan tekan Ɛ
c
dan regangan tulangan tarik Ɛ
s
pada balok berdasarkan lendutan hasil percobaan.
Contoh Perhitungan pada Balok Normal : Menghitung letak garis netral y
1 2
+ ′ −
′ − +
= 0 1
2 150
+ 10226,2 − 10226,247 − 10226,2203 + 10226,2 = 0
75 + 4524 − 565500 = 0
+ 60,32 − 7540 = 0 y
1
= -122,082 mm y
2
= 61,762 mm Maka diambil y = 61,762 mm
Universitas Sumatera Utara
91
y e
εc εs
mm mm
mm
0.000 61.762
141.238 500
0.430 61.762
141.238 2228682.171
-0.0000634 0.00014492
1000 0.745
61.762 141.238
1286353.468 -0.0001098
0.00025109 1500
1.200 61.762
141.238 798611.1111
-0.0001769 0.00040443
2000 1.780
61.762 141.238
538389.5131 -0.0002623
0.00059991 2500
2.710 61.762
141.238 353628.5363
-0.0003994 0.00091334
3000 6.850
61.762 141.238
139902.6764 -0.0010095
0.00230864 3500
7.310 61.762
141.238 131098.9512
-0.0010773 0.00246367
4000 7.800
61.762 141.238
122863.2479 -0.0011496
0.00262881 4500
8.650 61.762
141.238 110789.9807
-0.0012748 0.00291529
5000 9.740
61.762 141.238
98391.51266 -0.0014355
0.00328265 5500
10.650 61.762
141.238 89984.35055
-0.0015696 0.00358934
6000 12.540
61.762 141.238
76422.1159 -0.0018481
0.00422632
P kg Regangan
tarik mm
Lendutan pengujian
Garis netral Jarak garis netral
ke tulangan tarik Jari-jari
kelengkungan Regangan
tekan
Universitas Sumatera Utara
92
y e
εc εs
mm mm
mm
0.000 61.762
141.238 0.0000000
0.0000000 500
0.550 61.762
141.238 1742424.242
-0.0000811 -0.0001854
1000 0.90
61.762 141.238
1064814.815 -0.0001326
-0.0003033 1500
1.640 61.762
141.238 584349.5935
-0.0002417 -0.0005527
2000 5.850
61.762 141.238
163817.6638 -0.0008622
-0.0019716 2500
6.870 61.762
141.238 139495.3906
-0.0010125 -0.0023154
3000 7.950
61.762 141.238
120545.0734 -0.0011717
-0.0026794 3500
9.010 61.762
141.238 106363.3000
-0.0013279 -0.0030366
4000 10.230
61.762 141.238
93678.72271 -0.0015077
-0.0034478 4500
11.460 61.762
141.238 83624.20012
-0.0016890 -0.0038623
5000 12.040
61.762 141.238
79595.79181 -0.0017744
-0.0040578
Regangan tarik
mm P kg
Lendutan pengujian
Garis netral Jarak garis
netral ke Jari-jari
kelengkungan Regangan
tekan
Universitas Sumatera Utara
93
0.0000634 0.0001098
0.0001769 0.0002623
0.0003994 0.0010095
0.0010773 0.0011496
0.0012748 0.0014355
0.0015696 0.0018481
0.0000811 0.0001326
0.0002417 0.0008622
0.0010125 0.0011717
0.0013279 0.0015077
0.0016890 0.0017744
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500
0.0005 0.001
0.0015 0.002
B e
b a
n P
K g
Regangan
Hubungan Beban dengan Regangan Beton εc pada Balok Bertulang Normal dan Hollow
Balok Beton Bertulang Normal
Balok Beton Bertulang Hollow
Universitas Sumatera Utara
94
0.00014492 0.00025109
0.00040443 0.00059991
0.00091334 0.00230864
0.00246367 0.00262881
0.00291529 0.00328265
0.00358934 0.00422632
0.0000000 0.0001854
0.0003033 0.0005527
0.0019716 0.0023154
0.0026794 0.0030366
0.0034478 0.0038623
0.0040578
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500
0.001 0.002
0.003 0.004
0.005
B e
b a
n P
K g
Regangan
Hubungan Beban dengan Regangan Tulangan Tarik εs pada Balok Beton Bertulang Normal dan
Hollow
Balok Beton Bertulang Normal
Universitas Sumatera Utara
Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara
95
4.6 Hubungan Tegangan-Regangan