Beton Segar Sifat beton

Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara 20

2.2.5 Styrofoam

Styrofoam atau plastik busa masih tergolong keluarga plastik. Bahan dasar Styrofoam adalah polisterin, suatu plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya dan murah tetapi cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut, polisterin dicampur dengan seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polisterin kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu. SulchanEndang, 2007

2.3 Sifat beton

2.3.1. Beton Segar

Adapun hal-hal penting yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar, yaitu: 1. Terminologi kelecakan workability Workability atau sering disebut dengan kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan segregation dan pendarahan bleeding. Ada 3 pengertian di sini, yaitu kompaktibilitas, mobilitas, dan stabilitas. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Kompaktibilitas, yaitu kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan. b. Mobilitas, yaitu kemudahan mengisi acuan dan membungkus tulangan. Universitas Sumatera Utara Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara 21 Beton dengan mobilitas yang baik umumnya mempunyai kompaktibilitas yang baik pula. Jadi umumnya cukup mengandalkan mobilitas. c. Stabilitas, yaitu kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa pemisahan. Paul Nugraha dan Antoni, 2007 Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar adalah: a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Semakin banyak air yang dipakai semakin mudah beton segar dikerjakan. b. Penambahan semen ke dalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap. c. Gradasi campuran pasir dan kerikil. d. Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai. e. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat. f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda. 2. Pemisahan kerikil segregasi Segregasi adalah bila kohesi tidak cukup untuk menahan partikel dalam suspensi. Campuran beton yang tersegregasi akan sukar ketika dituang dan tidak seragam sehingga kualitasnya jelek. Segregasi dapat terjadi karena turunnya butir- butir kerikil ke bagian bawah dari beton segar, atau terpisahnya butir-butir-butir kerikil dari campuran diakibatkan karena cara penuangan dan pemadatan yang salah. Segregasi tidak dapat diujikan sebelumnya, sehingga terjadi atau tidak Universitas Sumatera Utara Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara 22 terjadinya segregasi hanya dapat dilihat setelah semuanya terjadi. Faktor-faktor yang menyebabkan segregasi adalah: a. Ukuran partikel yang lebih besar dari 25 mm. b. Berat jenis agregat kasar yang berbeda dengan agregat halus. c. Kurangnya jumlah material halus dalam campuran. d. Bentuk butir yang tidak rata dan tidak bulat. e. Campuran yang terlalu basah atau terlalu kering. Paul Nugraha dan Antoni, 2007 3. Pemisahan air bleeding Bleeding adalah kecenderungan air campuran untuk memisahkan diri dari beton segar naik ke atas setelah dipadatkan. Keadaan ini dapat dilihat dengan terbentuknya lapisan air pada permukaan beton. Menurut Paul Nugraha dan Antoni 2007 ini dikarenakan berat jenis semen lebih dari 3 kali berat jenis air maka butir semen dalam pasta, terutama yang cair, cenderung turun. Pada beton yang normal dengan konsistensi yang cukup, bleeding terjadi secara bertahap dengan rembesan seragam pada seluruh permukaan. Sedangkan menurut Neville 1981:224 bleeding disebabkan oleh ketidakmampuan bahan padat campuran untuk menangkap air pencampur. Ketika bleeding sedang berlangsung, air campuran terjebak di dalam kantong-kantong yang terbentuk antara agregat dan pasta semen matriks. Sesudah terjadinya bleeding dan beton mengeras, kantong- kantong tersebut menjadi kering ketika perawatan dalam keadaan kering. Akibatnya apabila ada tekanan, kantong-kantong tersebut menjadi penyebab Universitas Sumatera Utara Teknik Sipil – Universitas Sumatera Utara 23 mudahnya retak pada beton, karena kantong-kantong hanya berisi udara dan bahan lembut semacam debu halus.

2.3.2. Beton Keras