Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-3
1. Kualitas lahan tanah
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa, di Kabupaten Kulonprogo dilakukan
pemantauan sifat fisik maupun mikrobiologi tanah. Sifat fisik tanah merupakan sifat-sifat yang menggambarkan keadaan fisik tanah yang lebih mencerminkan fungsi tanah
sebagai bahan penapis penyaring. Untuk tahun 2014 dilakukan pemantauan kerusakan lahan kering akibat erosi air pada lokasi yang sama dengan tahun
sebelumnya yaitu di Sidomulyo Pengasih. Hasilnya masih sama dengan tahun 2012, dan 2013 yakni besaran erosi pada tebal tanah 20 - 50 cm adalah 2 mm10 tahun.
Dan untuk pemantauan kerusakan tanah di lahan kering untuk produksi biomassa dilakukan di Kecamatan Nanggulan yang terdiri dari 12 dua belas lokasi pada lahan
pertaniansawah. Sedangkan untuk lahan basah, di Kabupaten Kulonprogo tidak terdapat lahan basah gambut.
Gambar 2.2. Foto Pengambilan sampel tanah sawah di Kecamatan Nanggulan
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-4
Adapun hasil uji laboratorium kualitas tanahnya disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2 Hasil Pemantauan Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2014
No. Para
meter Ambang
Kritis PP
1502000 Hasil Pengamatan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1. Ketebalan
Solum 20 cm
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
2. Kebatuan
Permukaa n
40 1
3. Komposisi
Fraksi 18
koloid; 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 80
pasir kuarsatik
4. Berat Isi
1,4 gcm
3
1,35 1,71
1,27 1,58
1,56 1,24
1,78 1,88
1,81 1,71
1,78 1,68
5. Porositas
Total 30 ;
70 34,3
3 20,3
7 40,1
26,7 6
26,6 9
39,9 5
10,7 5
10,4 9
19,2 4
20,2 8
16,5 9
21,8 5
6. Derajat
Pelulusan Air
0,7 cmjam;
8,0 cmjam
0,12 0,02
0,1 0,31
0,42 0,9
0,82 0,05
0,05 0,08
1,57 2,98
7. pH H
2
O 1 : 2,5
4,5 ; 8,5
7,14 6,96
6,9 6,81
6,79 6,84
7,22 7,29
7,55 7,58
7,57 7,42
8. Daya
Hantar Listrik
DHL 4,0
mScm 47
94,3 96
121, 4
130, 8
133, 5
128, 7
5,34 165,
6 177
123, 2
92,5 9.
Redoks 200 mV
213 215
209 209
205 36
66 85
81 33
46 90
10. Jumlah
Mikroba 10
2
cfug tanah
4200 000
5400 000
4100 000
2700 000
2450 000
1950 000
2420 000
2230 000
3550 000
4100 000
2950 000
2140 000
Keterangan : warna merah muda tanda melebihi ambang kritis sesuai dengan PP No. 150 Tahun 2000 tentang Kriteria Kerusakan Tanah untuk
Produksi Biomassa Sumber : BLH DIY, 2014
Untuk setiap parameter yang dipantau sesuai dengan kriteria sifat fisik tanah pada Peraturan Pemerintah Nomor : 150 tahun 2000 dapat dijelaskan dalam gambar grafik
sebagai berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-5
- Ketebalan Solum
Pada semua lokasi pemantauan 100 mempunyai ketebalan solum tanahnya 20 cm, sehingga termasuk dalam kriteria baik. Karena solum
yang tebal membuat akar tanaman berkembang dengan baik dan dapat menguatkan batang tanaman.
Gambar 2.3. Grafik Ketebalan Solum Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
- Kebatuan Permukaan
Semua lokasi yang dipantau di luar ambang kritis karena tidak terdapat kebatuan di permukaan. Tanah ini termasuk kedalam klasifikasi masih baik
atau tidak banyak penghalang untuk pertumbuhan akar dan peresapan air tanah.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-6
Gambar 2.4. Grafik Kebatuan Permukaan Tanah di Nanggulan Kulonprogo
Tahun 2014 -
Komposisi Fraksi Seluruh lokasi pemantauan di Nanggulan Kulonprogo, nilai komposisi
fraksinya tidak berada pada ambang kritis yaitu 18, sehingga pada lokasi ini kemampuan tanah mengikat unsur hara maupun air tinggi. Penyimpan
dan penyedia hara terletak pada koloid tanah yang merupakan gabungan dari koloid organik dan clay, sedangkan perbandingan fraksi tanah pasir,
debu, lempung menentukan tekstur tanah yang berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam mengikat unsur hara maupun air dan berhubungan
dengan derajat kelulusan air permeabilitas.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-7
Gambar 2.5. Grafik Komposisi Fraksi Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
- Berat Isi
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa berat isi tanah di Nanggulan Kulonprogo lebih dari 1,4 gcm
3
dan berdasarkan kriterianya kritis atau menuju rusak. Hal ini disebabkan daerah ini memiliki struktur blocky atau
lebih banyak pemampatan pada tanah sehingga volume tanah dan volume pori lebih sedikit.
Gambar 2.6.. Grafik Berat Isi Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-8
- Porositas Total
Porositas total tanah masih dalam kondisi baik, yaitu 40. Semakin porus tanah maka semakin cepat tanah meloloskan air.
Gambar 2.7. Grafik Porositas Total Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
- Derajat Pelulusan Air
Terdapat dua lokasi pemantauan yang nilai derajat pelulusan airnya berada pada ambang kritis yakni 0,7 cmj dan 8,0 cmj.
Gambar 2.8. Grafik Derajat Pelulusan Air Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-9
- pH
Kadar keasaman pH sangat mempengaruhi kesuburan tanaman. Nilai derajat keasaman pH tanah pada semua lokasi pemantauan normal
meskipun pada kondisi relatif basa berkisar pada nilai 7,63 – 8,28.
Gambar 2.9.. Grafik Derajat Keasaman pH Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
- Daya Hantar Listrik DHL
Nilai DHL sangat dipengaruhi oleh kondisi garam terlarut. Semakin pekat kondisi tanah dengan air yang terlarut maka semakin tinggi DHL tanah
tersebut. Nilai DHL mempunyai korelasi dengan kondisi koloid tanah. Semakin tinggi nilai DHL semakin cepat reaksi pertukaran ion dan memiliki
potensi daya serap yang tinggi. Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa nilai DHL diatas 4 mScm, dan
termasuk dalam kategori kurang baik, karena tanah pada kondisi banyak air. Kondisi DHL tinggi dapat mengakibatkan percepatan pembusukan akar
tanaman.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-10
Gambar 2.10. Grafik Daya Hantar Listrik Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
- Redoks
Nilai potensial redoks antara -88 mV terlemah sampai -107 mV kondisi redoks terkuat. Nilai ambang kritis sesuai peraturan adalah 200 mV. Jadi
nilai redoks pada semua titik pemantauan berada pada ambang kritis rusak.
Gambar 2.11. Grafik Redoks Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-11
- Jumlah Mikroba
Berdasar hasil pengukuran di laboratorium semua hasil sampel tanah menunjukkan nilai di atas rata-rata yang telah ditetapkan. Kriteria baku
masuk kedalam kriteria tidak kritis atau populasi mikroba sangat banyak dari setiap sampel yang diambil.
Gambar 2.12. Grafik Jumlah Mikroba Tanah di Nanggulan Kulonprogo Tahun 2014
2. Tutupan lahan