Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-94
f. Logam Nikel Ni
Hasil pengukuran Nikel air laut pada dua periode menunjukkan kandungan nikel yang melampaui ambang batas 0,075mgL, yaitu berkisar antara 0,0408
– 0,1273 mgL. Konsentrasi nikel pada periode April lebih rendah daripada bulan Agustus. Hal
ini menunjukkan bahwa kadar nikel air laut terpengaruh oleh musim. Pada musim kemarau tidak ada hujan sehingga tidak terjadi pengenceran air laut, akibatnya air
laut bertambah pekat. Kadar nikel yang melampaui ambang batas pada air laut di Kulonprogo kemungkinan bersumber dari limbah industri, pembakaran sampah dan
bahan bakar minyak. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel dan gambar grafik berikut :
Tabel 2.53. Kandungan Nikel Ni Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan
Bulan Baku Mutu
April Agustus
Pantai Glagah mgL
0,0408 0,1273
0,075 Pantai Trisik
mgL 0,0493
- 0,075
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket : tidak sesuai dengan Baku Mutu
Gambar 2.65. Grafik Fluktuasi Kadar Nikel di Kulonprogo Tahun 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-95
g. Logam Seng Zn
Hasil pengukuran Seng air laut pada dua periode menunjukkan kandungan seng yang masih berada di bawah ambang batas 0,095 mgL, yaitu antara 0,0097
– 0,0292 mgL. Kandungan seng pada periode Agustus relatif lebih tinggi daripada
periode April. Kemungkinan hal ini disebabkan pada musim kemarau banyak terjadi penguapan air laut, sehingga kadar air laut menjadi lebih pekat. Fluktuasi kadar
seng dapat dilihat dalam gambar berikut : Tabel 2.54. Kandungan Seng Zn Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan
Bulan Baku Mutu
April Agustus
Pantai Glagah mgL
0,0097 0,0292
0,095 Pantai Trisik
mgL 0,0145
- 0,095
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014
h. Logam Air Raksa Hg
Kandungan air raksa dalam air laut di Kulonprogo dalam dua periode pemantauan adalah antara
≤ 0,00003 – 0,3 mgL, dimana sebagian besar telah melampaui baku mutu 0,002 mgL. Data lebih lengkap dalam tabel berikut :
Tabel 2.55. Kandungan Air Raksa Hg Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014
Lokasi Satuan
Bulan Baku Mutu
April Agustus
Pantai Glagah mgL
0,24 ≤ 0,00003
0,002 Pantai Trisik
mgL 0,3
- 0,002
Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket : tidak sesuai dengan Baku Mutu
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-96
Kadar air raksa melampaui baku mutu terukur pada periode pemantauan April. Rata-rata kadar Hg pada pemantauan bulan April lebih tinggi daripada bulan
Agustus. Seperti diketahui bahwa deposit air raksa tertinggi adalah di dalam tanah, sehingga kadar air raksa tinggi pada musim penghujan berasal dari sungai yang
membawa material darat hingga berakhir di laut. Hal ini menunjukkan bahwa laju sedimentasi di sungai tinggi atau kurangnya tutupan vegetasi di daerah aliran
sungai. Fluktuasi konsentrasi Hg air laut di Kulonprogo dapat dilihat dalam grafik berikut :
Gambar 2.66. Grafik Konsentrasi Hg Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014 Laut merupakan badan air terakhir yang menampung pelepasan Hg, baik yang
berasal dari proses pelepasan batu-batuan, maupun aktivitas industri dan pertanian.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-97
Terumbu Karang, Padang Lamun dan Mangrove
Gambar 2.67. Tanaman Mangrove di Sempadan Sungai Jangkaran Temon Pada perairan laut di wilayah Kabupaten Kulonprogo tidak terdapat terumbu karang
dan padang lamun. Sedangkan untuk mangrove terdapat di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon sebagai berikut :
Tabel 2.56. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove
No. Lokasi
Luas Persentase
Kerapatan
1. Pasir Mendit, Jangkaran
6 60
10000 2.
Pasir Kadilangu, Jangkaran
1,5 50
10000 3.
Nglawang, Jangkaran 0,57
40 10000
Jumlah 8,4
Catatan : Total terdapat 8.4 data dari penelitian Yayasan Kanopi – ekspose hasil kegiatan
2014, dasar Citra Landsat 2013. Data persentase dan kerapatan mengacu pada data 2013. Penambahan 1 ha cenderung di Pasir Mendit seiring dengan penanaman yang meningkat di
Pasir Mendit.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-98
Jika dibandingkan dengan Kriteria Baku Kerusakan Mangrove sesuai Kep.Men LH No. 201 Tahun 2004, kondisi tutupan mangrove di Kabupaten Kulon Progo dalam kriteria baik
– sedang.
Gambar 2.68. Peta Penggunaan Lahan Desa`Jangkaran Temon Selain itu Pemerintah Kabupaten Kulonprogo juga membentuk Forum DAS Serang
untuk memudahkan koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta membentuk Kelompok Kerja Pengelolaan Mangrove dan Sempadan Pantai. Pembentukan
forum dan kelompok kerja tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Kulonprogo. Dengan demikian pengendalian pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut dapat
ditingkatkan.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-99
F. Iklim Suhu Udara
Data suhu udara diambil dari 2 stasiun, yaitu Stasiun Pengamatan Cuaca Wates 50 m dpal yang berada pada koordinat 7°51’ 23” LS dan 110° 9’ 26” BT, mempresentasikan kondisi
suhu di DAS Serang, dan Stasiun Pengamatan Cuaca Tegal 180 m dpal yang terletak pada koordinat 7° 40’ 40” LS dan 110° 14’ 30” BT, Kecamatan Kalibawang, untuk
mempresentasikan kondisi suhu di DAS Progo. Data yang diambil berasal dari pengumpulan data yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Balai PSDA, Dinas PUP-
ESDM DIY. Tabel 2.57.
Data Suhu Bulanan di Kulonprogo Tahun 2014
Nama Stasiun
Bulan Jan
Feb Mar
Apr Mei
Juni Juli
Agt Sep
Okt Nov
Des
Wates 28,23 27,59 27,95 27,63 26,89 27,52 27,6
27,56 27,35 27,47 27,45 27,35 Tegal
24,75 24,77 24,85 25,15 25,54 25,28 24,81 24,14 25,04 25,35 25,17 25,28
Variasi suhu pada stasiun yang sama dengan waktu yang berbeda nampak tidak terlalu berbeda jauh, baik itu pada data suhu maksimum, suhu minumum ataupun rerata. Akan
terdapat perbedaan yang cukup menyolok jika dilihat dari masing-masing stasiun. Suhu di Stasiun Wates, cenderung lebih tinggi, daripada suhu pada Stasiun Tegal. Hal ini sekaligus
mengindikasikan adanya variasi suhu jika dibandingkan dengan tinggi permukaan tanah. Stasiun Wates berada pada lokasi yang lebih rendah daripada Stasiun Tegal.
Curah Hujan
Di Kabupaten Kulonprogo curah hujan rata-rata per tahunnya mencapai 1.998,66 mm, dengan rata-rata hari hujan hh sebanyak 105 hari hujan per tahun. Pola hujan ini tidak
terdistribusi secara merata sepanjang tahun. Curah hujan tinggi terjadi pada awal-awal tahun, yaitu pada Bulan Januari sampai April. Di pertengahan tahun, mulai pada Bulan Juni