Sulfida Krom Bakteri Koli Tinja dan Koli Total

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-36 Gambar 2.25 Grafik Pengukuran COD pada Sungai Serang Tahun 2014 Parameter COD terlihat cenderung berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam kelas II, yaitu 25 mgl. Nilai yang melebihi baku mutu terdapat di titik S3 pada bulan April dan Juli. Angka tertinggi untuk parameter COD di sungai Serang mencapai 53,2 mgl.

d. Nitrit

Gambar 2.26 Grafik Pengukuran Nitrit pada Sungai Serang Tahun 2014 Parameter Nitrit terlihat cenderung berada di atas baku mutu yang ditetapkan dalam kelas II, yaitu 0,06 mgl. Angka tertinggi untuk parameter Nitrit di Sungai Serang mencapai 0,6 mgl.

e. Sulfida

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-37 Gambar 2.27. Grafik Pengukuran Sulfida pada Sungai Serang Tahun 2014 Parameter Sulfida terlihat semua berada di atas baku mutu yang ditetapkan dalam kelas II, yaitu 0,002 mgl. Angka tertinggi untuk parameter Sulfida di Sungai Serang mencapai 0,124 mgl. Sulfida merupakan gas yang sangat beracun dan berbau busuk, sehingga apabila terdapat dalam air akan mempengaruhi tingginya kadar keasaman dan menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa logam.

f. Krom

Gambar 2.28 Grafik Pengukuran Krom pada Sungai Serang Tahun 2014 Parameter Krom terlihat sebagian besar berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam kelas II, yaitu 0,05 mgl. Tetapi terlihat pada bulan September semua nilai pengukuran menunjukkan bahwa nilai parameter krom jauh dari garis baku mutu. Angka tertinggi untuk parameter Krom di sungai Serang mencapai 0,12 mgl. Air dengan Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-38 kadar Krom untuk budidaya sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya maupun perikanan, hal ini disebabkan karena kadar krom dapat menyerang daya tubuh makluk hidup sehingga tidak dapat melawan virus yang menyerang mahluk hidup tersebut.

g. Bakteri Koli Tinja dan Koli Total

Gambar 2.29 Grafik Pengukuran Koli Tinja pada Sungai Serang Tahun 2014 Parameter bakteri koli total dan Koli tinja merupakan parameter yang paling besar memberikan kontribusi kepada pencemaran air sungai yang ada, hal ini karena angka yang dicapai sangat jauh dari baku mutu kelas II yang dtetapkan, yaitu 1000 JPT100 ml. Angka tertinggi mencapai ratusan ribu bahkan jutaan. Tingginya angka bakteri koli tinja ini dimungkinkan karena kotoran yang disebabkan karena perilaku manusia yang masih melakukan dan belum berubah untuk stop BABs dan juga limbah dari kotoran hewan. Dampak dari tingginya angka bakteri koli tinja ini dapat menyebabkan diare, gatal-gatal dan dapat menimbulkan penyakit kulit yang lain. Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-39 Gambar 2.30 Grafik Pengukuran Total Koli pada Sungai Serang Tahun 2014 Analisa Metode Storet Berdasarkan perhitungan dengan metode Storet dan dikaitkan dengan kategori air sungai kelas II untuk semua titik pantau, menunjukkan bahwa Sungai Serang mulai dari hulu hingga hilir tergolong tercemar berat. Perhitungan dengan Metode Storet berkisar antara -88 hingga -102, dimana nilai ini jauh melampaui batas minimal dari kategori cemar berat ≤-31. Tabel 2.14. Hasil Analisis Status Mutu Air Sungai Serang dengan Metode Storet No. Kode Lokasi Skor Status Mutu Air 1. S-1 Bendung Pengasih Kulonprogo -89 Tercemar berat 2. S-2 Jembatan Grahulan Wates Kulonprogo -88 Tercemar berat 3. S-3 Jembatan Glagah Karangwuni -102 Tercemar berat Sumber : Hasil olah data 2014 Nilai terendah -88 berada di lokasi titik pantau S-02 Jembatan Grahulan Wates Kulonprogo dan nilai tertinggi -102 berada wilayah hulu sungai yakni di lokasi titik pemantauan S-03 Jembatan Glagah Kulonprogo. Parameter yang memberikan kontribusi skor negatif pada setiap lokasi titik pantau adalah : Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-40 1. bakteri coli tinja 2. bakteri total coli 3. BOD 4. COD 5. Klorin bebas 6. deterjen 7. Sulfida 8.Minyak-lemak 9.Nitrit Parameter-parameter tersebut konsentrasinya hampir merata pada titk lokasi pemantauan dengan kadar telah melebihi baku mutu. Melihat kesetaraan jenis dan kadar kadar polutan hal ini mengindikasikan adanya persebaran jenis pencemaran yang merata dan sejenis sejak dari hulu hingga hilir. Pada lokasi titik pantau S-01 dan S-03 yang memiliki skor -89 dan -102 pada hakekatnya dapat dikategorikan sama, karena hanya ada perbedaan 13 poin. Sepintas memberikan indikasi bahwa beban polutan sempat mengalami penurunan pada lokasi titik pantau S-02 yakni -88. Banyak hal atau faktor yang memungkinkan berpengaruh sehingga kadar polutan naik-turun. Faktor alam dan aktivitas manusia yang secara terus menerus senantiasa berubah telah mengakibatkan terjadinya perubahan beban pencemaran. Sembilan parameter di atas memberi kontribusi negatif dalam perhitungan status mutu air. Seperti halnya yang terjadi pada Sungai Progo dan anak Sungai Progo, sebenarnya secara geografis bahwa Sungai Serang masih dalam satu wilayah geografis dengan Sungai Progo. Artinya pengaruh secara umum diperkirakan memiliki kesamaan. Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-41 PETA STATUS MUTU AIR SUNGAI SERANG DIY TAHUN 2014 Sumber: 3. Peta Rupabumi Digital Skala 1:25.000Tahun 2003 4. Pengukuran Lapangan Tahun 2011 Cemar berat Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-42 Gambar 2.31. Peta Status Mutu Air Sungai Serang pada Masing-masing Titik Pantau Tahun 2014 Pengukuran Debit Sungai Pengukuran debit aliran dilakukan di Sungai Serang, berdasarkan perhitungan dengan metode area velocity diketahui debit Sungai Serang tahun 2014 tersaji dalam tabel 15 dibawah ini : Tabel 2.15. Debit Sungai Serang Tahun 2014 Titik Pantau Pengukuran Debit Koordinat LatLot Debit m³ detik X Y April Mei Juli Sept. Okt. 1 Bendung Pengasih 110.1620 -7.8227 3,88 1,25 2,773 1,227 2,49 2 Jembatan Grahulan 110.1633 -7.8669 4,96 6,72 3,128 0,821 1,36 3 Jembatan Glagah 110.0843 -7.9086 28 8,9 14,16 3,943 0,66 Sumber : Pengukuran Lapangan, 2014 Debit sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi morfologi sungai. Kondisi sungai di hulu mempunyai lebar sungai relatif kecil semakin mendekati laut semakin lebar dan semakin landai. Ketinggian air sungai sangat mempengaruhi debit yang dihasilkan. Berdasarkan perhitungan debit rata-rata di Sungai Serang sebesar 5.61 m³detik. Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-43 Gambar 2.32. Foto Pengukuran Debit Sungai Serang

2. Kualitas Air Tanah Sumur