Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-15
4. Lahan kritis
Melalui program-program urusan kehutanan yang dilaksanakan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dapat menurunkan luas lahan kritis sebesar 2,84 , sehingga luas lahan
kritis pada tahun 2014 sebesar 5.107,52 Ha yang sebelumnya tahun 2013 sebesar 5.257,00 Ha. Salah satu program tersebut adalah OBIT One Billion Indonesian Trees
dan yang paling penting adalah pemberdayaan masyarakat. Penurunan luas lahan kritis disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.4. Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013
– 2014
No. Kecamatan
Luas Lahan Kritis Ha Tahun 2013
Tahun 2014 Perubahan
1. Temon
756,56 743,38
1,74 2.
Wates 296,87
292,64 1,42
3. Panjatan
663,50 655,45
1,21 4.
Galur 727,45
704,50 3,15
5. Lendah
170,75 168,27
1,45 6.
Sentolo 471,67
461,36 2,18
7. Pengasih
267,72 256,75
4,09 8.
Kokap 197,12
185,68 5,80
9. Nanggulan
118,50 107,56
9,23 10.
Girimulyo 484,96
470,35 3,01
11. Samigaluh
478,00 460,01
3,76 12.
Kalibawang 623,90
601,57 3,57
Jumlah 5.257,00
5.107,52 2,84
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2014
Disamping itu untuk mengetahui penurunan luas lahan kritis di Kabupaten Kulonprogo tahun 2012
– 2014, serta lokasi lahan kritis dapat dilihat pada gambar berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-16
Gambar 2.15. Grafik Penurunan Luas Lahan Kritis di Kabupaten Kulonprogo
Tahun 2012-2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-17
Gambar 2.16. Peta Lahan Kritis dan Penghijauan di Kabupaten Kulonprogo
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-18
B.
Keanekaragaman Hayati
Kabupaten Kulonprogo terdiri atas empat ekosistem dataran tinggi, dataran rendah, pantai berpasir, dan ekosistem karst bukit kapur. Wilayah Kabupaten Kulonprogo
didominasi oleh ekosistem dataran tinggi seluas 33.815,8 Ha. Keanekaragaman hayati tersebar pada wilayah-wilayah ekosistem dataran tinggi seperti Kecamatan Kalibawang
koordinat UTM : 416955 - 418738 mT, Kecamatan Samigaluh 409365 - 411741 mT, dan Kecamatan Kokap 402698
– 405008 mT. Penggunaan lahan yang masih alami memberikan dampak terhadap tingkat keanekaragaman hayati di daerah tersebut. Menurut
Peta Kemelimpahan Flora dan Fauna Kabupaten Kulonprogo yang dikeluarkan oleh BLH Provinsi DIY, Kecamatan Samigaluh memiliki jumlah familia flora terbanyak yaitu ± 40
familia, antara lain : durian, manggis, jati, beringin, randu alas, klayu, gedoya, aren dll, sedangkan fauna ± 25 familia antara lain burung pemakan serangga dan buah seperti :
trocokan Pycnonotus goavier, kutilang Pycnonotus aurigaster dan pentet Lanius schah, juga jenis burung yang dilindungi yaitu gelatik jawa Padda oryzivora, karena masih
mempunyai kawasan hutan atau hutan masyarakat yang cukup luas sehingga masih mampu menyediakan daya dukung bagi konservasi satwa liar. Di lokasi dataran tinggi lain
yaitu di Kecamatan Girimulyo terdapat penangkaran rusa Cervus timorensis. Pada ekosistem dataran tinggi juga terdapat ekosistem karstbukit kapur yang memiliki
karakter yang spesifik baik flora maupun faunanya. Ekosistem karst menempati wilayah terkecil hanya 673,35 Ha 1,2 yang terdiri atas Formasi Jonggrangan yang mengandung
batuan gamping. Karena luas ekosistem karst ini hanya relatif kecil maka ekosistem yang berkembangpun kecil terutama ekosistem yang terdapat di luar gua, antara lain flora : pule,
beringin, jati, dll. Sedangkan fauna antara lain : kera ekor panjang Macaca fascicularis yang jumlahnya cukup banyak dan dirasakan oleh masyarakat sebagai hama, karena
sering mengganggu dan merusak tanaman budidaya terutama pada musim kemarau karena persediaan makanan di habitatnya sangat sedikithabis.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-19
Sedangkan pada ekosistem pantai berpasir juga terdapat keanekaragaman hayati yang terletak di Pantai Glagah dan Congot Temon, serta Trisik Galur. Ekosistem ini
sangat menguntungkan masyarakat setempat karena dapat difungsikan sebagai lahan pertanian kering cabe, semangka, melon sehingga memberikan dampak positif bagi
keanekaragaman hayati. Disamping itu juga terdapat tanaman mangrove, waru laut, pandan dan cemara udang. Sedangkan untuk fauna yang terdapat di ekosistem pantai ini
antara lain adalah penyu yang dikonservasi oleh masyarakat setempat.
Gambar 2.17. Keanekaragaman Hayati di Pantai Selatan Kulonprogo
Waduk Sermo sebenarnya merupakan suatu ekosistem perairan tawar. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut hanya memiliki fauna saja sedangkan floranya adalah
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-20
fitoplankton, dengan keanekaragaman yang rendah ± 15 genus yang berfungsi sebagai produsen.
Di perairan Waduk Sermo, Kabupaten Kulonprogo hanya ditemukan 18 genus zooplankton; 4 genus bentos dan hanya 6 spesies ikan ikan air tawar. Angka yang
diperoleh menunjukkan kekayaan jenis yang sangat terbatassedikit. Untuk jenis ikan yang hidup di perairan waduk Sermo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5. Jenis Ikan di Waduk Sermo
No. Nama Lokal
Spesies Familia
Populasi
1. Sepat
Tricogaster sp. Cycliidae
+++ 2.
Nila Oreochromis niloticus
Cycliidae ++++
3. Mujair
Oreochromis mossambicus Cycliidae
+++ 4.
Sidat Anguilla
+ 5.
Udang Galah Macrobrachium rossenbergii
+++ 6.
Udang Metapenaeus
++ 7.
Tombro Cyprinus carpio
Cyprinidae ++++
Sumber : Atlas Kehati DIY, Tahun 2009 Ekosistem dataran rendah di Kabupaten Kulonprogo menempati daerah selatan dan
sedikit wilayah barat tepatnya di Kecamatan Sentolo. Ekosistem dataran rendah yang berada di sebelah timur Kabupaten Kulonprogo merupakan rangkaian perbukitan lipatan
antiklinal dan sinklinal yang telah mengalami pengikisan. Penggunaan lahan pada ekosistem ini mulai beragam dari kegiatan pertanian sawah, tegalan, kebun campur
hingga permukiman. Berkembangnya Kecamatan Wates dan Pengasih sebagai wilayah Perkotaan Wates dan Sentolo sebagai kawasan peruntukan industri serta Temon sebagai
Kawasan Ekonomi Khusus KEK menuntut adanya perkembangan infrastruktur yang kemudian menggeser penggunaan lahan alami dan mengurangi tingkat keanekaragaman
hayati di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Jumlah dan jenis flora dan fauna yang diketahui
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-21
dan dilindungi di Kabupaten Kulonprogo harus menjadi perhatian dari berbagai pihak agar ketersediaan flora dan fauna tersebut tetap lestari.
Tabel 2.6. Persentase Luas Ekosistem di Kabupaten Kulonprogo
No. Ekosistem
Luas
1. Ekosistem dataran tinggi
58,2 2.
Ekosistem dataran rendah 37,0
3. Ekosistem pantai berpasir
3,7 4.
Ekosistem karst 1,2
Sumber : Atlas Kehati Provinsi DIY, tahun 2009
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-22
C.
Air
Wilayah Kabupaten Kulonprogo menjadi bagian dari beberapa wilayah DAS, meskipun tidak ada DAS yang utuh di dalam wilayah Kabupaten Kulonprogo. DAS yang
melewati wilayah Kabupaten Kulonprogo adalah DAS Bogowonto, DAS Serang dan DAS Progo. DAS Progo merupakan DAS yang paling luas, yaitu meliputi 31.163,774 Ha atau
53,16 dari luas Kabupaten Kulonprogo yang sekaligus mengindikasikan sebagai DAS yang paling banyak menjadi mensuplai air, baik itu ke dalam bentuk air permukaan
maupun air tanah. Luas DAS Serang lebih kecil, namun tetap saja kontribusinya terhadap sumber air di wilayah Kabupaten Kulonprogo sangat penting, karena luasannya mencakup
24.152,86 Ha atau 41,20 dari total luas Kabupaten Kulonprogo. DAS Bogowonto hanya mencakup 3.310,878 Ha atau 5,65 saja, selain itu keluaran dari air yang masuk ke DAS
Bogowonto ini berada diluar wilayah Kabupaten Kulonprogo. Tabel 2.7.
Luas Daerah Aliran Sungai di Kulonprogo
DAS Luas Ha
DAS Serang 24.152,86
41,20 DAS Bogowonto
3.310,878 5,65
DAS Progo 31.163,774
53,16
Total 58.627,512
100,00
Sumber : Buku Neraca Sumber Daya Alam Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-23
Gambar 2.18. Peta Daerah Aliran Sungai DAS
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab II-24
1. Kualitas Air Sungai