Gejala Kecemasan Pembahasan .1 Karakteristik Demografi Responden

5.2 Pembahasan 5.2.1 Karakteristik Demografi Responden Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung berada dalam rentang usia 55 tahun. Hurlock 2002, pada usia tengah 41-60 tahun adalah usia tidak produktif lagi. Pada usia ini sering kali menimbulkan stres. Pendidikan terbanyak pendidikan Sekolah Menengah Atas yaitu 16 orang 42,1 . Tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan, sesuai pendapat Notoatmodjo 2003 yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi. Dengan demikian responden yang berpendidikan tinggi memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan menengah. Seseorang yang tingkat pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam menghadapi masalah sehingga akan berdampak pada penurunan tingkat kecemasan. Pekerjaan terbanyak pada wiraswasta yaitu 13 orang 34,2. Sesuai dengan pendapat Notoadmojo 2003 bahwa pekerjaan akan mempengaruhi penghasilan. Menurut Hawari 2001 kehilangan pekerjaan berakibat terjadinya pengangguran akan berdampak pada gangguan kesehatan bahkan sampai pada kematian.

5.2.2 Gejala Kecemasan

Hasil penelitian terhadap responden yang menggambarkan tentang gejala kecemasan berdasarkan nilai rata-rata tiga tertinggi pada pasien yang Universitas Sumatera Utara akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu merasa kurang tersiksa di dukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 2,44 yang menunjukan nilai angkaskor berada pada rentang kurang dengan standar deviasi 0,92, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Selanjutnya gejala kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu kurang tidak bernasib baik didukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 2,44 yang menunjukkan angkaskor berada pada rentang kurang dengan standar deviasi 0,89, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Dan gejala kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu kurang terganggu didukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 2,36 yang menunjukkan angkaskor berada pada rentang kurang dengan standar deviasi 0,94, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Berdasarkan gejala kecemasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung kurang terganggu, kurang tidak bernasib baik dan kurang tersiksa dilakukannya tindakan kateterisasi jantung. Menurut Riyadi 2009, sumber koping dapat membantu individu mengurangi dan mengatasi masalah. Sumber koping tersebut dapat berupa keadaan ekonomi keluarga, dukungan keluarga atau sosial, kemampuan meyelesaikan masalah dan keyakinan agama dan budaya. Dengan adanya sumber koping yang dimiliki pasien dapat mengendalikan perasaan cemas yang dimilikinya sehingga dalam menjalani tindakan kateterisasi jantung pasien kurangtidak terlalu tersiksa, tidak terlalu terganggu dan tidak merasa mendapat nasib yang tidak baik. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya hasil penelitian terhadap responden yang menggambarkan tentang gejala kecemasan berdasarkan nilai rata-rata tiga terbawah pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu kurang santai didukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 1,07 yang menunjukkan angkaskor berada pada rentang kurang dengan standar deviasi 0,67, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Selanjutnya gejala kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu kurang senang didukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 1,00 yang menunjukkan angkaskor berada pada rentang kurang, dengan standar deviasi 1,01, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Dan gejala kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung yaitu tidak sama sekali gembira didukung dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,34 yang menunjukkan angkaskor berada pada rentang tidak sama sekali, dengan standar deviasi 1,78, nilai maksimum 3 dan nilai minum 0. Berdasarkan gejala kecemasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien yang akan menjalani tindakan kateterisasi jantung kurang santai, kurang senang dan tidak sama sekali gembira dilakukannya tindakan kateterisasi jantung. Menurut Kaplan dan Sadock 2010, pengalaman awal pasien dalam pengobatan merupakan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan bahkan menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari. Sehingga pasien yang akan Universitas Sumatera Utara menjalani kateterisasi jantung kurang santai, kurang senang dan tidak sama sekali gembira dilakukannya tindakan kateterisasi jantung.

5.2.3 Tingkat Kecemasan