Keterbatasan Penelitian Saran PENUTUP

anggaran menunjukkan hasil lebih dari 1, artinya bahwa laju pertumbuhan PDRB sangat elastis, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dan struktur PAD pemerintah daerah di eks Karesidenan Surakarta akan semakin baik.

B. Keterbatasan Penelitian

Dari kriteria-kriteria yang dijadikan tolak ukur analisis kinerja pemerintah daerah dalam menghadapi otonomi daerah hanya beberapa kriteria saja yang digunakan dalam mengnalisis penelitian. Sehingga ada kriteria yang tidak digunakan dalam pembuktian analisis penelitian ini, karena adanya keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh : 1. Adanya keterbatasan waktu penelitian 2. Kemampuan yang terbatas dalam pengumpulan data Diharapkan penelitian berikutnya dapat lebih banyak menganalisis kriteria-kriteria yang ada sebagai tolak ukur sehingga dapat melengkapi hasil penelitian sebelumnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencapai suatu kemandirian daerah di seluruh kabupatenkota di eks Karesidenan Surakarta perlu adanya usaha untuk mengurangi ketergantungan atas bantuan sumber dana ekstern. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan asli daerahnya secara intensifikasi dan ekstensifikasi. 1. Secara intensifikasi yaitu dengan cara memperbaiki kinerja pengelolaan pemungutan pajak antara lain : a. Pendataan kembali wajib pajak dan obyek pajak yang sudah ada dalam rangka penggalian potensi daerah. b. Melakukan perhitungan efisiensi dan efektifitas pemungutan pajak, sehingga biaya pemungutan dapat diperhitungkan sebelumnya. c. Meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan sehingga kebocoran dapat dikurangi. 2. Secara ekstensifikasi pemerintah daerah di eks Karesidenan Surakarta perlu mengidentifikasi potensi daerah sehingga ada peluang-peluang baru untuk sumber penerimaan daerah dapat dicari. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdul Halim. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Anita Wulandari. 2001. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah: Studi Kasus Kota Jambi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. JKAP MAP-UGM. Vol. 5.November. Anonim, 2004-2006. Boyolali Dalam Angka. BPS. Boyolali. Anonim, 2004-2006. Karanganyar Dalam Angka. BPS. Karanganyar. Anonim, 2004-2006. Klaten Dalam Angka. BPS. Klaten. Anonim, 2004-2006. Sragen Dalam Angka. BPS. Sragen. Anonim, 2004-2006. Sukoharjo Dalam Angka. BPS. Sukoharjo. Anonim, 2004-2006. Wonogiri Dalam Angka. BPS. Wonogiri. Anonim, 2004-2006. Jawa Tengah Dalam Angka. BPS. Wonogiri. Anonim, 2007. Produk Domestik Regional Bruto KabupatenKota Di Indonesia 2004-2006. BPS. Jakarta: CV.Rioma. Anonim, 2007. Statistik Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota 2004- 2006. BPS. Jakarta: CV. Petratama Persada. Haryanto, 2001. “Pengelolaan Keuangan Daerah Di Era Otonomi Daerah”. Media Ekonomi dan Bisnis. Vol.XIII No.2. Desember. Indra Bastian. 2001. “Manual Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah”. PPA FG-UGM: Yogyakarta. M. Suparmoko. 2003. “Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan”. Andi.Yogyakarta. Mugyarto. 2001. “Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia”. BPFE. Yogyakarta. Mugiyatno. 2001. Dampak Pelaksanaan UU No. 18 Tahun 1997 terhadap Kinerja Keuangan Daerah: Studi Kasus di Kabupaten Pemalang. JKAP MAP- UGM Vol. 5 Mei. Sukanto Reksohadiprojo. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE-UGM. Sularmi dan Agus Endro Suwarno. 2006. Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Aspek Keuangan Studi Empiris pada Wilayah Karisidenan Surakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, April 2006. Hal 28-50. Triyono. 2002. Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan FE-UMS Vol.1 September. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. 2005. Jakarta. CV. Eko Jaya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah. 2005. Jakarta. CV. Eko Jaya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah Perubahan Kedua dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. LAMPIRAN

A. Perhitungan Derajad Desentralisasi Fiskal

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Aspek Keuangan (Studi Empiris pada Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN/FISKAL (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Wilayah karesidenan Surakarta).

0 0 9

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU ASPEK KEUANGAN" (Studi Empiris pada Wilayah Eks Karesidenan Surakarta).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK DESENTRALISASI FISKAL ( Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten / Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus pada PEMDA Grobogan periode 2006-2008).

0 3 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 7

Lampiran 1 ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 27

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 2 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8