Prinsip-prinsip Otonomi Daerah Otonomi Daerah

Selanjutnya, jika dilihat dari tujuan otonomi daerah menurut UU No.12 tahun 2008 pada dasarnya adalah sama yaitu otonomi daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta peningkatan potensi daerah secara optimal dan terpadu secara nyata dan bertanggungjawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, mengurangi beban pemerintah pusat campur tangan di daerah yang akan memberikan peluang untuk koordinasi tingkat lokal.

3. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah

Menurut UU No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah dalam penjelasan umum bahwa otonomi daerah menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut : a Prinsip otonomi seluas-luasnya, berarti bahwa daerah diberi kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Daerah memiliki wewenang membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. b Prinsip otonomi yang nyata, berarti suatu prinsip bahwa menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. c Otonomi yang bertanggungjawab, berarti otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. 4. Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah Pembangunan daerah sebagai suatu bagian dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintah negara ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pemerintahan dan layanan masyarakat. Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UU No. 12 tahun 2008, pasal 20 Ayat 2 bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a Asas Desentralisasi Menurut UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat 7 yang dimaksud dengan desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wewenang yang telah diserahkan dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, pada dasarnya wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya, baik mengenai penentuan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan maupun hal yang menyangkut pembiayaan. Bentuk nyata pelaksanaan desentralisasi adalah terbentuknya daerah otonom yang selanjutnya di sebut sebagai “Daerah” yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat 6. Pencerminan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang menganut asas desentralisasi adalah daerah yang mempunyai hak dan wewenang untuk menyusun peraturan yang disebut peraturan daerah, serta menyusun APBD bersama DPRD. b Asas Tugas Pembantuan Dalam UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat 9 yang dimaksud dengan tugas pembantuan daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah danatau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupatenkota danatau desa serta dari pemerintah kabupatenkota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam pelaksanaannya, tidak semua urusan pemerintah dapat diserahkan kepada daerah, sehingga menjadi urusan rumah tangganya sendiri. c Asas Dekonsentrasi Dalam UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat 8 yang dimaksud dengan asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

B. Kemandirian Daerah KotaKabupaten

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Aspek Keuangan (Studi Empiris pada Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN/FISKAL (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Wilayah karesidenan Surakarta).

0 0 9

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU ASPEK KEUANGAN" (Studi Empiris pada Wilayah Eks Karesidenan Surakarta).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK DESENTRALISASI FISKAL ( Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten / Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus pada PEMDA Grobogan periode 2006-2008).

0 3 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 7

Lampiran 1 ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 27

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 2 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8