kebutuhan fiskal sama dengan defisit, dapat dikatakan bahwa daerah tersebut belum mampu membiayai sendiri kebutuhan fiskalnya dan masih
harus ditutup subsidi dari pemerintah pusat. 4 Upaya FiskalPosisi Fiskal
Posisi fiskal dihitung dengan mencari koefisien elastisitas PAD terhadap PDRB. Semakin elastis PAD, maka struktur PAD di daerah akan
semakin baik. Upaya fiskal dapat dihitung sebagai berikut : Elastisitas PAD terhadap PDRB harga berlaku =
Bruto Regional
Domestik Produk
Daerah Asli
Pendapatan ∆
∆
Keterangan : ∆ = Perubahan
Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat PAD dengan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto dengan kriteria penilaian
yaitu apabila PDRB naik satu persen maka akan berpengaruh pada PAD.
F. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penyelenggaraan pemerintah daerah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan
masyarakat dibiayai oleh pemerintah pusat dan daerah. Penggunaan dan dari pemerintah pusat akan mencerminkan gambaran tentang kemampuan
keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah untuk membiayai pembangunan daerah.
Pemerintah daerah harus mampu berperan maksimal dalam memperoleh dana dari masyarakat dan memanfaatkan dana tersebut secara
efektif, efisien dan tepat sasaran. Selain itu juga diperlukan sistem pengolahan keuangan daerah yang baik dalam rangka mengelola keuangan daerah yang
transparan, ekonomis, efisien, efektif dan akuntabel. Dyah Pralita 2002, dalam penelitiannya “Analisis Kemampuan
Keuangan Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah”, studi di pemerintahan Pekalongan, mengemukakan hasilnya bahwa kesiapan perekonomian kota
Pekalongan dari segi kemampuan keuangan daerahnya masih kurang, sehingga perlu diupayakan peningkatan PAD secara intensif.
Eulis Restika Dewi 2004, dalam penelitiannya “Analisis Kesiapan Daerah Dalam Rangka Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Dari Aspek
Keuangan”, studi di pemerintahan kota Banjar dari segi kemampuan keuangan daerahnya sudah sangat baik, sehingga sudah selayaknya melaksanakan
otonomi daerah dan mengelola keuangannya sendiri. Sri Hartatik 2003, dalam penelitiannya “Evaluasi Kinerja Keuangan
Daerah Melalui Analisis Rasio Keuangan APBD Demi Terwujudnya Kemandirian Dalam Era Otonomi Daerah”, studi di pemerintahan Grobogan
menyatakan bahwa kemandirian pemerintah Grobogan masih relatif rendah, sehingga diperlukan kewenangan yang lebih untuk mengelola sumber
pendapatan yang lain. Sularmi 2006 dalam penelitiannya “Analisis Kinerja Pemerintah
Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Dari Aspek Keuangan”
mengemukakan hasilnya bahwa kemandirian pemerintah daerah di setiap kabupatenkota di eks Karesidenan Surakarta relatif rendah karena pemerintah
daerah masih sangat tergantung kepada pemerintah pusat, sehingga dapat dikatakan pemerintah daerah di eks Karesidenan Surakarta dilihat dari aspek
keuangannya belum berhasil dalam mencukupi kebutuhan daerahnya sendiri. Tingkat perkembangan ekonomi dan bantuan pemerintah pusat, baik
yang jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai pengaruh yang positif terhadap kemampuan keuangan suatu daerah. Semakin tinggi tingkat
perkembangan ekonomi, semakin tinggi pula kemampuan daerah.
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, pada instansi pemerintah daerah tingkat kabupatenkota di eks Karesidenan Surakarta, yang digunakan untuk
mengetahui kinerja pemerintah daerah dari aspek keuangan.
B. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah instansi pemerintah daerah tingkat kabupatenkota di eks Karesidenan Surakarta yang meliputi tujuh kabupaten
yaitu: kota Surakarta, kabupaten Sukoharjo, kabupaten Wonogiri, kabupaten Karanganyar, kabupaten Sragen, kabupaten Boyolali dan kabupaten Klaten.
C. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang diperlukan antara lain :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tingkat kabupatenkota
di eks Karesidenan Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah tahun Anggaran 2004-2006.
2. Data Produk Domestik Regional Bruto PDRB kabupatenkota di eks
Karesidenan Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah tahun Anggaran 2004- 2006.