Kemandirian Daerah KotaKabupaten Desentralisasi Fiskal Daerah

c Asas Dekonsentrasi Dalam UU No. 12 tahun 2008 pasal 1 ayat 8 yang dimaksud dengan asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

B. Kemandirian Daerah KotaKabupaten

Dalam era otonomi daerah kemandirian suatu daerah mutlak diperlukan. Hal ini menjadi penting, karena suatu daerah yang mandiri berarti tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat dapat dikatakan rendah bahkan mungkin tidak lagi tergantung dengan pemerintah pusat. Kemandirian suatu daerah dapat dilihat dari kinerja daerah dalam mengelola keuangannya. Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerah. Artinya, daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber- sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara. Kemampuan suatu daerah dalam mengelola keuangannya tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang disusun setiap tahun anggaran. Komponen dalam APBD yang dapat mencerminkan kemandirian suatu daerah adalah Pendapatan Asli Daerah PAD dan bantuan dari pemerintah pusatpropinsi. Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diketahui dengan melakukan perhitungan terhadap desentralisasi fiskal daerah, yang meliputi derajat desentralisasi fiskal, kebutuhan fiskal, kapasitas fiskal dan upaya fiskal.

C. Desentralisasi Fiskal Daerah

Hubungan fiskal pemerintah pusat dan daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi antar berbagai tingkat pemerintahan, serta bagaimana cara mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk menunjang kegiatan-kegiatan sektor publiknya. Penyelenggaraan keuangan daerah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan masyarakat dibiayai oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu elemen yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah adalah desentralisasi fiskal fiscal decentralization yang merupakan komponen utama dari desentralisasi. Apabila pemerintah daerah melaksanakan fungsinya secara efektif, maka harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD, bagi hasil pajak dan bukan pajak, maupun dari subsidibantuan dari pemerintah pusat. Penggunaan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan mencerminkan gambaran tentang desentralisasi fiskal daerah atau otonomi fiskal daerah. Desentralisasi fiskal daerah adalah kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD untuk membiayai pembangunan daerah. Dalam pelaksanaan desentralisasi dibutuhkan dana perimbangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan daerah, yang terdiri dari dana alokasi umum dan dana alokasi khusus dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah. Dengan adanya desentralisasi fiskal daerah, diharapkan akan mendorong pemerintah daerah untuk mencari dan menggali sumber-sumber dana agar penerimaannya meningkat.

D. Keuangan Daerah

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Menghadapi Otonomi Daerah Ditinjau Aspek Keuangan (Studi Empiris pada Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN/FISKAL (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Wilayah karesidenan Surakarta).

0 0 9

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU ASPEK KEUANGAN" (Studi Empiris pada Wilayah Eks Karesidenan Surakarta).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK DESENTRALISASI FISKAL ( Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten / Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ).

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus pada PEMDA Grobogan periode 2006-2008).

0 3 8

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 7

Lampiran 1 ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ( Studi Empiris Pada Wilayah Karisidenan Surakarta ).

0 0 27

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 2 13

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo).

0 1 8