amati selama tiga tahun anggaran 2004-2006, kebutuhan fiskal setiap tahunnya lebih besar dari standar kebutuhan fiskal daerahnya, maka dapat
dikatakan kebutuhan fiskal daerah Kabupaten Klaten besar dan sudah dianggap mempu untuk memenuhi kebutuhan fiskal daerahnya.
3. Kapasitas Fiskal
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah PAD yang kemudian diserahkan
kepada pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan daerah. Kapasitas Fiskal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kapasitas fiskal pemerintah daerah kabupatenkota di eks Karesidenan Surakarta dapat dihitung sebagai berikut :
Fiscal Capacity FC = standar
fiskal Kapasitas
penduduk Jumlah
: PDRB
Jumlah
Kapasitas Fiskal Standar KFS = kota
kabupaten Jumlah
penduduk Jumlah
: PDRB
Jumlah
Pembahasan mengenai kapasitas fiskal, dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel IV.22 Kapasitas Fiskal Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 9.416.077,90 170.591,36
55,20 303,52
-248,32 2005 10.449.695,06
203.536,49 51,34
261,72 -210,38
2006 12.068.890,89 250.392,08
48,19 258,19
-210,00 Rata-rata 10.644.887,95 208.173,31
51,58 274,48
-222,90
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3
Berdasarkan tabel IV.22, Kota Surakarta mempunyai kapasitas fiskal yang lebih baik dari kebutuhan fiskal standar. Jika kapasitas fiskal
dibandingkan dengan kebutuhan fiskalnya, maka terdapat selisih negative yaitu tahun 2004 selisih sebesar -248,32 kali, tahun 2005 sebesar -210,38
kali dan tahun 2006 sebesar -210 kali. Hal ini berarti dalam memenuhi kebutuhan fiskalnya, Kota Surakarta dapat dikatakan belum mampu
membiayai sendiri kebutuhan fiskalnya dan masih membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat.
Tabel IV.23 Kapasitas Fiskal Kabupaten Sukoharjo
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 5.858.437,99 170.591,36
34,34 177,75
-143,41 2005 6.616.353,42
203.536,49 32,51
154,48 -121,97
2006 7.715.314,93 250.392,08
30,81 168,37
-137,56
Rata-rata 6.730.035,45 208.173,31 32,55 166,87
-134,31
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3 Berdasarkan tabel IV.23, Kabupaten Sukoharjo selama tiga tahun
anggaran 2004-2006 memiliki kapasitas fiskal yang lebih baik jika dibandingkan dengan kapasitas fiskal se-Jawa Tengah. Jika kapasitas
fiskal dibandingkan dengan kebutuhan fiskal terdapat selisih yang negative, tahun 2004 selisih -143,41 kali, tahun 2005 -121,97 kali dan
tahun 2006 -137,56 kali. Hal ini berarti kapasitas fiskal Kabupaten Sukoharjo belum mampu untuk memenuhi kebutuhan fiskal dan masih
memerlukan subsidi dari pemerintah pusat.
Tabel IV.24 Kapasitas Fiskal Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 3.106.086,25 170.591,36
18,21 191,90
-173,69 2005 3.418.545,69
203.536,49 16,79
171,14 -154,35
2006 4.128.010,81
250.392,08 16,49
170,05 -153
Rata-rata 3.550.880.92 208.173,31 17,16 177,69
-160,35
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3 Kabupaten
Wonogiri memiliki
kapasitas fiskal yang lebih baik dibandingkan dengan kapasitas fiskal standar. Hal ini terlihat dari tahun ke
tahun selama tiga tahun anggaran 2004-2006 kapasitas fiskal Kabupaten Wonogiri lebih besar dari kapasitas fiskal standar. Jika kapasitas fiskal
dibandingakan dengan kebutuhan fiskal, maka terdapat selisih negative yaitu tahun 2004 sebesar -173,69 kali, tahun 2005 sebesar -154,35 kali dan
tahun 2006 sebesar -153. Hal ini menunjukkan kapasitas fiskal Kabupaten Wonogiri belum mampu untuk memenuhi kebutuhan fiskalnya dan masih
memerlukan subsidi dari pemerintah pusat.
Tabel IV.25 Kapasitas Fiskal Kabupaten Karanganyar
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 6.141.130,53 170.591,36
35,99 188,67
-152,68 2005 6.726.028,30
203.536,49 33,04
182,78 -149,74
2006 7.738.642,69 250.392,08
30,91 173,60
-142,69
Rata-rata 6.868.600,51 208.173,31 33,31 181,68
-148,37
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3
Kapasitas fiskal
Kabupaten Karanganyar selama tiga tahun
anggaran 2004-2006 besar, karena kapasitas fiskal daerah lebih besar dari kapasitas fiskal standar. Jika kapasitas tersebut dibandingkan dengan
kebutuhan fiskal daerahnya maka terdapat selisih yang negative yaitu tahun 2004 sebesar -152,68 kali llipat, tahun 2005 sebesar -149,74 kali
lipat dan pada tahun 2006 sebesar -142,69 kali lipat. Hal ini berarti dalam memenuhi kebutuhan fiskalnya, Kabupaten Karanganyar dapat dianggap
belum mampu untuk memenuhi kebutuhan fiskalnya, sehingga masih memerlukan bantuan dari pemerintah pusat.
Tabel IV.26 Kapasitas Fiskal Kabupaten Sragen
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 3.545.176,04 170.591,36
20,78 194,24
-173,46 2005 4.029.003,41
203.536,49 19,79
186,47 -166,68
2006 4.720.984,33 250.392,08
18,85 194,69
-175,84
Rata-rata 4.098.387,93 208.173,31 19,81 191,80
-171,99
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3 Berdasarkan tabel IV.26, kapasitas fiskal Kabupaten Sragen dari
tahun anggaran 2004-2006 semakin menurun. Kapasitas fiskal tahun 2004 sebesar 20,78 kali lipat dari kapasitas fiskal standar Rp.170.591,36
atau sebesar Rp.3.545.176,04, kemudian tahun 2005 turun menjadi 19,79 kali lipat dari Rp.203.536,49 atau sebesar Rp.4.029.003,41 dan tahun
2006 turun menjadi 18,85 kali lipat dari Rp.250.392,08 atau sebesar Rp.4.720.984,33. Berdasarkan analisis tersebut terlihat kapasitas fiskal
Kabupaten Sragen lebih besar dari kapasitas fiskal standar. Hal ini berarti Kabupaten Sragen memiliki kapasitas yang lebih baik dibandingkan
dengan kapasitas fiskal standar. Jika kapasitas fiskal dibandingkan dengan kebutuhan fiskalnya terdapat selisih yang negative, tahun 2004 sebesar -
173,46 kali lipat, tahun 2005 sebesar -166,68 kali lipat dan tahun 2006 sebesar -175,84 kali lipat. Hal ini berarti Kabupaten Sragen dalam
memenuhi kebutuhan fiskalnya dianggap belum mampu dan masih memerlukan bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat, karena kapasitas
fiskal daerahnya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fiskal daerahnya.
Tabel IV.27 Kapasitas Fiskal Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 4.560.437,79 170.591,36
26,73 187,15
-160,42 2005 4.927.136,52
203.536,49 24,21
178,06 -153,85
2006 5.540.432,51 250.392,08
22,13 160,72
-138,59
Rata-rata 5.009.335,61 208.173,31 24,36 175,31
-150,95
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3 Kabupaten
Boyolali selama
tiga tahun anggaran 2004-2006 memiliki kapasitas fiskal yang lebih baik jika dibandingkan dengan
kapasitas fiskal standar. Hal ini terbukti tahun 2004 kapasitas fiskal Kabupaten Boyolali sebesar Rp.4.560.437,79 atau 26,73 kali lipat dari
kapasitas fiskal standar Rp.170.591,36, tahun 2005 kapasitas fiskal sebesar Rp.4.927.136,52 atau 24,21 kali lipat dari kapasitas fiskal standar
Rp.203.536,49 dan tahun 2006 menjadi Rp.5.540.432,51 atau 22,13 kali lipat dari kapasitas fiskal standar Rp.250.392,08. Apabila kapasitas fiskal
Kabupaten Boyolali dibandingkan dengan kebutuhan fiskalnya, maka terdapat selisih negative. Tahun 2004 sebesar -160,42 kali, tahun 2005
sebesar -153,85 kali dan tahun 2006 sebesar -138,59 kali lipat. Hal ini berarti kapasitas fiskal Kabupaten Boyolali selama tiga tahun anggaran
2004-2006 lebih kecil dari kebutuhan daerahnya, yang berarti Kabupaten Boyolali dianggap belum mampu dan masih memerlukan bantuan dari
pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan fiskal daerahnya.
Tabel IV.28 Kapasitas Fiskal Kabupaten Klaten
Tahun Anggaran 2004-2006
Tahun 1
PDRB Rp 2
KFS Rp 3
Kapasitas Fiskal x 4=23
Kebutuhan Fiskal x 5
Selisih 6=4-5
2004 4.855.566,01 170.591,36
28,46 193,51
-165,05 2005 5.723.952,75
203.536,49 28,12
179,42 -151,30
2006 6.663.756,97 250.392,08
26,61 279,11
-252,50
Rata-rata 5.747.761,58 208.173,31 27,73 217,35
-189,62
Sumber: Data PDRB diolah, Lihat Lampiran 3 Berdasarkan tabel IV.28 terlihat kapasitas fiskal Kabupaten Klaten
selama tiga tahun anggaran mengalami perkembangan yang kurang baik. Tahun 2004 kapasitas fiskal sebesar Rp.4.855.566,01 atau 28,46 kali lipat
dari kapasitas fiskal standar Rp.170.591,36, tahun 2005 sebesar Rp.5.723.952,75 atau 28,12 kali lipat dari Rp.203.536,49 dan tahun 2006
sebesar Rp.6.663.765,97 atau 26,61 kali lipat dari Rp.250.392,08. Jika kapasitas fiskalnya dibandingkan kebutuhan fiskal terdapat selisih
negative. Hal ini berarti bahwa Kabupaten Klaten dalam memenuhi kebutuhan fiskal daerahnya masih dianggap belum mampu dan masih
harus ditutup subsidi dari pemerintah pusat, sebab kapasitas fiskal yang dimiliki belum cukup untuk memenuhi kebutuhan fiskal daerahnya.
4. Upaya Fiskal