6. Menerapkan suatu program pemenuhan dan pengurangan B3 yang komprehensif,
antara lain mencurahkan perhatian dari dana untuk evaluasi atas penggunaan B3 dengan melakukan pembuatan serta penerapan rencana yang komprehensif untuk
pengurangan dan pencegahan dari penggunaan B3. Perusahaan me-manage, mengukur, meningkatkan dan mengkomunikasikan aspek-aspek lingkungan dari
operasi kegiatannya dengan cara yang sistematis. Dengan demikian, PT Inalum sebagai perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha
di bidang peleburan aluminium turut memiliki kewajiban untuk melaksanakan analisis risiko lingkungan hidup karena dampak yang ditimbulkan dari kegiatan usahanya dapat
mempengaruhi keadaan lingkungan hidup.
C. Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada PT Inalum
CSR merupakan konsep yang terus berkembang. CSR belum memiliki sebuah definisi standard maupun seperangkat kriteria spesifik yang diakui secara penuh oleh pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya. Secara konseptual, CSR juga bersinggungan dan bahkan sering dipertukarkan dengan frasa lain, seperti corporate responsibility, corporate
sustainability, corporate accountability, corporate citizenship, dan corporate stewardship. CSR diterapkan kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam
konteks ekonomi global, nasional, maupun lokal. Komitmen dan aktivitas CSR pada intinya merujuk pada aspek-aspek perilaku perusahaan firm’s behaviour, termasuk
kebijakan yang menyangkut dua elemen kunci:
128
1. Good Corporate Governance: etika bisnis, manajemen sumber daya manusia,
jaminan sosial bagi pegawai, serta kesehatan dan keselamatan kerja;
128
Suhadi Sukendar Situmorang, Op.cit., hlm. 40-41
Universitas Sumatera Utara
2. Good Corporate Responsibility: pelestarian lingkungan hidup, pengembangan
masyarakat community develoopment, perlindungan hak asasi manusia, perlindungan konsumen, relasi dengan pemasok, dan penghormatan terhadap hak-hak
pemangku kepentingan lainnya. Pengertian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dapat dioperasionalkan adalah
dengan mengembangkan konsep Triple Bottom Line profit, planet, dan people yang digagas Elkington pada tahun 1998.
129
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan memuat ketentuan TJSL pada salah satu pasalnya, Pasal 74 bahkan disertai dengan
sanksi membawa pendapat yang beragam. Aspek yang tercantum dalam Pasal 74 mengandung 6 enam unsur, yakni:
130
1. Kewajiban bagi perseroan;
2. Bergerak di bidang pengelolaan atau berkaitan dengan sumber daya alam;
3. Dianggarkan sebagai biaya;
4. Dilakukan dengan memperhatikan aspek “kepatutan dan kewajaran”;
5. Bagi pelanggarnya dikenakan sanksi; serta
6. Pengaturan lebih jauh akan dituangkan dalam satu peraturan perundang
pemerintah. Perusahaan menjalankan konsep R3, yakni Reduction, Recovery, dan Recycling.
Semua bahan dari bahan baku hingga produk dapat didaur uang recycled. Perusahaan juga memonitor polusi di sekitar pabrik peleburan khususnya mengenai emisi florida di
129
Ibid, hlm. 41
130
Ika Safithri, Analisis Hukum terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility CSR pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, hlm. 118-119
Universitas Sumatera Utara
dalam udara, tanaman dan tanah dan juga SOx di udara. Kualitas air sekitar juga menjadi target monitor.
131
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR secara internal adalah tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada lingkungan internalnya, yaitu kepada karyawan
tenaga kerja langsung di perusahaan dengan menyediakan lokasi perumahan kepada karyawan. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan atau
lingkungan internalnya adalah: Selain itu, dilaksanakan pula tanggung jawab sosial perusahaan sebagai implementasi
dari Pasal 74 UUPT. Tanggung jawab sosial perusahaan tersebut dibedakan menjadi 2 dua yakni tanggung jawab sosial perusahaan secara internal dan eksternal.
132
1. Tunjangan karyawan yang terdiri dari tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.
Tunjangan tetap adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kriteria-kriteria dan cara perhitungan yang khusus di luar gaji pokok. Tunjangan tetap
dibayarkan secara teratur bersama gaji pokok sebagai gaji bulanan. Adapun tunjangan tetap yang diberikan kepada karyawan adalah sebagai berikut: tunjangan pangkat,
tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan perumahan, tunjangan pengangkutan, tunjangan lokasi kerja dan area khusus dan bantuan khusus untuk
perumahan. Sedangkan tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan sebagai perangsang bagi karyawan yang melakukan tugas-tugas tertentu,
bekerja pada lokasi tertentu ataupun yang mencapai prestasi tertentu. Penetapan tunjangan tidak tetap ditentukan dengan mempertimbangkan tugas, kinerja, beban
kerja dan lingkungan kerja. Adapun tunjangan tidak tetap yang diberikan kepada
131
Perlindungan Lingkungan Indonesia Asahan Aluminium, http:www.inalum.co.idindindex.phpperhatian-khususperlindungan-lingkungan.html, diakses pada tanggal
20 Februari 2014
132
Siti Zaleha, Op.cit., hlm. 58-61
Universitas Sumatera Utara
karyawan adalah sebagai berikut: tunjangan kerja gilir, tunjangan pekerjaan khusus, tunjangan siaga, tunjangan panggilan darurat dan penghargaan evaluasi.
2. Program kesejahteraan karyawan yang meliputi:
a. Program dana pensiun yang diberikan kepada karyawan untuk menjamin
kesejahteraan mereka pasca pensiun; b.
Program Jamsostek yang terdiri dari Jaminan Hari Tua JHT, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian JKM yang metode pembayarannya
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan c.
Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yang dilaksanakan secara berkala, yakni 6 enam bulan sekali kepada seluruh karyawan apabila karyawan dan keluarga
mendapatkan budget perawatan kesehatan dari perusahaan berdasarkan jabatan. 3.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan perusahaan bagi karyawan PT Inalum, yang salah satunya yaitu penyediaan klinik perusahaan. Klinik ini dibangun oleh perusahaan bagi
keperluan karyawan perusahaan dengan fasilitas medis dan infrastruktur yang sangat memadai. Untuk penyakit tertentu yang memerlukan penanganan khusus karyawan
akan dirujuk dari rumah sakit yang lebih besar dan memadai. Klinik ini juga terbuka dan memfasilitasi masyarakat sekitar perusahaan atau masyarakat Kecamatan
Pintupohan Meranti yang ingin berobat. Sedangkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan secara eksternal adalah tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar lokasi perusahaan agar dapat menciptakan hubungan timbal-balik menguntungkan dan masyarakat merasakan ada
manfaatnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang telah dilaksanakan oleh PT Inalum adalah sebagai berikut:
133
133
Putra Halomoan Hasibuan, Op.cit., hlm. 99-101
Universitas Sumatera Utara
1. Bidang pembangunan infrastruktur, yakni pembangunan pembukaan jalan baru ke
beberapa desa yaitu jalan penghubung desa ke desa yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahap dan sudah memasuki tahap kelima serta pengaspalan jalan ke Desa
Kuala Indah. Pembangunan dan pembuatan parit jalan di Desa Perkebunan Sipare Pare dan beberapa jembatan yang menghubungkan jalan antara desa dan lain-lain
serta perbaikan beberapa buah irigasi di Desa Barohol. 2.
Bidang pembangunan sosial dan lingkungan, meliputi pembangunan dan pemberian bantuan sosial masyarakat sekitar proyek dan bantuan sembako untuk warga sekitar.
Empat desa dari lima desa yang juga merupakan lingkungan kawasan PT Inalum, yaitu Desa Halado, Desa Pintupohan, Desa Pintupohan Dolok dan Desa Meranti Utara
yang telah dibebaskan dari masyarakat seluas lebih kurang 90 ha bagi kantor dan transmisi jaringan pembangkit di Sigura-gura, lokasi perumahan, kantor, klinik, dan
fasilitas lainnya di Paritohan serta lokasi hutan yang dilestarikan di lingkungan kawasan ini. Masyarakat secara keras dilarang menebang pohon di kawasan ini karena
dapat memberi dampak bagi kerusakan lingkungan lingkungan alam seperti erosi, degradasi bahkan banjir bandang pada Sungai Asahan yang didayagunakan PT
Inalum. 3.
Bidang pembangunan ekonomi berupa dana Pengembangan Masyarakat Community Development dalam pengembangan modal usaha perdagangan, pertanian, dan
peternakan kepada kelompok dan perseorangan. Sejak berdirinya PT Inalum dan operasional berjalan CSR secara internal telah
berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan fasilitas fisik dan sosial kepada karyawan telah diberikan secara memadai dengan kualitas dan
kualifikasi di atas standar. Namun dalam menjalankan CSR eksternalnya, PT Inalum masih memerlukan penjabaran visi dan misi yang dapat menciptakan hubungan saling
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan benefit mutualisme yakni mengatasi masalahnya dengan kemampuan dan potensi sendiri.
Belum adanya dokumen perencanaan dan strategi dalam mencapai target yang ingin dicapai untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, terutama exit
strategy menunjukkan program CSR belum memiliki program yang memandirikan dan memberdayakan masyarakat dengan perencanaan program CSR yang lebih tepat.
Perumusah masalah dan pendeteksian potensi yang dimiliki oleh masyarakat merupakan kunci utama perencanaan program CSR. Dengan melalui proses tersebut, maka
perencanaan dengan perumusan bersama yakni antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat akan mampu menggali dari kekuatan yang ada pada masyarakat.
134
134
Ibid., hlm. 87
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan