Gambaran dan Profil PT Inalum

BAB IV PENERAPAN PASAL 74 UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

A. Gambaran dan Profil PT Inalum

Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengaliri Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA di sungai tersebut. Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahaan Konsultan Jepang laporan tentang studi kelayakan proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya. 115 Untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian Proyek Asahan ini, maka pada tanggal 6 Januari 1976 di Jakarta didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium PT Inalum, suatu perusahaan patungan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Untuk menyelenggarakan pembinaan, perluasan dan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan proyek ini, Pemerintah Republik Indonesia Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, ditandatanganilah “Perjanjian Induk” antara Pemerintah Republik Indonesia dan para penanam modal Jepang tersebut untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan aluminium Asahan. Perusahaan pemodal Jepang in kemudian membentuk sebuah wadah perusahaan permodalan di Tokyo dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd., pada bulan November 1975. 115 Sejarah Singkat Indonesia Asahan Aluminium, http:www.inalum.co.idindindex.phptentang- inalumsejarah-singkat.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara mengeluarkan KEPPRES Nomor 5 Tahun 1976 tentang Pembentukan Badan Proyek Asahan dan Otoritas Pengembangan Proyek Asahan. 116 Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium, Co., Ltd., pada waktu perusahaan didirikan adalah 10 dengan 90. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut berubah menjadi 25 dengan 75 dan sejak bulan Juni 1987 menjadi 41,13 dengan 58,87. 117 PT Indonesia Asahan Aluminium dalam masa pembangunan lebih dikenal dengan nama proyek Asahan pada garis besarnya terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA sepanjang hulu Sungai Asahan dan Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung beserta prasarana yang diperlukan untuk ke dalam proyek seperti jalan, perumahan karyawan, sekolah, dan lain-lain. Pabrik peleburan aluminium yang dibangun di atas areal seluas 200 ha, berlokasi menghadap Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara. 118 Adapun ruang lingkup kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh PT Inalum diantaranya: 119 PT Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA 116 Putra Halomoan Hasibuan, 2012. Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility terhadap Masyarakat di Lingkungan Perusahaan Studi pada PT Inalum Asahan, Tesis Master Kenotariatan, Universitas Sumatera Utara, Medan hlm. 73-74 117 Siti Zaleha, 2008, Peranan Corporate Social Responsibility CSR PT Inalum Divisi PLTA Siguragura terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti kabupaten Toba Samosir, Tesis Master Kenotariatan, Universitas Sumatera Utara, Medan hlm. 54 118 Ibid., hlm. 74 119 Ruang Lingkup Usaha Indonesia Asahan Aluminium, http:www.inalum.co.idindindex.phptentang-inalumruang-lingkup-usaha.html , diakses pada tanggal 20 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung. 2. Pabrik Peleburan Aluminium PT Inalum membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008. Universitas Sumatera Utara Produk Inalum menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70 dan 99.90. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang reduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, yaitu pabrik Reduksi, pabrik Karbon, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya. Penjelasan terhadap bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut: 120 1. Bagian Tungku Reduksi Unit tungku reduksi terdiri dari 3 tiga gedung, masing-masing berukuran panjang 640 meter dan lebar 50 meter. Dalam masing-masing gedung dipasang 170 tungku tipe anoda panggang 175.000 amp dengan kapasitas produksi 75.000 ton aluminium tiap tahun, 510 tungku terpasang dengan kapasitas produksi keseluruhan 225.000 ton aluminium setiap tahun. 2. Gedung Karbon Gedung karbon yang memproduksi blok-blok karbon anoda yang akan digunakan pada tungku-tungku reduksi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian karbon mentah, bagian pemanggang anoda dan bagian penangkaian. 3. Bagian Penuangan Aluminium cair yang dihisap dari tungku reduksi diangkat bagian penuangan dimana aluminium cair setelah dimurnikan lebih lanjut dalam tungku-tungku penampungan, dibentuk menjadi ingot-ingot aluminium yang berat masing-masing 50 120 Putra Halomoan Hasibuan, Op.cit., hlm. 74-75 Universitas Sumatera Utara LB 22,7 kg yang merupakan produksi PT Inalum yang siap untuk diekspor ke sejumlah negara. Perusahaan PT Inalum ini merupakan perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang industri aluminium dan tenaga listrik, yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Pabrik peleburan aluminiumnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara dan PLTA-nya berada di Paritohan Kabupaten Toba Samosir. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen, dengan sarana utama Main Facilities Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA di Paritohan kecamatan Pintupohan Meranti dan Pabrik Peleburan di Kuala Tanjung. Visi CSR PT Inalum adalah: 121 1. To operate Hydroelectric Power Effectively to sustain Aluminium Smelting Plant operation; 2. To produce high quality Aluminium in gots and to be able to compete in the global market; 3. To participate in regional development and to strengthen the structure of national industry; 4. To develop employees patriotism, proffesionalism, and responsible attitude; 5. To preserve the beauty of nature and environment. Sedangkan misi CSR PT Inalum adalah: 122 1. Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui bisnis yang menguntungkan serta mampu bersaing di pasar global. 2. Mendukung pengembangan ekonomi regional dan nasional dan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat. 121 Op.cit., hlm. 57 122 Visi, Misi, dan Nilai Indonesia Asahan Aluminium, http:www.inalum.co.idindindex.phptentang- inalumvisi-misi-nilai.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 Universitas Sumatera Utara

B. Dampak Kegiatan Usaha PT Inalum terhadap Lingkungan Hidup

Dokumen yang terkait

Penerapan Gugatan Class Action Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 67 124

Akibat Hukum Pemisahan Perseroan Terhadap Kreditur Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

2 85 118

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

PENGATURAN PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN DITINJAU DARI PASAL 74 UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

0 0 1

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22

IMPLEMENTASI PASAL 74 UNDANG – UNDANG PERSEROAN TERBATAS (PT) NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI MODAL SOSIAL Hasan Asy’ari

0 0 11

GAGASAN PENGATURAN HUKUM PEMERIKSAAN PERSEROAN TERBATAS (Suatu Evaluasi Normatif terhadap Pasal 138 - Pasal 141 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)

0 0 12

BAB II PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA A. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup - Aspek Hukum Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 0 19