Latar Belakang Masalah PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Teams Game and Tournament (TGT) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MI ISMARIA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses jangka panjang yang sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan karena dengan melalui proses pendidikan maka manusia akan mampu memperoleh ilmu dan pengetahuan yang baik sebagai bekal dalam kehidupannya. Melalui pendidikan inilah manusia mampu membedakan segala sesuatu yang baik maupun yang tidak baik dalam menjalani hidupnya, dari yang tidak tahu melalui proses pendidikan manusia menjadi tahu. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:                          Artinya: 1 Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan. 2 Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3 Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah. 4 Yang mengajar manusia dari perantara kalam. 5 Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Maksudnya Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. 2 Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang – Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit 2 Alqur‟an dan terjemahnya Al-Hikmah Bandung: ponegoro,2009, hlm. 97 2 pada alinea ke empat. Bahkan pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right 1948 Pasal 26 1 yang menyatakan bahwa : “Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan tekhnik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat dia kses secara adil oleh semua”. 3 Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal yang tidak dapat terlepas dari kebutuhan dan kehidupan manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya. Dalam kehidupannya setiap orang pasti menemukan masalah – masalah yang harus dihadapi terutama pada zaman modern ini di mana dunia berkembang dengan sangat cepat. Begitu pula dalam dunia pendidikan, terdapat masalah – masalah yang harus dihadapi di mana salah satunya adalah masalah lemahnya proses pembelajaran diantaranya pembelajaran IPA. Budaya pendidikan kita tidak memberi sumber belajar yang cukup agar para peserta didik IPA kita dapat memahami apa yang sedang mereka pelajari. Akibatnya mereka dipaksa mengikuti model pembelajaran IPA yang paling buruk. Yaitu, hanya dengan metode ceramah saja. Peningkatan mutu pendidikan pada setiap lembaga pendidikan formal dilakukan dengan cara memperbaharui kurikulum maupun metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sudah merupakan tugas seorang guru 3 Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, “Metodologi Pembelajaran IPA”. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2014, hlm. 1 3 untuk selalu memiliki ide yang kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah faktor pemahaman konsep belajar peserta didik. Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari matematika. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar peserta didik memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran baru yang dapat menimbulkan pemahaman konsep belajar peserta didik agar meningkat dengan baik untuk mencapai tujuan pada setiap pembelajaran yang berlangsung, maka peserta didik akan berantusias selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kenyataannya, guru dan bahan – bahan pelajaran sangat jarang menolong para peserta didik dalam menentukan dan menggunakan konsep – konsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan akibatnya para peserta didik hanya terjadi belajar hafalan. Lagi pula sistem evaluasi di sekolah menghendaki hafalan. Pemahaman konsep dalam belajar peserta didik tentang pelajaran yang diajarkan dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Kemampuan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah akan muncul jika guru memberikan kegiatan pembelajaran sebagai suatu strategi untuk mengembangkan bagaimana materi itu dapat dirancang menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti oleh peserta 4 didik sehingga timbul ketertarikan peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Aspek pemahaman dalam Taksomoni bloom adalah ranah kognitif bagian kedua, adapun indikator dari aspek pemahaman yaitu: 1. Mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan kata-kata sendiri 2. Membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskripsikan dengan kata sendiri, 3. Menjelaskan gagasan pokok 4. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri 4 Berikut ini daftar nilai yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPA kelas IV A MI ISMARIA Bandar Lampung. Tabel 1 Persentasi Ketuntasan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV A MI Ismaria Bandar Lampung. Jumlah PesertaDidik Nilai Keterangan KKM 65 65-70 80-90 Tuntas Tidak Tuntas 32 60 17 15 45,46 54,54 Sumber: Wawancara Ibu Fitriani Guru Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI ISMARIA Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20152016 Berdasarkan hasil pra survei yang diperoleh penulis dari hasil wawancara pada tanggal 16 Maet 2016 dengan seorang guru kelas bernama ibu Fitri di MI ISMARIA Bandar Lampung mengenai pembelajaran IPA di MI ISMARIA Bandar Lampung beliau menyatakan bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah ini sudah menggunakan K13. Tetapi untuk di sekolah ini K13 belum sepenuhnya diterapkan karena masih terdapat kesulitan dalam menerapkan 4 Kunandar, Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Pesrta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013 suatu pendekatan praktis, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, Cet. 2, 2013, hlm.162 5 kurikulum yang baru tersebut. Hanya materi dan nilainya saja yang dapat diterapkan, tetapi untuk proses belajar dan mengajar terkadang guru masih menggunakan metode ceramah, hanya memberikan materi pelajaran yang berfokus pada pemberian konsep – konsep, informasi, dan fakta yang sebanyak – banyaknya kepada peserta didik, walaupun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan keterlibatan peserta didik secara aktif namun pada kenyataannya masih menunjukan kecendrungan yang berbeda. Hal ini juga dapat kita lihat melalui data tabel di atas bahwa kriteria ketuntasan minimal KKM mata pelajaran IPA MI Ismria Bandar Lampung adalah 65. Peserta didik dinyatakan belum tuntas dalam mata pelajaran IPA jika nilai yang diperoleh minimal 60. Hal itu juga disebabkan karena mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mereka butuhkan akibatnya, hasil belajar yang diperoleh peserta didik pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja. Sedangkan aplikasinya belum tentu dapat dilakukan. Padahal di dalam pelajaran IPA peserta didik dituntut untuk menggunakan informasi yang diperolehnya pada bidang lain, maupun di dalam kehidupan sehari – hari. 5 Tahapan-tahapan perkembangan yang lebih perlu dipahami sebagai bahan pertimbangan pokok dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar adalah tahapan tahapan yang berhubungan dengan perkembangan ranah cipta para pesera didik dalam menjalani proses belajar mengajar dan pembelajaran materi 5 Fitriani,wawancara dengan guru kelas, Bandar Lampung, 16 Maret 2016. 6 tertentu, serta dalam mengikuti proses belajar mengajar yang dikelola oleh guru kelas. 6 Oleh sebab itu, perlu diterapkan suatu aktifitas tertentu dalam kegiatan belajar – mengajar yang berfokus pada keterlibatan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Salah satu faktor penyebab rendahnya pemahaman konsep belajar peserta didik adalah proses belajar IPA kurangnya pemahaman yang diberikan kepada peserta didik dalam memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, pembelajaran di kelas jarang menampilkan gambar – gambar atau video yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi yang bersifat abstrak. Fakta di lapangan juga menunjukan bahwa keterampilan proses sains masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat kurangnya pengetahuan peserta didik dan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep sehingga masih terlihat bingung dalam menerapkan konsep yang telah diperoleh sebelumnya, kurangnya kemampuan berpikir dalam menghubungkan suatu peristiwa atau objek tertentu, dan guru juga lebih sering menerapkan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terlibat secara aktif. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pra penelitian di kelas IV semester genap tahun ajaran 20152016 pada tanggal 16 Februari 2016 menunjukan bahwa pemahaman konsep belajar pada peserta didik masih sangat kurang hal tersebut dapat dilihat pada saat peserta didik diberikan materi di mana peserta didik belum dapat memanfaatkan pembelajaran tersebut. Peserta didik hanya sekedar 6 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan BaruEdisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 19 7 tahu dan pernah mempelajari materi, tetapi tidak dapat memahami dan tidak mampu menggunakannya dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik kelas IV semester genap terdapat kesulitan, beberapa kesulitan yaitu kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru, kesulitan dalam menyimpulkan dan mengemukakan pendapat, di mana di dalam proses pembelajaran IPA juga masih sangat jarang digunakan kegiatan bereksperimen, pada saat bereksperimen masih banyak peserta didik yang terlihat bingung dalam menerapkan konsep yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan antara guru, pesera didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan belajar. Tujuan pembelajaran yang di inginkan tentu yang optiml. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar agar pemahaman konsep peserta didik dalam belajar menjadi lebih baik, salah satu diantaranya adalah menurut penulis adalah melalui model pebelajaran. Banyak cara yang dilakukan untuk dapat membuat peserta didik aktif dalam susasana yang menyenangkan, salah satunya adalah melalui model pembelajaran Teams game and Tournment TGT. Model pembelajaran ini mampu membuat pserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar IPA menggunakan model pembelajran kooperatif adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum menjadi paham dan mengerti permasalahannya. Guru hendaknya 8 tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan peserta didik dalam konteks bagaimana peserta didik belajar mencari, menemukan, menerapkan pengetahuan dengan pendekatan ilmiah, keterampilan, dan sikap. Proses pembelajaran setiap peserta didik memiliki cara belajar dan proses yang berbeda – beda. Dengan perbedaan cara belajar tersebut, maka salah satu solusinya adalah dilakukannya proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Alternatif model pembelajaran IPA yang dapat menumbuhkan pemahaman konsep belajar peserta didik pada pembelajaran IPA adalah model pembelajaran yang berlandaskan pada teori belajar kognitif teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek – aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang di terima dan menyesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman – pengalaman sebelumnya. 7 Pembelajaran dengan dasar pandangan kognitif dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Teams Game and Tournament. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar 7 C. Asri Budiningsih, Belajar Dan Pembelajaran Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005, hlm. 34 9 mengajar. Model pembelajaran yang penulis gunakan sangat berpengaruh terhadap respon peserta didik. Dari hasil wawancara pra survey guru mata pelajaran IPA MI ISMARIA Bandar Lampung, yaitu Ibu Fitriani mengatakan Pemahaman Konsep Belajar Peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA masih belum begitu baik. Dalam proses penilaian pembelajaran beliau lebih melihat kepada semangat peserta didik dan keseharian peserta didik dalam proses belajar mengajar berlangsung. Beliau berfikir bahwa dalam proses pengevaluasian berlangsung seorang peserta didik dapat melakukan berbagai cara untuk memperoleh hasil yang terbaik, dengan cara mencontek dan lain sebagainya. Dan selama ini juga beliau hanya mempraktekan metode ceramah yang lebih dominan pada Cerita, namun beliau belum pernah menggunakan berbagai metode cara dan model-model pembelajaran lain, khususnya model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT Hasil prasurvay yang dilakukan oleh penulis terhadap proses pembelajaran IPA kelas IV memang dalam penyampaian materi pembelajaran belum maksimal pada penggunaan model-model pembelajaran. Selebihnya guru hanya menggunakan metode ceramah, disisi lain dalam penyampaian materi pelajaran tidak menyampaiakan materi pelajaran secara detail, dalam penyampaian materi pelajaran hanya memberikan suatu pencerahan kepada peserta didik tentang materi yang dibahas pada saat itu. Guru beranggapan bahwa materi pelajaran dapat peserta didik baca pada buku paket ataupun LKS. Selain menggunkan 10 metode ceramah, kegiatan Tanya jawab juga guru hanya memerintah peserta didik mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Dengan proses pembelajaran seperti itu, banyak peserta didik yang merasa kurang berminat dengan pelajaran IPA. Terlihat jelas bahwa ketika proses belajar mengajar banyak peserta didik yang ribut sendiri, tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru hal ini dapat menyebabkan pemahaman belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA sangatlah berkurang yang berakibat pada hasil prestasi belajar peserta didik pada khususnya. Pemahaman konsep belajar peserta didik kelas IV MI ISMARIA Bandar Lampung tidak memiliki pemahaman yang tinggi sebagaimana dari table dibawah ini: Tabel 1.2 Data Awal Pada Saat Survay Hasil Pemahaman Belajar Peserta Didik kelas IV MI ISMARIA Badar Lampung NO NAMA Indikator pemahaman konsep Jml Skor Keterangan 1 2 3 4 1 Arianta Hermawati - - -  1 Tidak Paham 2 Bunga Zahra     4 Paham 3 Dayana Alya R.     4 Paham 4 Dina Cahyani Fitri - -  - 1 Tidak Paham 5 Gandes Wijaya - - -  1 Tidak Paham 6 Jessica Aulia Fajri     4 Paham 11 7 Lady Mutiara  - -  2 Kurang Paham 8 Maysa Cahya Lestari   -  3 Paham 9 Melisa Aprilia  -  - 2 Kurang Paham 10 Muhammad Nawa - -  - 1 Tidak Paham 11 M.Akmal Al-Farel - -   2 Kurang Paham 12 M. Amru Rasyid - - -  1 Tidak Paham 13 M. Khadafi - - -  1 Tidak Paham 14 M. Nur Wahid     4 Paham 15 M. Raid Syadad     4 Paham 16 Nadine N.P - - -  1 Tidak Paham 17 Nadin Putri T - -  - 1 Tidak Paham 18 Naylal Husna - - -  1 Tidak Paham 19 Nia Ayu Fadilah - - -  1 Tidak Paham 20 Pratama Saputra  - -  2 Kurang Paham 21 Raudah Mutia S - -   2 Kurang Paham 22 Riezki Dian Anugerah     4 Paham 23 Sabrina Febrianti - - -  1 Tidak Paham 24 Salsa Agadia K - - -  1 Tidak Paham 25 Syafa Nayla - -  - 1 Tidak Paham 26 Syahra Berliantika - -   2 Kurang 12 Paham 27 Thalighta Vishara     4 Paham 28 Valomitha     4 Paham 29 Veisa Nur Aulia - -   2 Kurang paham 30 Yahya   -  3 Paham 31 Zahra Afirra     4 Paham 32 Zayan -    3 Paham Jumlah 72 - Pesera didik yang paham 12 Peserta didik Persentase 2,21 Sumber: Data diolah berdasarkan hasil survay pada peserta didik kelas IV C MI ISMARIA Bandar Lampung yang berjumlah 32 orang pada tanggal 16 maret 20116 Berdasarkan tabel di atas, hasil pre test saat survay Pemahaman konsep belajar peserta didik kelas IV C MI ISMARIA Bandar Lampung masih rendah yakni peserta didik yang pemahaman belajar nya tinggi hanya 12 orang dengan persentase 2,21 . Dengan demikian dapat di ketahui bahwa dari hasil post test sebelum diterapkannya model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA masih rendah. Keterangan: 1. Mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan kata-kata sendiri 2. Membedakan, membandingkan, menginterpretasi data, mendeskripsikan dengan kata sendiri 3. Menjelaskan gagasan pokok 4. Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri 13 Keterangan: P = Persentase rata-rata nilai Peserta didik F = Jumlah Skor Pencapaian perindikator N = Jumlah Seluruh Peserta didik 8 Pencapaian Indikator 1 : Tidak Paham 2 : Kurang Paham 3 : Paham Tabel 1.3 Pedoman Kualifikasi Hasil Skor Observasi Persentase Skor yang diperoleh Kategori 66,67 ≤ P ≤ 100 Tinggi 33,33 ≤ P ≤ 66,66 Sedang ≤ P ≤ 33,32 Rendah Suharsimi Arikanto dan Ceppi Saruddin Tabel diatas memberikan gambaran dari 32 Peserta didik rata-rata tidak memiliki pemahaman yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik kelas IV D MI ISMARIA Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA hasil belajarnya masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini kemungkinan disebabkan oleh oleh kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik kurang tepat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 8 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo. Jakarta, 2008, hlm. 43. P = × 100 14 Secara khusus penulis menemukan gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT dalam meningkatkan pemahaman konsep belajar IPA peserta didik kelas IV MI Ismaria. Berdasarkan dengan materi Struktur Tubuh Tumbuhan dan Fungsinya, aka faktor yang melatar belakangi munculnya kesulitan peserta didik dalam memahami konsep struktur tumbuhan yaitu peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru ketia kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, banyak bermain di kelas, kurang mengurangi pelajaran di rumah, guru dikelas tidak menyajikan pelajaran dalam bentuk yang menarik perhatian peserta didik, hanya sekedar menjelaskan dengan metode ceramah saja. Dari pemaalahan tersebut, dapat penulis asumsikan bahwa persoalan yag berkaitan dengan faktor yang bersmber dari individu peserta didik dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas. Untuk mengatasi permasalahan yang dialami peserta didik tersebut maka penulis memiliki upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, upaya-upaya yang perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan secara berulang-ulang pada materi yang tidak dimengerti oleh peserta didik. Disini guru lebih memfokuskan pengajaran pada materi yang menjadi kesulitan para peserta didik dengan dijelaskan secara berulang-ulangsampai siwa benar-benar mengerti. 2. Lebih memvariasikan model dan metode pembelajaran, seperti dengan menerapkan model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT karena model pembelajaran ini mampu menarik minat belajar peserta didik dan belajar dan sangat mudah di terapkan di kelas. 3. Menggunakan media konkrit yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Untuk lebih menarik perhatian peserta didik pada proses belajar mengajar khususnya pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya digunakan media seperti membawa tanaman kembang, daun, batang, buah dan bunga. 4. Melakukan eksperimen di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi yang disajikan. 15 5. Memberi soal latihan dan pekerjaan rumah, dengan harapan agar pemahaman peserta didik pada materi seusai pembeljaran berlanjut dengan adanya tugas. Berdasarkan masalah yang terjadi seperti yang di atas maka pemahaman konsep belajar peserta didik dipandang sebagai kemampuan yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk malakukan penelitian pada mata pelajaran IPA di MI ISMARIA Bandar Lampung melalui model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT. Judul penelitian yang penulis ambil adalah “Pengaruh model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT terhadap peningkatan pemahaman konsep belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas IV MI ISMARIA Bandar Lampung”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 1 164

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 2 SUKAMAJU KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN

0 1 201

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 254

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT ( TGT ) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISW PADA KELAS V DI MI AL-FAJAR PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 - Raden Intan Repository

0 1 102