17
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah melalui
model pembelajaran TGT Teams Game and Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar peserta didik kelas IV MI ISMARIA Bandar
Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model pembelajatan
Teams Game and Tournament TGT mempunyai pengaruh terhadap penimgkatan pemahaman konsep belajar peserta didik?
F. Manfaat Penelitian Manfaaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Bagi peserta didik, melalui model pembelajaran TGT peserta didik diharapkan akan menumbuhkan pemahaman konsep belajar peserta didik
agar lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, dapat menggunakan potensi sumber
belajar yang terdapat disekitarnya, dapat meningkatkan peran aktif peserta didik, dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu
konsep IPA.
18 2. Bagi penulis, melalui penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui
pengaruh model pembelajaran TGT terhadap peningkatan pemahaman
konsep belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Bagi guru, memberikan informasi dan masukan kepada guru agar dapat menggunakan model pembelajaran sebagai salah satu upaya peningkatan
pemahaman konsep belajar peserta didik.
4. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat mengenal dan mengembangkan model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas
belajar mengajar di MI ISMARIA Bandar Lampung menjadi lembaga
pendidikan yang lebih berkualitas..
5. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pemikiran dalam melakukan kajian yang
berorientasi pada penerapan model pembelajaran IPA.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari yang dimaksudkan maka dibatasi ruang lingkup penelitiannya sebagai berikut :
1. Objek penelitian Objek dalam penelitian adalah peserta didik kelas IV semester ganjil MI
ISMARIA Bandar Lampung. 2. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Teams Game and Tournament TGT.
19 3. Waktu dan tempat penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian adalah saat peserta didik duduk di kelas IV semester ganjil di MI ISMARIA Bandar Lampung tahun pelajaran
20152016.
H. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah – istilah
yang terdapat pada penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa penjelasan sebagai berikut :
1. Teams Game and Tournament TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam
kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah
satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status.
Model pembelajaran ini melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan
semangat belajar dan mengandung reinforcement. 2. Pemahaman konsep adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-
benar mengerti apa yang disampaikan.
20
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI 1. Model Pembelajaran TGT Teams Game and Tournament
a. Pengertian Model Pembelajaran TGT Teams Game and Tournament
Dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT mirip dengan STAD dalam hal kelompok, format intruksional, dan lembar kerjanya.
Bedanya adalah jika STAD berfokus pada komposisi kelompok yang berdasarkan kemampuan, ras, etnik dan gender, maka TGT umumnya fokus
hanya pada level kemampuan, ras, etnik, dan gender, maka TGT umunya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu, jika STAD, yang
digunakan adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik.
9
Tujuan utamanya adalah kerjasama antar sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang dipersiapkan
antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru. Dalam turnamen itu, peserta didik bertanding mewakili timnya dengan anggota tim
lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Teams Game and Tournament TGT adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok –
9
Miftahul Huda, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011, hlm.116-117
21 kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status. Model pembelajaran ini melibatkan
peran peserta didik sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
b. Langkah – langkah Penggunaan model pembelajaran TGT Teams game and Tournament
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas class precentation, belajar
dalam kelompok teams, permainan games, pertandingan tournament, dan perhargaan kelompok team recognition.
Adapun indikator dalam model pembelajaran TGT Teams Game and Tournament adalah sebagai berikut:
a Tahap penyajian kelas class precentation Bahan ajar dalam TGT mula-mula diperkenalkan melalui presentasi
kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah-diskusi yang dilakukan oleh guru, Namun presentasi dapat
22 meliputi presentasi audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada
kegiatan ini peserta didik bekerja lebih dahulu untuk menemukan informasi atau mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri.
Presentasi kelas dalam TGT berbeda dari pengajaran biasa, dalam presentasi tersebut harus jelas-jelas fokus pada unit TGT tersebut. Dengan
cara ini, peserta didik menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan
membantu mereka dalam turnamenpertandingan dengan baik dan skor turnamen mereka menentukan skor timnya.
b Belajar dalam kelompok teams Peserta didik ditempatkan dalam kelompok
– kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin,
dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi peserta didik untuk saling membantu
antar peserta didik yang berkemampuan lebih dengan peserta didik yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Fungsi utama tim
adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik untuk mempersiapkan semua anggota tim agar dapat mengerjakan
kuis dengan baik. Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul
untuk mempelajari LKS atau bahan lain. LKS dapat diperoleh dari hasil penelitian dan pengembangan sebuah pusat, lembaga atau proyek yang telah
punya LKS siap pakai atau dapat dibuat sendiri oleh guru. Ketika peserta
23 didik mendiskusikan masalah bersama dan membandingkan jawaban, kerja
tim yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan apabila teman sesama tim membuat kesalahan.
c Permainan Games Tournament Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan.
Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk
bermain kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca. Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan
aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca
soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan
kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara
mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah
jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang
pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja.
Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal
24 habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali
– kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama
sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak
boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja
menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain
kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali
kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota
kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
d Penghargaan Kelompok team recognition Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing
– masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.
Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh
kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing –
25 masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh
seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan
dengan sebagai langkah-langkah sebagai berikut: 1 Guru menentukan nomor urut peserta didik dan menempatkan peserta
didik pada meja turnamen 3 orang , kemampuan setara. Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lbr jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1
lembar skor permainan. 2 Peserta didik mencabut kartu untuk menentukan pembaca I nomor
tertinggi dan yang lain menjadi penantang I dan II. 3 Pembaca I mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
4 Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor. 5 Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat
mengajukan jawaban secara bergantian. 6 Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan
kartu jawaban yang benar jika ada. 7 Selanjutnya peserta didik berganti posisi sesuai urutan dengan
prosedur yang sama. 8 Setelah selesai, peserta didik menghitung kartu dan skor mereka dan
diakumulasi dengan semua tim. 9 Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik
26 kriteria tengah, Tim Baik kriteria bawah , untuk melanjutkan
turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat peserta didik berdasarkan prestasi pada meja turnamen.
Dengan TGT, siswa akan menikmati bagaiman suasana turnament itu, dan karena mereka berkompetisi dengan kelompok-
kelompok yang memiliki komposisi kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam TGT terasa lebih fair dibandingkan kompetisi dalam
pembelajaran-pembelajaran tradisional pada umumnya.
10
c. Kelebihan dan Kelemahan Dalam Pembelajaran TGT
Menurut Slavin kelebihan model pembelajaran TGT, sebagai berikut: 1 Para peserta didik di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT
memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada peserta didik yang ada dalam kelas tradisional.
2 Meningkatkan perasaanpersepsi peserta didik bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
3 TGT meningkatkan harga diri sosial pada peserta didik tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.
4 TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit
5 Keterlibatan peserta didik lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.
10
Miftahul Huda, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 117
27 6 TGT meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah pada remaja-
remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.
7 TGT meningkatkan pencurahan waktu untuk tugasMengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individuDengan waktu yang sedikit
dapat menguasai materi secara mendalam. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari peserta didik Mendidik peserta didik
untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. Motivasi belajar lebih tinggi Hasil belajar lebih baik meningkatkan kebaikan budi, kepekaan
dan toleransi. Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah :
1 Bagi Guru Sulitnya pengelompokan peserta didik yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam
menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh peserta didik cukup banyak sehingga melewati waktu
yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
b Bagi Peserta didik Masih adanya peserta didik berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan
sulit memberikan penjelasan kepada peserta didik lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik
28 peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat
dan mampu menularkan pengetahuannya kepada peserta didik yang lain.
2. Pemahaman konsep a. Pengertian Pemahaman Konsep
Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar peserta didik mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman
belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat penting, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur.
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.
11
. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman adalah bagaimana seorang mempertahankan,
membedakan, menduga,
menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan
memperkirakan.
12
Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka
operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,
11
Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, Cet ke-V, hlm. 427 -428
12
Suharsimi Arikunto, Dasar_Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi, Cet.IX; Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.118 - 137
29 mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan,
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan
mengambil keputusan. Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti
dengan belajar dan berpikir.
13
Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Dengan pemahaman, peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.
Sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 31:
“Dan Dia Mengajarkan kepada adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikatlalu
berfirman: „Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang benar orang-
orang yang benar” Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk memahami sesuatu, belum
cukup jika hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu, tetapi harus memahami sampai pada hakekat benda tersebut. Di dalam ranah
kognitif menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman
tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan.
13
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997, Cet ke-8, hlm.44
30 Berikut ini pengertian pemahaman konsep menurut para ahli:
1. Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah: kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu
itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.
14
2. Menurut Poerwodarminto “Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar”. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah
pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses perbuatan dan cara memahami. Pemahaman
adalah cara bagaimana seorang mempertahanka, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, memberikan
contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
15
3. Menurut Nasution “Pemahaman konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep-
konsep tertentu”. Seorang siswa
telah memiliki
pemahaman konsep
apabilansiswa telahmenangkap makna atau arti dari suatu konsep. Bentuk dari
pemahaman konsep berupa pemahaman, terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman Ekstrapolasi.
14
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grfindo Persada, 1996, cet. ke-4, hlm. 50
15
Porwodarminto, Definisi Pemahaman Konsep, Http:www.usershare.net
, 1976
31 4. Menurut Mustaji “Pemahaman konsep adalah kemampuan berpikir
kritis dan kreatifdalam mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu
”. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan khususnya materi penjumlahan, seorang guru sewajarnya membuat
membuat proses pembelajaran yang dilakukan, disukai, dan diminati pada siswa yang diajarkannya.
5. Menurut Sanjaya, mengatakan apa yang di maksud pemahaman konsep adalah kemampuan peserta didik yang berupa penguasaan
sejumlah materi pelajaran, dimana peserta didik tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi
mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti,
memberikan interprestasi
data dan
mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang
dimilikinya.
Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama,
yaitu dengan
memahami sesuatu
berarti seseorang
dapat mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan,
memperkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi
contoh, menuliskan
kembali, mengklasifikasikan,
dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.
32 Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang
dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman,
seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari
juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Berdasarkan pengertian pemahaman diatas, penulis menyimpulkan
pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya
Konsep adalah suatu kelas atau kataegori stimuli yang memiliki ciri- ciri umum yang membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objekyang ada
di sekitar kita yang dimulai dengan cara mengenali ciri-ciri masing-masing objek.
16
Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari matematika. Pada setiap
pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar peserta didik memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan
dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah.
Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar peserta didik sehingga
dapat mendefinisikan
atau menjelaskan
sebagian atau
16
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2001, hlm. 165
33 mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri.
Dengan kemampuan peserta didik menjelaskan atau mendefinisikan, maka peserta didik tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu
pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan definisi pemahaman konsep adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-benar
mengerti apa yang disampaikan. Pengajaran yang menekankan kepada pemahaman mempunyai
sedikitnya lima keuntungan, yaitu: 1. Pemahaman memberikan generative artinya bila seorang telah
memahami suatu konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman yang lain karena adanya jalinan antar pengetahuan yang
dimiliki peserta didik sehingga setiap pengetahuan baru melaui keterkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
2. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah dipahami dengan baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif
dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain melalui pengorganisasian skema atau pengetahuan secara lebih efisien di dalam struktur kognitif
bepikir sehingga pengetahuan itu lebih mudah diingat.
34 3. Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus diingat artinya
jalinan yang terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang lain dalam struktur kognitif peserta didik yang mempelajarinya dengan
penuh pemahaman merupakan jalinan yang sangat baik. 4. Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman suatu
konsep matematika akan diperoleh peserta didik yang aktif menemukan keserupaan dari berbagai konsep tersebut. Hal ini akan
membantu peserta didik untuk menganalisis apakah suatu konsep tertentu dapat diterapkan untuk suatu kondisi tertentu.
5. Pemahaman mempengaruhi keyakinan peserta didik artinya peserta didik yang memahami matematika dengan baik akan mempunyai
keyakinan yang
positif yang
selanjutnya akan
membantu perkembangan pengetahuannya.
Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami konsep, maka perlu diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep
pembelajaran melalui indikator. Adapun indikator dalam pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
1 Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep Kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan kembali apa yang telah
dikomunikasikan kepadanya. Contoh: pada saat peserta didik belajar maka peserta didik mampu menyatakan ulang maksud dari pelajaran itu.
2 Kemampuan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep
35 Kemampuan peserta didik mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya
berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Contoh: peserta didik belajar suatu materi dimana peserta didik dapat mengelompokkan suatu
objek dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep. 3 Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh
Kemampuan peserta didik untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi. Contoh: peserta didik dapat mengerti contoh yang
benar dari suatu materi dan dapat mengerti yang mana contoh yang tidak benar.
4 Kemampuan menyajikan Konsep dalam berbagai bentuk representasi Kemampuan Peserta didik memaparkan konsep secara berurutan yang
bersifat matematis. Contoh: pada saat peserta didik belajar di kelas, peserta didik mampu mempresentasikanmemaparkan suatu materi secara
berurutan. 5 Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu
konsep Kemampuan peserta didik mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat
cukup yang terkait dalam suatu konsep materi. Contoh: peserta didik dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang harus
diperlukanmutlak dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan. 6 Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
Kemampuan peserta didik menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan
36 prosedur. Contoh: dalam belajar peserta didik harus mampu menyelesaikan
soal dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
3. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahapeserta didik
kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Menurut Cronbach “belajar suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan suatu perubahan pada diri peserta didik. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap”.
17
Berikut ini pengertian belajar menurut tokoh-tokoh pendidikan: a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educatioanal
Psycology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi tau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal
apabila diberi penguat reinforcer.
17
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011, hlm. 13
37 b. Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychology membatasi
belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan yang pertama, ...acquisition of any relatively permanent change in behavior as
aresult of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan
dan pengalaman. Rumusan keduanya, Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses
memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. c. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, mendifinisikan
belajar sebagai ...any relatively permanent change in an organism‟s behaviorial repertoire that accurs as a result of
experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap dan terjadi dalam segala macam kesukaran tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat
maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perbuhan dalam diri sesorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan anak menjadi
bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar.
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan
dengan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
38 lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai
komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi.
18
Peserta didik memperoleh pendidikan tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah dalam bergaul memperoleh pengalaman sendiri artinya
seumur hidupnya. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil seseorang tergantung pada apa
yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
19
Benjamin S. Bloom mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
20
Dari ketiga ranah tersebut, peneliti hanya mengambil satu ranah yaitu ranah kognitif dalam penelitian ini.
Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas kognitif manusia itu sudah mulai sejak manusia itu mulai mendaya gunakan
kapasitas motor dan sensorinya. Hanya cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar.
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition kondisi ialah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu dominan atau
18
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2010 Hlm. 25
19
Ibid. hlm. 38
20
Abdurrahma, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010 hlm. 38
39 wilayahranah psikologis manusia ang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengelolaan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
21
Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif peserta didik yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni: 1 Strategi
belajar memahami isi materi pelajaran; 2 strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang
terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
22
Adapun yang termasuk dalam ranah kognitif adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowlage dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak
sepenuhnya tepat sebb dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus,
batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh dan nama-nama kota. Dilihat dari segi segi proses belajar istilah-istilah
tersebut memang perlu dihafal dan di ingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengethuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
b. Pemahaman Tipe hasil belajar lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
21
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, hlm.65
22
Ibid, hlm. 83
40 sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang
dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi
daripada pengetahuan. Namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu
mengetahui dan mengenal. c. Penerapan Aplikasi
Penerapan alpikasi adalah penggunaan abstrak pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,
teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abtraksi kedalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama
akan beralih menjado pengetahuan hafalan atau keterampilan. d. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Analisis merupakan
kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat
memilahkan integritas menjadi dua bagian-bagian terpadu. e. Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan,
bepikir pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah
41 daripada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan atau
jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. f. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian kepurusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,
metode materil, dan lain-lain. Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya kriteria atau standar tertentu. Mengembangkan
kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi, dan sistesis akan mempertinggi mutu evaluasinya.
4. Pemahamn Konsep Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Ilmu Pengetahuan Alam IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. . Hal ini sejalan dengan
kurikulum KTSP Depdiknas, 2006 bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang bersifat empirik dan
membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini
menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.
Tujuan pembelajaran IPA di SDMI menurut adalah: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya.
42 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan. 6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep adalah:
a. makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu: manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
c. Energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
43 d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk
memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
B. KERANGKA PEMIKIRAN