48 menjadi variabel terikat Y adalah terhadap peningkatan pemahaman
konsep belajar pada mata pelajaran IPA.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.
32
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang baik dan dapat dipercaya adalah instrumen yang memiliki tingkat validitas mengukur
ketepatan dan reliabilitas yang tinggi. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian, yaitu: 1. Instrumen digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang
keadaan obyek atau proses yang diteliti 2. Instrumen digunakan untuk mengontrol obyek atau proses yang diteliti.
D. Uji Coba Instrumen
Data yang digunakan dalam penganalisis test harus melalui tahapan-tahapan yang dinilai agar test tersebut dapat digunakan dengan baik. Instrumen terlebih
dahulu diuji cobakan pada kelas yang lain di sekolah pada tingkat yang sama kemudian diberikan kepada subjek penelitian.
32
Sugiyono, ibid . hlm. 148
49 1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti intrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
33
Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan analisis validitas isi dan
validitas butir soal. Suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari
keseluruhan isi hal yang akan diukur.
34
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan.
35
Untuk mempertinggi validitas isi, hendaknya melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan intruksionalnya.
b. Membuat kisi-kisi dari soal test yang akan ditulis. c. Menyusun soal test beserta kuncinya.
d. Menelaah soal test sebelum dicetak. Penelaahan ini akan lebih baik apabila dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari ahli-ahli yang
relevan.
36
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 168
34
Budiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2003, Hlm. 58
35
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R D, Bandung: Alpabeta, 2009, hlm. 129
36
Budiyono. Op.Cit.hlm. 58-59
50 Untuk mengetahui indeks validitas dari butir soal, dapat dicari dengan
rumus:
Keterangan: = Koefisien korelasi
n = jumlah responden
x
i
= rata-rata yang akan dicari validitasnya pada soal ke i yi = skor total yang diperoleh responden ke i
= kuadrat dari x
i
= kuadrat dari y
i. 37
Daerah Kritis untuk validitas butir soal adalah
.
2. ji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dari suatu instruman
mewakuli karakteristik yang diukur. Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal test menggunakan teknik alpha yaitu dengan mengguanakan rumus :
Keterangan: R
11
= koefisien reliabilitas test n
= banyaknya butir item i
= bilangan Konstanta = varian Total
= varians skor tiap item.
38
37
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Dua, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, hlm:87
51 3. Uji Tingkat Kesukaran
Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Instrumen yang terlalu mudah tidak akan merangsang
peserta didik untuk mempertinggi usahanya dalam memahami pembelajaran sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena di luar jangkauannya.
39
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Untuk menentukan
tingkat kesukaran
item instrumen
penelitian dapat
menggunakan rumus sebagai berikut: P =
Keterangan:
P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.1 Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
P ≤ 0,30
Terlalu sukar
38
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2013 hlm. 122
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineke Cipta, 2010, h.268
52 0,30 P
≤0,70 Cukup sedang
P0,70 Terlalu mudah
40
4. Uji Daya Pembeda Tes Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasi belajar
untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah.
41
Daya pembeda instrument adalah tingkat kemampuan instrument untuk membedakan antara peserta didik
yakni peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Dapat diukur dengan menggunakan rumus seperti di
bawah ini: IDP =
Keterangan:
IDP : Indeks daya pembeda soal BA : Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N
: Banyaknya siswa yang mengikuti tes Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Keputusan
0,00 ≤ IDP 0,20
Jelek
40
Anas Sudjono, Op. Cit, h. 372.
41
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineke Cipta, 2010, Cet-6, h. 186.
53 0,20
≤ IDP0,40 Cukup
0,40 ≤ IDP 0,70
Baik 0,70
≤ IDP≤1,00 Baik Sekali
E. Metode Pengumpulan Data