Analisis Hasil Penelitian PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Teams Game and Tournament (TGT) TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MI ISMARIA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penerapan Model Teams Game And Tournament TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA peserta didik kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas IV B sebagai kelas kontrol. Data hasil penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu data penelitian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan. Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan Model Teams Game And Tournament TGT pada dasarnya diskusi kelompok.Peserta didik diminta untuk berkelompok yang masing-masing beranggotakan 5-6 orang, masing-masing anggota diberi nomor.Sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Guru menjadi pusat pembelajaran, peserta hanya memperhatikan, mencatat penjelasan guru, dan mengerjakan soal yang diberikan.

1. Analisis Data a. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1 Validitas Isi Untuk memperoleh data skor hasil uji coba instrument pada peserta didik, dilakukan uji coba test yang terdiri dari 15 soal uraian pada peserta didik di luar populasi penelitian.Uji coba tes dilakukan pada 42 orang peserta didik kelas V B MI Ismaria Al- Qur‟aniyah 61 Bandar Lampung pada tanggal 02 September 2016. Berikut rangkuman uji validitas soal tes: Tabel 4.1 Validitas Item Soal No Soal r tabel r hitung Kesimpulan 1 0,308 0,673 Valid 2 0,308 0,016 Tidak Valid 3 0,308 0,611 Valid 4 0,308 0,371 Valid 5 0,308 0,554 Valid 6 0,308 0,683 Valid 7 0,308 0,682 Valid 8 0,308 0,664 Valid 9 0,308 0,577 Valid 10 0,308 0,201 Tidak Valid 11 0,308 0,647 Valid 12 0,308 0,312 Valid 13 0,308 0,649 Valid 14 0,308 0,349 Valid 15 0,308 0,418 Valid Sumber : Pengolahan Data Lampiran 11 Hasil perhitungan uji intrumen tes hasil belajar matematika peserta didik dengan 15 soal essay dan α = 0,05 menunjukkan bahwa terdapat dua soal yang tidak valid r xy 0,308 yaitu soal nomor 2 dan nomor 10, selebihnya tergolong valid dengan kisaran 0,308 s.d 0,791. Berdasarkan kriteria validitas soal yang akan digunakan untuk mengambil data, maka butir soal nomor 2 dan 10 dibuang karena item 62 soal tersebut tidak dapat mengukur hasil belajar siswa, sehingga tidak dapat diujikan kepada sampel penelitian dengan membuang item soal tersebut. Selain butir soal nomor 2 dan 10, item soal semuanya dapat digunakan untuk mengambil data. 2 Analisis Tingkat kesukaran Uji tingkat kesukaran pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan tergolong sukar, sedang atau mudah. Dengan bantuan program Microsoft office excel 2010, diperoleh hasil perhitungan indeks kesukaran setiap butir soal tes hasil belajar matematika yang disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Item Soal No Soal Tingkat Kesukaran Keterangan 1 0,6488 Cukup 2 0,078 Sukar 3 0,459 Cukup 4 0,224 Sukar 5 0,5024 Cukup 6 0,527 Cukup 7 0,522 Cukup 8 0,785 Mudah 9 0,195 Sukar 10 0,171 Sukar 11 0,595 Cukup 12 0,893 Mudah 13 0,429 Cukup 63 14 0,561 Cukup 15 0,595 Cukup Sumber : Pengolahan Data Lampiran 12 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 15 butir soal yang diuji cobakan menunjukkan terdapat 2 butir soal yang tergolong mudah P 0,70 yaitu soal nomor 8 dan 12. Selain itu, terdapat 9 butir soal tergolong sedang 0,30 ≤ P ≤ 0,70 yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 11, 13, 14, dan 15. Adapun 4 butir soal yang tergolong sukar P 0,70 yaitu soal nomor 2 , 4 , 9 dan 10. 3 Analisis Daya Beda Butir Soal Dengan bantuan program Microsoft office excel 2010, diperoleh hasil perhitungan daya pembeda tiap butir soal tes hasil belajar IPA yang disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Daya Pembeda Item Soal C Daya Pembeda Keterangan Keputusan 1 0,390 Sedang Diterima 2 -0,130 Jelek Ditolak 3 0,250 Sedang Diterima 4 0,020 Jelek Ditolak 5 0,270 Sedang Diterima 6 0,280 Sedang Diterima 7 0,240 Sedang Diterima 8 0,460 Baik Diterima 9 0,050 Jelek Ditolak 64 10 0,050 Jelek Ditolak 11 0,300 Sedang Diterima 12 0,470 Baik Diterima 13 0,220 Sedang Diterima 14 0,260 Sedang Diterima 15 0,300 Sedang Diterima Sumber : Pengolahan Data Lampiran 13 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa soal yang mempunyai daya pembeda dengan kriteria jelek ada 4 soal, kriteria sedang ada 11 soal, dan kriteria baik ada 2 soal. Butir-butir tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan siswa tersebut. Jika daya pembeda jelek maka menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan memiliki daya pembeda sedikit, dalam arti bahwa jumlah siswa kelompok atas yang jawabannya benarberbeda hanya sedikit dengan jumlah siswa kelompok bawah yang jawabannya benar. Jadi diantara kedua kelompok siswa tersebut perbedaannya hanya sedikit sekali.Maka penulis menyimpulkan tidak menggunakan atau membuang item soal yang daya pembedanya jelek. 4 Uji Reliabilitas Perhitungan indeks reliabilitas soal dilakukan dengan menggunakan Rumus Alfa Cronbach terhadap 15 butir soal. Dapat dilihat pada Lampiran 12, bahwa item-item soal yang tersebut 65 memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,739 lebih besar dari r tabel = 0,308. Sehingga instrument tes tersebut dikatakan reliable dan memiliki keajegan atau konsisten dalam mengukur sampel dan layak digunakan untuk pengambilan data hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya beda soal, dari 15 soal yang diujikan terdapat 10 soal yang dapat digunakan untuk mengambil data. Soal yang digunakan harus memenuhi syarat validitas yakni r hitung r tabel harus memiliki tingkat kesukaran cukup sedang antara 0,30 sampai dengan 0,70 serta memiliki 0,20 ≤ IDP ≤ 1,00. Berikut rangkuman hasil analisis butir soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal No Soal Uji Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Reliabilitas Kesimpulan 1 Valid Sedang Diterima Reliabel Digunakan 2 Tidak Valid Sukar Ditolak Tidak digunakan 3 Valid Sedang Diterima Digunakan 4 Valid Sukar Ditolak Tidak digunakan 5 Valid Sedang Diterima Digunakan 6 Valid Sedang Diterima Digunakan 7 Valid Sedang Diterima Digunakan 8 Valid Mudah Diterima Digunakan 9 Valid Sukar Ditolak Tidak digunakan 10 Tidak valid Sukar Diterima Digunakan 11 Valid Sedang Diterima Digunakan 66 12 Valid Mudah Ditolak Tidak digunakan 13 Valid Sedang Diterima Digunakan 14 Valid Sedang Diterima Digunakan 15 Valid Sedang Diterima Digunakan Berdasarkan tabel di atas, maka soal yang dapat digunakan yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, dan 15. Maka dipilih soal yang dapat digunakan untuk pretest dan posttest ada 10 soal saja yang diambil, yaitu 1, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, dan 15

b. Data Kemampuan Awal Peserta Didik Pretest

Pengambilan data awal dilakukan sebelum memulai pembelajaran materi struktur tumbuhan dan fungsinya. Pada lampiran 2 dapat dilihat nama responden dari eksperimen yang berjumlah 32 orang dan responden kelas kontrol yang juga berjumlah 32 orang. Rangkuman data kemampuan awal peserta didik yang diperoleh dari hasil pretest dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest Skor Maks Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Maks Nilai Min S Nilai Maks Nilai Min S 100 68 28 48,94 11,02 56 20 44,313 8,7858 Sumber : Pengelolaan data Lampiran 17 dan 18 67 Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa dengan skor maksimal 100 kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 28 dengan nilai rata-rat nilai 48,94 dan simpangan baku sebesar 11,02. Pada kelas kontrol dengan skor maksimal 100, memiliki nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 20 dengan nilai rata-rata nilai 44,313 dan simpangan baku sebesar 8,7858. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai awal pmahaman konsep belajar peserta didik yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda.

c. Hasil Uji Prasyarat Data Pretest 1. Uji Nomalitas Data Pretest

Skor awal data dari setiap kelas digunakan untuk menguji normalitas data. Uji normalitas data menggunakan rumus Liliefors L hitung = max | F z i – S z i |. Rangkuman hasil uji normalitas terhadap data hasil pretest dengan taraf nyata sebesar 0.05 dapat dilihat pada tabel 11 berikut : Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas N Kesimpulan Eksperimen 32 0,1009 0,161 diterima Kontrol 32 0,1555 0,161 Sumber : Pengolahan data lampiran 17 dan 18 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik 32 diperoleh L hitung = 0,1009. Dengan α = 5 = 0,05 didapat L tabel = 0,161. Oleh karena itu L hitung L tabel 68 yaitu 0,1009 0,161. sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 32 diperoleh L hitung = 0,1555. Dengan α = 5 = 0,05 didapat L tabel = 0,161. Oleh karena itu L hitung L tabel yaitu 0,1555 0,161. Maka dapat disimpulkan hasil uji normalitas data pretest bahwa data kelas eksperimen dan kelas kontrol maka H diterima yang berarti bahwa populasi berdistribusi normal.

2. Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest

Uji kesamaan dua varians homogenitas digunakan untuk melihat kesamaan kedua varians kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rangkuman data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Varians Kesimpulan Eksperimen 113,59 1,519 1,84 diterima Kontrol 74,77 Sumber : Pengolahan data lampiran 19 Berdasarkan tabel di atas diperoleh = 1,519 dengan taraf sitgnifikan α = 0,05, diperoleh = 1,84. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa . Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen dengan demikian data pretest telah memenuhi syarat uji perbedaan dua rata-rata. 69

3. Uji perbedaan Data Tes Awal Pretest

Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t dengan taraf nyata 0,05 terhadap data hasil pretest untuk mengetahui bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Dengan hepotesis penelitian : H : µ 1 = µ 2 Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA peserta didik yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen H 1 : µ 1 ≠ µ 2 Terdapat perbedaan hasil belajar IPA peserta didik yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Uji-t n 1 n 2 n 1 + n 2 – 2 t hitung t tabel Keputusan uji 32 32 62 2,040 1,99897 H diterima Sumber : pengolahan data lampiran 20 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwat hitung = 2,040 dan daya beda 62 dengan t tabel = 1,99897. Jika t hitung lebih kecil atau sama dengan ≤ dari t tabel maka H diterima. Hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata pemahaman konsep IPA peserta didik yang akan dijadikan kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar IPA peserta didik kelas kontrol. 70

d. Data Peningkatan Hasil belajar

Setelah diberikan tes awal pretest dean tes terakhir posttest selanjutnya data hasil pretest dan posttest dilakukan perhitungan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep IPA kelas IV setelah melaksanakan pembelajaran dengan rumus normalized n-gain. Berikut rekapitulasi data indeks peningkatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Data Indeks Peningkatan Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol No Peningkatan Eksperimen Peningkatan Kontrol 1 0,676 0,500 2 0,519 0,786 3 0,440 0.400 4 0,630 0,556 5 0,647 0,654 6 0,833 0,536 7 0,313 0,393 8 0,765 0,375 9 0,269 0,885 10 0,350 0,136 11 0,300 0,483 12 0,250 0,320 13 0,958 0,304 14 0,882 0,575 15 0,542 0,862 16 0,417 0,633 17 0,304 0,478 18 0,900 0,522 19 0,063 0,480 20 0,667 0,391 21 0,618 0,130 71 22 0,280 0,261 23 0,440 0,870 24 0,304 0,440 25 0,559 0,269 26 0,500 0,333 27 0,464 0,500 28 0,833 0,629 29 0,500 0,440 30 0,800 0,480 31 0,516 0,485 32 0,462 0,786 Sumber : pengolahan data lampiran 21 Rangkuman data peningkatan hasil belajar pemahaman konsep IPA peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Data Peningkatan Pemahaman Konsep IPA Kelas Jumlah peserta didik Nilai maks Nilai min S 2 S eksperimen 32 0,958 0,063 0,53 0,048 0,219 kontrol 32 0,885 0,130 0,50 0,037 0,192 Sumber : pengolahan data lampiran 21 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi 0.958 dan nilai terendah 0.063 dengan rata-rata 0,53 simpangan baku sebesar 0.219 . Pada kelas kontrol memiliki nilai tertinggi 0,885 dan nilai terendah 0,130 dengan rata-rata 0,50 simpangan baku sebesar 0.192. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kelas dengan menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Teams Game And Tournament TGT yaitu sebesar 0,219 lebih besar dari rata- 72 rata peningkatan kelas dengan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 0,192. 1 Uji Normalitas DataPeningkatan Rangkuman hasil uji nomalitas terhadap data peningkatan dengan taraf nyata 0,05 menggunakan rumus Liliefors dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Peningkatan Kelas N Kesimpulan Eksperimen 32 0,173 0,097 diterima Kontrol 32 0,173 0,025 Sumber : Pengolahan data lampiran 23 dan 24 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan Model Cooperative Teams Game And Tournament TGT dengan jumlah peserta didik 32. Dengan menggunakan uji Liliefors diperoleh L hitung = 0.173, dengan L tabel = 0.097 didapat. Oleh karena itu L hitung L tabel yaitu 0.173 0.097, maka H diterima yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensional dengan jumlah peserta didik 32. Dengan menggunakan uji Liliefors diperoleh L hitung = 0.173, dengan L tabel = 0.025 didapat. Oleh karena itu L hitung L tabel yaitu 0,173 0.025. Maka H diterima yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 2 Uji Kesamaan Dua Varians Data Peningkatan 73 Uji kesamaan dua varians homogenitas digunakan untuk melihat kesamaan kedua varians kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rangkuman data hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Peningkatan Kelas Varians Kesimpulan Eksperimen 0,048 1,295 1,84 Homogen Kontrol 0,037 Sumber : Pengolahan data lampiran 25 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa uji homogenitas varians data penelitian ini membandingkan varians terbesar dan varians terkecil. Hasil pengujian uji homogenitas dengan taraf signifikan 0.05 diperoleh tabel F tabel = 1.84 dan hasil perhitungan tersebut ternilai bahwa F hitung = 0.295. Berdasarkan hasil perhitungkan tersebut terlihat bahwa F hitung ≤F tabel. Maka dapat dikatakan bahwa varians data N-gain dari kedua kelas adalah sama atau homogen. 3 Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar IPA Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t dengan taraf nyata 0,05 terhadap data hasil pretest dan posttest. Dengan hipotesis penelitian : H : µ 1 = µ 2 Rata-rata peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Teams Game 74 And Tournament TGT dan metode konvensional sama H 1 : µ 1 ≠ µ 2 Rata-rata hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Teams Game And Tournament TGT dan metode konvensional berbeda Rangkuman hasil hipotesis terhadap data peningkatan menggunakan uji-t dengan taraf nyata 0.05 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Uji-t n 1 n 2 n 1 + n 2 – 2 t hitung t tabel Keputusan uji 32 32 62 2,310 1,99897 H ditolak Sumber : Pengolahan data lampiran 26 Berdasarkan tabel 13 di atas menunjukkan bahwat hitung = 2,310 dan daya beda 62 dengan t tabel = 1,99897. Jika t hitung lebih besar atau sama dengan ≤ dari t tabel maka H ditolak. Hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata pemahaman konsep belajar IPA menggunakan model pembelajaran Teams Game And Tournament TGT dan metode konvensional berbeda. Maka disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran Teams Game And Tournament TGT pemahaman konsep lebih baik daripada 75 metode konvensional pada kelas IV di MI Ismaria Al- Qur‟aniyah Bandar Lampung.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V MI ISMARIA AL QUR’ANNIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 1 164

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 2 SUKAMAJU KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN

0 1 201

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 185

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS IV MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 1 254

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAME TOURNAMENT ( TGT ) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISW PADA KELAS V DI MI AL-FAJAR PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 - Raden Intan Repository

0 1 102