Ari Barkah, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Peserta Didik Sma
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
d. Motivasi belajar harus dimiliki oleh setiap individu sejak dini untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mencapai prestasi belajar yang optimal, sebagai pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.
C. Definisi Operasional Variabel
Mc. Donald Oemar Hamalik, 1992: 173 mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions . Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Belajar menurut Cronbach Djamarah, 2002:13
berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experiences
. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Melihat pemaparan di atas, motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan perubahan energi atau dorongan dari dalam diri internal maupun luar
diri eksternal individu untuk melakukan aktivitas yang dapat merubah perilaku menjadi lebih baik sebagai hasil dari pengalaman yang sudah diperoleh.
Menurut Surya 2003 Motivasi mempunyai karakteristik: 1 sebagai hasil dari kebutuhan, 2 terarah kepada suatu tujuan, 3 menopang perilaku.Motivasi
dapat dijadikan sebagai dasar penafsiran, penjelasan, dan penaksiran perilaku.Motivasi muncul dalam setiap individu agar dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang dimulai dari yang paling dasar hingga ke tahap yang paling tinggi dengan memenuhi setiap tingkatan kebutuhan yang dimilikinya. Setiap individu
yang sudah melewati satu tingkatan kebutuhan akan memiliki motivasi untuk melanjutkan memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi. Motivasi yang dimiliki
oleh setiap individu memiki tujuan akhir pada setiap jenjang pemenuhan kebutuhan yang akan menjadi dasar dalam perilaku keseharian dalam usaha
belajar yang dilakukannya. Peserta didik yang memiliki kebutuhan tumbuh dan tujuan yang terarah dalam hidupnya akan menunjukkan perilaku yang selaras dan
motivasi yang kuat untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan mencapai tujuan yang dia miliki dalam proses belajarnya.
Ari Barkah, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Peserta Didik Sma
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan tinggi atau rendahnya motivasi yang dimiliki
oleh peserta didik. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah 1 faktor internal yang disebabkan oleh kondisi fisik,
cita-cita yang dimiliki dan kondisi psikologis peserta didik; 2 faktor lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat; dan 3 faktor lingkungan keluarga yang
dipengaruhi keharmonisan di dalam keluarga dan harapan orang tua. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
dorongan yang dimiliki oleh peserta didik kelas XI SMAN 1 Cimalaka untuk mewujudkan perilaku atau aktivitas yang ditunjukkan dengan perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman belajar untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, berupa pencapaian nilai prestasi belajar maksimal, yang diungkap kuesioner dan
pencapaian nilai prestasi belajar, sebagai gambaran pencapaian aktualisasi diri. Indikator ketercapaian motivasi belajar dalam penelitian ini merujuk pada
teori hierarki kebutuhan manusia dalam memenuhi setiap jenjang kebutuhan dalam hidup manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Konsep teori
tersebut diadaptasikan dengan tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik dalam proses belajarnya dari mulai belajar sebagai kebutuhan dasar sampai
kepada tingkat kebutuhan aktualisasi diri. Karakteristik motivasi belajar tersebut meliputi aspek-aspek belajar sebagai:
1. Kebutuhan Fisiologis
Pada proses belajar, aplikasi dari tahap kebutuhan yang paling mendasar ini adalah peserta didik menjadikan proses belajar sebagai kebutuhan pokok utuk
dapat mempertahan hidup survival. Sehingga proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik dilakukan atas dasar dari dalam diri bukan lagi karena tuntutan dari
orang lain seperti orang tua. Pencapaian belajar dalam tahap kebutuhan ini, akan dapat dilihat dengan indikator:
a. dapat belajar dengan baik pada saat kebutuhan fisik terpenuhi,
b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan
c. tidak mudah putus asa dalam belajar.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ari Barkah, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Peserta Didik Sma
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Bagi remaja, untuk pemenuhan kebutuhan rasa aman ini perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi yang kondusif yang
dapat memberikan pembelajaran yang positif terhadap remaja untuk menyelesaikan tugas perkembannya secara optimal.Oleh karena itu, pemberian
kebebasan berekspresi kepada remaja pun perlu bimbingan dari orang dewasa untuk mencegah terjadinya maladjustment yang dapat menimbulkan perilaku-
perilaku salahsuai dalam perkembangannya. Aplikasi kebutuhan rasa aman ini dalam proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik dapat ditandai dengan
indikator peserta didik: a.
memiliki usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan sendiri.
b. memiliki dorongan belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Kebutuhan Pengakuan dan Kasih Sayang
Kebutuhan akan kasih sayang, atau mencintai dan dicintai dapat dipenuhi melalui hubungan yang akrab dengan orang lain. Perumusan makna cinta disini,
Maslow sependapat dengan rumusan cinta dari Rogers yaitu: keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati. Maslow berpendapat bahwa
kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan cinta atau kasih sayang merupakan penyebab utama dari gangguan emosional atau maladjustment. Peserta
didik yang melakukan proses belajar untuk memenuhi kebutuhan pengakuan dan kasih sayang dapat terlihat dengan indikator:
a. dorongan untuk diterima oleh orang lain di kelas dalam belajar, dan
b. kemampuan peserta didik untuk mengelola emosi dalam proses belajar
dengan menerima hasil belajar. 4.
Kebutuhan Penghargaan Pemenuhan kebutuhan penghargaan dalam proses belajar yang dilakukan
oleh peserta didik di sekolah dapat terlihat dengan indikator: a.
memiliki kemampuan menghargai diri sendiri dalam proses dan hasil belajar,
b. memiliki kemampuan untuk bersaing dalam belajar dengan orang lain,
c. adanya penghargaan dalam belajar.
Ari Barkah, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Peserta Didik Sma
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
5. Kebutuhan Kognitif
Perkembangan remaja yang sudah masuk dalam tahap berfikir operasional formal yang suda mulai mencari segala sesuatu lebih mendalam dengan
kemampuan berfikir abstrak yang dimilikinya sehingga mampu menganalisis suatu fenomena.Hal tersebut menyebabkan rasa ingin tahu yang lebih besar dari
para remaja terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan oleh peserta didik dengan indikator:
a. peserta didik aktif bertanya pada proses pembelajaran,
b. memiliki minat yang tinggi dalam belajar,
c. memiliki konsentrasi pada saat belajar, dan
d. keinginan menambah pengetahuan.
6. Kebutuhan Estetik
Kontribusi kebutuhan estetik dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik akan belajar adalah memunculkan rasa nyaman dan peserta didik mampu
memahami karakteristik belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik yang memiliki
motivasi belajar untuk memenuhi belajar sebagai kebutuhan keindahan dapat diukur dengan indikator:
a. mengikuti kegiatan ekstrakulikuler secara aktif sesuai dengan minat
dan bakat, b.
menyukai keindahan dan kerapihan dalam proses belajar, dan c.
menciptakan kegiatan yang menarik dalam belajar. 7.
Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan aktualisasi diri yang dapat diraih oleh peserta didik adalah
dengan memperoleh prestasi belajar yang maksimal sebagai hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yang diraih tersebut disesuaikan dengan tingkat
kemampuan dan pemahaman yang dimilik oleh diri sendiri sehingga peserta didik merasa puas dengan hasil yang dicapai setelah berusaha sendiri, sehingga peserta
didik memiliki perencaan yang matang untuk merih cita-cita yang diinginkannya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Motivasi yang dimiliki oleh peserta
didik dalam pemenuhan kebutuhan ini ditandai dengan indikator:
Ari Barkah, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Peserta Didik Sma
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
a. adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil,
b. adanya harapan dan cita-cita masa depan, dan
c. mampu mewujudkan prestasi yang terbaik.
D. Penentuan Populasi dan Sampel