commit to user
2 Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih dari Rp.
200.000.000,- dan memiliki omset antara 1 sampai 10 milyar per tahun.
f. Pengertian Industri menurut Bank Indonesia
Bank Indonesia mendefinisikan industri adalah sebagai berikut Khrisna murti dalam proposal survei tentang “ Mapping Keragaan
Industri di wilayah Surakarta”, 2006 :9: 1
Usaha mikro adalah suatu usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber
daya lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri.
2 Industri kecil adalah usaha yang memiliki asset kurang dari Rp
200.000.000,- dan memiliki omset kurang dari 1 milyar per tahun. 3
Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki asset kurang dari 5 milyar. Untuk lainnya termasuk jasa, aset kurang dari 600 juta
diluar tanah dan bangunan. Omset usaha ini kurang dari 3 milyar per tahun.
2. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Secara Umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perorangan maupun persekutuan kerjasama memiliki kekuatan dan kelemahan. Dari
tabel dibawah ini, akan dapat dijelaskan kekuatan dan kelemahan dari usaha kecil dan menengah.
commit to user
Tabel 2.1 Kekuatan dan Kelemahan UMKM
Faktor- faktor
Kekuatan Kelemahan
Sumber Daya
Manusia 1.
Motivasi yang kuat untuk mempertahankan
usahanya. 2.
Suplai tenaga kerja yang melimpah dan upah tenaga
kerja yang murah. 1.
Kualitas SDM yang terbatas. 2.
Produktivitas rendah. 3.
Etos kerja dan disiplin kerja yang rendah.
4. Penggunaan tenaga kerja
cenderung eksploitasi dengan tujuan mengejar
target. 5.
Sering mengandalkan anggota keluarga sebagai
pekerja tidak dibayar. Ekonomis
Bisnis 1.
Mengandalkan sumber- sumber keuangan informal
yang mudah diperoleh. 2.
Mengandalkan bahan baku lokal yang relatif murah.
3. Melayani segment bawah
yang tinggi permintaan proporsi dan populasi
paling banyak. 1.
Nilai tambah yang diperoleh rendah, dan akumulasinya
sulit terjadi. 2.
Manajemen keuangan yang buruk.
Sumber : Tambunan 2002:32 Dari tabel 2.1, dapat dilihat bahwa UMKM memiliki tenaga kerja
yang melimpah dan motivasi yang tinggi sehingga masalah pengangguran akan dapat teratasi dengan adanya UMKM. Sedangkan, jika dilihat dari
ekonomisnya, UMKM lebih efisien dari badan usaha lainnya karena bahan baku dapat didatangkan dari dalam negeri sendiri. Tetapi yang menjadi
permasalahan dari UMKM adalah SDM yang belum dilatih menjadi profesional sehingga produktivitas serta kualitasnya menjadi rendah.
commit to user
3. Masalah-masalah Industri Kecil di Indonesia
Industri kecil di Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya banyak menghadapi kendala baik secara internal
maupun eksternal. Secara internal pada umumnya melekat pada industri kecil itu sendiri mengandung kelemahan antara lain tingkat produksi rendah,
skala produksi rendah sehingga lemah menjangkau sasaran yang luas, kurang mampu menyerap informasi pasar, dan teknologi baru yang efisien,
karena rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan serta modal yang dimiliki relatif rendah.
Menurut Prof. JB Sumarlin 1978:83 dalam Susena, mengemukakan permasalahan yang melekat pada industri kecil adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya kemampuan dan keterampilan beroperasi, serta manajemen,
tidak adanya bentuk formal dari perusahaan. b.
Kurangnya permodalan. c.
Aposisi bersaing yang kurang kuat. d.
Kurangnya koordinasi antara produksi dan penjualan. e.
Sistem pecatatan yang kurang mampu. Sedangkan faktor-faktor eksternal adalah adanya iklim diskriminatif
dari pemerintah, terbatasnya peluang untuk memperoleh kredit dari bank. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan keengganan pihak bank
untuk memberikan kredit kepada pengusaha kecil, yaitu sulitnya untuk memperoleh informasi yang memadai tentang industri kecil sebagai
pemohon kredit, adanya resiko yang lebih apakah mampu
commit to user
mengembalikannya, tidak tersedianya agunan dan seringkali modal yang telah terkumpul dipergunakan untuk keperluan konsumtif.
C. Kondisi Umum UMKM