commit to user
produksi dan jumlah tenaga kerja mempunyai keterkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh pengrajin shuttlecock. Sedangkan dari uji beda dua mean,
ada perbedaan rata-rata variabel modal usaha, jumlah produksi, jumlah tenaga kerja, dan pendapatan antara usaha kerajianan shuttlecock sebagai pekerjaan
sampingan dan sebagai pekerjaan pokok Penelitian Hesti tentang “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan sentra Karajinan Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa tengah Tahun 2009”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pengusaha pengrajin logam di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.
Variabel-variabel penjelas dari variabel dependen tingkat pendapatan yang digunakan adalah modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, dan tingkat
pendidikan. Hasil penelitian tersebut dengan menggunakan analisi regresi linier berganda, menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5 dari keempat
variabel tersebut hanyalah variabel jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan yang berpengaruh terhadap pendapatan, sedangkan variabel
modal dan pengalaman usaha tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
F. Kerangka Pemikiran
Pengusaha pengrajin tembaga mempunyai banyak faktor, baik faktor sosial maupun ekonomi yang mempengaruhi mereka dalam menjalankan
usaha pembuat kerajinan tembaga. Faktor sosial maupun ekonomi tersebut antara lain : umur, status kawin, tanggungan keluarga, pendidikan pengusaha,
pendidikan tenaga kerja, upah tenaga kerja, orientasi pasar, lama usaha,
commit to user
Usaha Warisan Usaha Sendiri
Faktor Sosial dan Ekonomi
Faktor Sosial dan Ekonomi
Pengusaha Pengrajin Tembaga di Desa Tumang
Pendapatan Usaha
Perbedaan rata-rata Keterkaitan
jumlah tenga kerja, pendapatan usaha dan modal. Pendapatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengusaha pengrajin tembaga dalam
menjalankan usahanya. Berdasarkan keterangan di atas untuk mempermudah menganalisis dari beberapa faktor sosial maupun ekonomi yang dianggap
mempengaruhi aktiviatas ekonomi para pengusaha pengrajin tembaga, maka akan disajikan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini : 1.
Diduga terdapat keterkaitan jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, lama usaha, dan modal dengan pendapatan.
commit to user
2. Diduga terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi antara pengusaha
pengrajin tembaga yang usahanya dari warisan dengan pengusaha pengrajin tembaga yang merintis usahanya sendiri.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai karakteristik sosial ekonomi pengusaha pengrajin tembaga di Desa Tumang, Kelurahan Cepogo, Kecamatan Cepogo,
Kabupaten Boyolali meliputi, jumlah tenaga kerja, jumlah tanggungan keluarga, umur pengusaha, status kawin, pendidikan pengusaha, pendidikan
tenaga kerja, upah tenaga kerja, orientasi pasar, pengeluaran rumah tangga, lama usaha, modal, dan pendapatan usaha.
B. Populasi
Penelitian ini dilakukan kepada seluruh pengusaha pengrajin tembaga di Desa Tumang sebagai objeknya. Objek atau usaha pengrajin tembaga yang
diteliti di Desa Tumang berjumlah 32 unit usaha.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer