Tantangan-tantangan yang dihadapi UMKM

commit to user mengembalikannya, tidak tersedianya agunan dan seringkali modal yang telah terkumpul dipergunakan untuk keperluan konsumtif.

C. Kondisi Umum UMKM

1. Tantangan-tantangan yang dihadapi UMKM

Potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM sebagai sektor strategis di masa depan punya tantangan dan hambatan tidak sedikit. Setidaknya ada enam tantangan dan hambatan yang menghadang di depan. Demikian pernyataan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa ketika membuka seminar Micro Summit Finance 2011 yang diselenggarakan Harian Republika di Jakarta, Rabu 261. Tantangan pertama, Undang-Undang Perbankan hanya mengijinkan badan usaha bank yang dapat menghimpun dana masyarakat. Karena itu, menurut Hatta Rajasa, perlu adanya ketentuan dan Lembaga Keuangan Mikro LKM yang secara khusus menjaga keamanan dana masyarakat terutama yang berada di pedesaan. Kedua, ketiadaan dasar hukum LKM yang memberikan perlindungan. Meski begitu, rintisan dasar hukum LKM telah dimulai melalui kebijakan bersama tiga menteri, yakni Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan UMKM serta Gubernur Bank Indonesia tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro pada tahun 2009. Ketiga, pengawasan terhadap LKM masih minim. Menurut Hatta Rajasa konektivitas antar LKM perlu dilakukan. Sebagai contoh, BPD harus commit to user membangun hubungan dengan UMKM. BPD membangun lagi dengan sistem di atasnya. Sehingga sistem keuangan terhubung, aliran dana terhubung sampai dengan pedesaan. Keempat, pembinaan LKM. Menurut Hatta Rajasa, peran Pemerintah Daerah, terutama pemerintah provinsi, sangat vital. Karena itu, kewenangan penerbitan ijin pendirian LKM perlu dipertimbangkan untuk menjadi tugas pemerintah daerah. Kelima, integrasi LKM ke dalam sektor keuangan. Menurut Hatta Rajasa tata kelola yang baik dan teratur membutuhkan kepatuhan sehingga memastikan pelayanan dalam jangka panjang. Keenam, implementasi peran pemerintah dalam pengembangan keuangan mikro. Hatta Rajasa menyatakan pemerintah berencana menfungsikan LKM sebagai katalisator pengembangan kewirausahaan pada masyarakat miskin. Dengan LKM diharapkan minat usaha masyarakat miskin dapat ditingkatkan.

2. Ketahanan UMKM dalam suatu Gejolak Ekonomi

Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTER DISIPLIN, MANDIRI, DAN KERJA KERAS TERHADAP KINERJA PARA PERAJIN TEMBAGA DI TUMANG DESA Pengaruh Karakter Disiplin, Mandiri, Dan Kerja Keras Terhadap Kinerja Para Perajin Tembaga Di Tumang Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

0 2 14

PENGARUH KARAKTER DISIPLIN, MANDIRI, DAN KERJA KERAS TERHADAP KINERJA PARA PERAJIN TEMBAGA DI TUMANG DESA CEPOGO Pengaruh Karakter Disiplin, Mandiri, Dan Kerja Keras Terhadap Kinerja Para Perajin Tembaga Di Tumang Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten B

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Karakter Disiplin, Mandiri, Dan Kerja Keras Terhadap Kinerja Para Perajin Tembaga Di Tumang Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

0 3 5

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Karakter Disiplin, Mandiri, Dan Kerja Keras Terhadap Kinerja Para Perajin Tembaga Di Tumang Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

0 3 4

PENDAHULUAN Komunikasi Pemasaran Klaster Logam Desa Tumang (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran Klaster Logam Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali).

0 1 28

PENDAHULUAN Komunikasi Pemasaran Klaster Logam Desa Tumang (Study Deskriptif Kualitatif Komunikasi Pemasaran Klaster Logam desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali).

0 2 28

KARAKTERISTIK JARINGAN USAHA PADA KLASTER INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DESA TUMANG KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENGRAJIN TEMBAGA DI CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

0 0 78

DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA MUDATAMA DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

0 1 86

IbPE Kriya Logam pada Sentra kerajinan Tembaga, Kuningan dan Aluminium di Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

0 3 105