Infeksi nosokomial aureus terhadap 15 antibiotika Lampiran 8 Gambar Hasil Penelitian

2.4. Infeksi nosokomial

Infeksi nosokomial menurut World Health Organization WHO adalah adanya infeksi yang tampak pada pasien ketika pasien berada di dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan; dimana infeksi tersebut tidak tampak pada saat pasien diterima di rumah sakit. Pasien yang menunjukkan tanda-tanda infeksi setelah keluar dari rumah sakit dan infeksi pada petugas-petugas kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan juga disebut sebagai infeksi nosokomial. Infeksi yang tampak setelah 48 jam pasien diterima dirumah sakit biasanya diduga sebagai suatu infeksi nosokomial. Menurut Darmadi 2008, infeksi nosokomial merupakan suatu infeksi yang diperoleh pasien selama pasien tersebut dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi karena ada transmisi mikroba patogen dari lingkungan rumah sakit. Salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan morbiditas dan angka kematian mortalitas di rumah sakit adalah infeksi nosokomial, sehingga ini dapat menjadi suatu masalah kesehatan di negara berkembang maupun di negara maju. Infeksi nosokomial juga dijadikan landasan mengukur mutu pelayanan rumah sakit, malah jika angka kejadian infeksi nosokomial di sebuah rumah sakit tinggi, maka izin operasional rumah sakit tersebut bisa ditarik kembali. Pihak asuransi juga tidak bersedia menanggung biaya yang ditimbulkan akibat infeksi nosokomial dan ini amat merugikan bagi pihak pasien. World Health Organization WHO telah mengelola suatu survei mengenai prevalensi infeksi nosokomial dalam 55 rumah sakit di 14 negara. Negara-negara ini mewakili 4 wilayah WHO yaitu Eropa, wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat. Hasil dari survei ini menyatakan rata-rata 8,7 pasien di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita akibat komplikasi infeksi yang didapat di rumah sakit. Frekuensi terjadinya infeksi nosokomial yang paling tinggi dilaporkan pada rumah sakit di wilayah Mediterania Timur sebesar 11,8. Ini diikuti dengan wilayah Asia Tenggara dengan frekuensi 10.0, wilayah Pasifik Barat dengan frekuensi 9,0 dan wilayah Eropa dengan frekuensi 7,7. Infeksi nosokomial yang paling sering terjadi adalah infeksi luka bedah, infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Menurut studi yang dijalankan oleh WHO dan lain-lain, prevalensi terjadinya infeksi nosokomial adalah paling tinggi di instalasi perawatan intensif dan di bangsal bedah akut serta bangsal ortopedi. Tingkat infeksi lebih tinggi pada kalangan pasien dengan peningkatan kerentanan disebabkan oleh usia lanjut, penyakit yang mendasari atau kemoterapi. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep