Adam Malik Medan yaitu Instalasi Perawatan Intensif Anak, Instalasi Perawatan Intensif Jantung, Instalasi Perawatan Intensif Bedah dan Instalasi Perawatan
Intensif Dewasa. 4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini ialah usap hidung semua dokter muda yang sedang bertugas di Instalasi Perawatan Intensif Anak, Instalasi Perawatan Intensif Bedah
dan Instalasi Perawatan Intensif Dewasa pada saat peneliti melakukan skrining. Kriteria inklusi penelitian ini adalah persetujuan dokter muda untuk menjadi
sampel penelitian dan bersedia menandatangani persetujuan setelah penjelasan informed consent.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang diambil selama penelitian berlangsung di Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan data
primer yaitu sediaan usap hidung dokter muda yang bertugas di Instalasi Perawatan Intensif Anak, Instalasi Perawatan Intensif Bedah dan Instalasi
Perawatan Intensif Dewasa. 4.4.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: -
Agar darah -
Cawan petri -
Mannitol salt agar MSA -
Mueller Hinton Agar -
Nutrient agar plate -
Cakram Cefoxitin -
Cakram antibiotika Ampicillin 10 µg, Amoxicillin-Clavulanic acid 10 µg, Amoxicillin 10 µg, Ceftazidime 30 µg, Ciprofloxacin 5 µg, Cefotaxime 30
µg, Cefepime 30 µg, Gentamicin 10 µg, Clindamycin 2 µg, Imipenem 10 µg, Levofloxacin 5 µg, Meropenem 10 µg, Sulfamethoxazole 23.75 µg,
Piperacillin-tazobactam 10 µg -
Inkubator
- Ose
- H2O2
- Test kit Koagulase
- Bunsen
- Saline NaCl fisiologis
- Jangka sorong
- Pinset
- Tabung reaksi + rak
- BD
®
culture swab + Amies media Prosedur pengambilan sampel menggunakan swab usap hidung:
1. Menggunakan swab steril BD
®
culture swab + Amies media yang digerakkan memutar pada bagian depan di dalam hidung kiri dan kanan
2. Spesimen segera dibawa ke lab dan diproses untuk identifikasi
Prosedur inokulasi dan identifikasi S. aureus Leboffe, 2012: 1.
Plat agar dilabel dengan nama, tarikh dan sampel menggunakan spidol 2.
Pegang swab dengan satu tangan dan angkat penutup cawan petri menggunakan tangan yang lain. Gunakan penutup cawan petri untuk
memproteksi agar dari kontaminan yang terdapat di udara. Cawan petri juga bisa diangkat ketika goresan swab dilakukan.
3. Goreskan swab tersebut pada permukaan agar darah dan MSA dengan
pola zigzag. Tekan dan putar kapas lidi steril saat melakukan goresan tetapi hindari merusak permukaan agar.
4. Kembalikan semula penutup cawan petri.
5. Lakukan pembuangan swab mengikuti protokol laboratorium
6. Lalu eramkan dalam inkubator pada suhu 35°C selama 24 jam.
7. Setelah keesokan harinya, diamati koloni yang tumbuh pada media
kultur, dibuat pewarnaan Gram lalu dilakukan pengamatan mikroskopis dari sediaan yang diwarnai.
8. Lakukan uji katalase koagulase terhadap koloni yang tumbuh
9. Isolat dinyatakan sebagai S. aureus berdasarkan pengamatan
makroskopis, pengamatan mikroskopis dan hasil uji katalase koagulase positif.
Prosedur skrining MRSA CLSI, 2013: 1.
Dilakukan prosedur uji kepekaan metode difusi cakram menggunakan cakram cefoxitin 30µg
2. Inkubasi pada suhu 33-35 ºC selama 24 jam
3. Bila zona hambat di sekitar cakram cefoxitin
≤ 21 mm maka dinyatakan positif MecA
4. Bila zona hambat di sekitar cakram cefoxitin
≥ 22 mm maka dinyatakan negatif MecA
Prosedur uji kepekaan metode difusi cakram Vinisia, 2010 : 1.
Siapkan lempeng plat agar Mueller Hinton Agar, tebal lempeng agar lebih kurang 4 mm dan bisa disimpan pada suhu 4
°
C. Bila permukaan agar basah, keringkan dulu dengan memasukkannya ke dalam inkubator
37
°
C selama setengah jam.
2.
Membuat inokulum bakteri: koloni bakteri diambil menggunakan osesengkelit dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium
cair NaCl dan dieramkan selama 30 menit pada suhu 36
°
-37
°
C. Kekeruhan inokulum bakteri disesuaikan dengan kekeruhan standar 0,5
McFarland.
3.
Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam inokulum bakteri yang kekeruhannya telah sesuai dengan standar 0,5 McFarland. Tekan kapas
lidi pada dinding sebelah dalam tabung reaksi. Oleskan pada permukaan medium Mueller Hinton Agar hingga rata dioleskan 2 arah. Biarkan
lempeng agar tersebut mengering selama 3-5 menit.
4.
Letakkan cakram antimikroba di atas permukaan lempeng agar dengan pinset steril. Tekan sedikit cakram agar melekat dengan baik pada
permukaan lempeng agar. Lalu eramkan pada suhu 37
°
C selama 18-24 jam.
5.
Amati daerah jernih di sekitar cakram yang tidak ditumbuhi bakteri zona hambat, lalu zona hambat diukur dengan alat kaliper jangka sorong.
Ukur zona hambat di sekitar cakram dengan menggunakan kaliper dalam satuan milimeter.
6.
Untuk menentukan bakteri peka atau resistan terhadap antibiotik disesuaikan diameter zona hambat dengan pedoman CLSI dokumen
M100-S22
untuk Staphylococcus spp. CLSI, 2012.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data