mulai penyusunan laporan dan menyusun skripsi, serta bulan Januari digunakan untuk sidang dan perbaikan skripsi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Orimalang tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 25 orang siswa. Adapun alasan pemilihan subjek
dalam penelitian ini adalah berdasarkan dari tes awal pada materi menentukan hasil perkalian diperoleh hasil bahwa hanya 12 dari jumlah siswa yang tuntas
belajar dan 88 mendapat nilai di bawah nilai KKM yang diharapkan yaitu 55,56. Hal ini juga didasari oleh hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran, serta wawancara kepada observer dan siswa, ternyata dalam pembelajaran terkesan biasa saja dan membuat para siswa jenuh untuk
mengikuti pembelajaran sehingga siswa kurang begitu mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu dilakukan upaya perbaikan pada proses
maupun hasil pembelajaran.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini muncul dari praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa kelas II SDN Orimalang di dalam kelas, yaitu soal
pembelajaran mengenai menentukan perkalian. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran
tersebut. Metode yang tepat dan relevan dengan masalah yang dihadapi adalah melalui metode penelitian tindakan kelas classroom action research .
Beberapa ahli menemukakan tentang penelitian tindakan kelas PTK , di antaranya yaitu pendapat dari Ebbut Wiriaatmadja, 2005: 12 bahwa,
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Sedangkan Suhardjono Arikunto dkk, 2006: 58 mengemukakan, „penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kel asnya‟. Arikunto 2006: 91
juga menyimpulkan bahwa, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam
sebuah kelas”. Dengan mengacu kepada beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktis, yaitu masalah proses pembelajaran seperti suasana kelas
yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang mendukung, dan system penilaian yang kurang sesuai.
Oleh karena itu penulis memilih metode penelitian tindakan kelas ini agar permasalahan yang terdapat di sekolah yang bersangkutan bisa terselesaikan
dengan baik dengan memperbaiki proses pembelajarannya.
2. Desain Penelitian
Desain PTK yang digunakan adalah desain Kemmis McTaggart. Desain Kemmis McTaggart menggunakan sistem spiral refleksi yang dimulai dengan
rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali sebagai ancang- ancang pemecahan permasalahan, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 3.1 Model Spiral Kemis Mc. Taggart Wiriaatmadja, 2005: 66
Tahap perencanaan plan merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan
masalah yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati dan mempersiapkan model pembelajaran, fasilitas, waktu, observer dan instrumen
pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama pengamatan berlangsung. Arikunto dkk 2006
mengemukakan dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap pelaksanaan tindakan act adalah melaksanakan tindakan yang sudah dirumuskan. Dalam melaksanakan tindakan guru tidak ragu lagi, karena
jika rencana tidak terlaksana maka mengembangkan gagasan yang sebelumnya tidak direncanakan. Arikunto dkk 2006: 18
mengemukakan bahwa, “tahap
pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.
” Tahap observasi observe dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Dalam pelaksanaan observasi, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari perencanaan yang dilakukan dengan cara pengamatan secara
rinci dan dibuat bukti fisik, karena hasil observasi kemudian dijadikan bahan kajian untuk kegiatan mengkaji mengukur keberhasilan tindakan.
Tahap refleksi reflect pada dasarnya merupakan dan membahas secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan, berdasarkan data yang telah
terkumpul dan melakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Moleong 2002: 103 mengemukakan bahwa,
“data yang telah terkumpul dianjurkan secepatnya dianalisis dan ditafsirkan sehingga dapat segera
diketahui kesesuaian tindakan yang dilakukan dengan harapan ”.
Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran. Pada akhir pertemuan dilakukan evaluasi mengenai
tercapainya tujuan, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan hasil perkalian.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang ditempuh disesuaikan dengan PTK desain Kemmis dan Mc.Taggart model spiral yang terdiri dari: rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini, rencana tindakannya adalah merencanakan penerapan model matematika realistik dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep dasar perkalian di kelas II. Kemudian rencana tersebut dilaksanakan dan diobservasi, serta akhirnya direfleksi
untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Secara rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dijabarkan pada paparan berikut ini.
1. Perencanaan
Berikut tahap perencanaan dalam penelitian ini: a.
Mencari ide yang relevan dan mempersempit ide agar masalah yang akan diteliti semakin jelas.
b. Menyusun rumusan masalah dan merumuskan tujuan penelitian serta mengkaji
mengenai pentingnya masalah itu diteliti. c.
Menelaah beragam bahan-bahan studi literatur dan mempertimbangkan serta menetapkan tindakan perbaikan apa yang sekiranya dapat dilakukan.
d. Merumuskan desain penelitian, menentukan alternatif instrumen yang tepat,
menentukan analisa data dan menyusun rencana prosedur penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pencapaian pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model matematika realistik ini adalah dapat
memahami konsep dasar perkalian sehingga hasil belajar siswa pada konsep dasar perkalian ini meningkat.
2. Pelaksanaan tindakan
Prosedur pelaksanaan tindakakan pada penelitian ini menggunakan desain Kemmis Mc Taggart model spiral. Setelah perencanaan disusun dengan
matang, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran dengan menerapkan model matematika realistik. Adapun skenario
pembelajaran yang dijadikan acuan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. a.
Kegiatan awal 10 menit 1
Mengkondisikan siswa ke arah yang kondusif. 2
Memotivasi siswa. 3
Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang telah dipelajari mengenai penjumlahan berulang dengan materi yang akan dipelajari yaitu
perkalian. 4
Menginformasikan tujuan pembelajaran. b.
Kegiatan inti 30 menit 1
Penyampaian materi perkalian dengan menyajikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa komponen menggunakan masalah
yang kontekstual. 2
Mengembangkan pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memahami materi dengan cara pemberian Lembar Kerja
Siswa LKS dan mengembangkan modelalat peraga komponen menggunakan model-model.
3 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil
kerja dihadapan teman-temannya dan saling mengungkapkan pendapat komponen interaktif.
4 Membahas beberapa masalah yang berhubungan dengan perkalian serta
menghubungkan materi penjumlahan dengan perkalian komponen interviewment
. c.
Kegiatan akhir 30 menit 1
Menyimpulkan materi. 2
Melaksanakan tes. 3
Mengumpulkan tes akhir. 4
Menutup pembelajaran.
3. Observasi
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru yang diamati oleh observer. Pengamatan
difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Tahap ini juga merupakan tahap pelaksanaan pengumpulan data melalui observasi kinerja
guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran, serta tes hasil belajar.
4. Refleksi
Tahapan ini merupakan tahap mengkaji dan membahas secara menyeluruh tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan serta penelusuran data agar data
yang terkumpul akurat. Berdasarkan data yang telah terkumpul dan jika perlu dilakukan member check maka wawancara dilakukan. Setelah data terkumpul
dilakukanlah evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya, apakah
tindakan ini perlu dilanjutkan atau tidak. Evaluasi refleksi difokuskan mengenai hal-hal berikut.
a. Mengiventalisir masalah yang timbul ketika proses atau sesudah proses
pembelajaran, b.
Menganalisis masalah, situasi, kondisi, keadaan yang diharapkan, c.
Menghubungkan hasil-hasil analisis dengan literatur dan dikembalikan ke teori serta didiskusikan dengan ahli dan pembimbing.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Pedoman observasi Karl Popper Wiriaatmadja, 2005: 104 mengungkapkan
bahwa ”observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”.
Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Pedoman observasi guru merupakan alat pengumpul data berupa sebuah format yang berisi indikator tentang keadaan yang menggambarkan kinerja guru
pada penelitian ini. Instrumen ini berjumlah 15 aspek yang diamati disertai dengan deskriptor penskoran.
Pedoman observasi siswa ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati
terdiri dari komponen-komponen dalam model matematika realistik yaitu
menggunakan masalah yang kontekstual, menggunakan model-model, interaktif, dan interviewment.
2. Pedoman wawancara
Hopkins Wiriatmadja, 2005: 117 mengungkapkan bahwa „wawancara
adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain
‟. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa
dan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi volume balok yang telah berlangsung serta masalah-masalah yang dihadapi.
Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh objek penelitian dan pihak yang terkait dengan pembelajaran tersebut mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal yang mungkin tidak muncul dalam observasi dan
tes. 3.
Catatan lapangan Menurut Maulana 2008,
“catatan lapangan adalah cara lain untuk merekammencatat tingkah laku individu
”. Tidak ada bentuk yang baku mengenai catatan lapangan ini, karena peneliti bebas mencatat apa saja yang dirasakan
penting sehubungan dengan penelitiannya, dan tidak perlu terfokus pada tingkah laku yang sama untuk seluruh subjek. Berikut ini adalah empat jenis yang
diceritakan dalam catatan lapangan, yaitu: 1 menilai atau menentukan apakah tingkah laku anak itu baik atau buruk, diharapkan atau tidak diharapkan, diterima
atau tidak diterima-merupakan pernyataan evaluatif yang harus dihindari; 2
menceritakan atau menjelaskan tentang tingkah laku anak didasarkan kepada sebuah fakta atau dugaan-merupakan pernyataan interpretif yang harus dihindari;
3 menceritakan tingkah laku tertentu secara garis besarnya, misalnya apa yang sering terjadi atau apa yang menjadi ciri anak tersebut-merupakan pernyataan
generalisasi yang harus dihindari; dan 4 menceritakan dengan tepat apa yang diperbuat atau dikatakan anak, yang menggambarkan secara konkret suatu situasi
dimana perbuatan atau percakapan itu terjadi-pernyataan spesifik atau deskripsi konkret yang diperbolehkandiinginkan.
4. Lembar tes hasil belajar
Menurut Hermawan 2007: 170 “Tes yaitu sebuah alat atau prosedur sistematis bagi pengukuran sebuah sampel perilaku
”. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi mengenai peningkatan
hasil belajar yang dicapai siswa, khususnya mengenai pemahaman materi atau pokok bahasan yang diajarkan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Lembar tes dalam penelitian ini terdiri dari lima soal yang harus
dikerjakan siswa secara individu. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam menenentukan hasil perkalian.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam materi menentukan perkalian adalah
melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data