dan cara untuk bersikap, bertingkah laku dan bertindak yang dituangkan sebagai suatu tatanan sosial. Di dalam pernyataan tersebut terlihat bahwa terdapat lima
dimensi kultural tentang kearifan lokal, yaitu 1 Pengetahuan lokal, yaitu informasi dan data tentang karakter keunikan lokal serta pengetahuan dan pengalaman
masyarakat untuk menghadapi masalah serta solusinya. Pengetahuan lokal penting untuk diketahui sebagai dimensi kearifan lokal sehingga diketahui derajat keunikan
pengetahuan yang dikuasai oleh masyarakat setempat untuk menghasilkan inisiasi lokal; 2 Budaya lokal, yaitu yang berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan yang
telah terpola sebagai tradisi lokal, yang meliputi sistem nilai, bahasa, tradisi, teknologi; 3 Keterampilan lokal, yaitu keahlian dan kemampuan masyarakat
setempat untuk menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki; 4 Sumber lokal, yaitu sumber yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dan melaksanakan fungsi-fungsi utamanya; dan 5 Proses Sosial lokal, berkaitan dengan bagaimana suatu masyarakat dalam menjalankan fungsi-fugnsinya,
sistem tindakan sosial yang dilakukan, tata hubungan sosial serta kontrol sosial yang ada.
2.5.2. Sikap Attitude
Menurut Sunaryo 2002, sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga
manifestasinya tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian
respon terhadap stimulus tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo 2003, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb dalam Notoatmodjo 2012, menyatakan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
atau perilaku. Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Pada sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek
tertentu, sedangkan pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Seperti halnya pengetahuan,
sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima receiving.
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya sikap seseorang terhadap berita bencana yaitu
terlihat dari kesediaan dan perhatiannya terhadap berita. 2. Merespon responding.
Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena, suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Menghargai valuing. Menghargai dapat dilihat dari sikap mengajak orang lain mengerjakan sesuatu
atau berdiskusi mengenai suatu masalah. Misalnya seorang petugas yang mengajak petugas lainnya untuk menilai resiko bencana disuatu daerah serta melakukan
mitigasi terhadap resiko bencana tersebut. 4. Bertanggung jawab responsible.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan dengan
secara langsung atau tidak langsung. Menurut Allport dalam Notoatmodjo 2003, sikap biasanya memberikan penilaian menerima atau menolak terhadap objek yang
dihadapi, oleh karena itu sikap merupakan predisposisi untuk berespon yang akan membentuk tingkah laku. Terdapat 3 tiga komponen pokok sikap yaitu:
1. Komponen kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan, serta ide dan konsep terhadap objek, artinya keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek. 2. Komponen afeksi yang berhubungan dengan kehidupan emosional
seseorang atau evaluasi orang terhadap objek, artinya penilaian terkandung dalam faktor emosi orang tersebut terhadap objek.
3. Komponen konasi yang berhubungan dengan kecenderungan untuk bertingkah laku atau bertindak tend to behave, sikap merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.
Universitas Sumatera Utara
Sikap pada fase kesiapsiagaan preparedness, berbentuk adanya perilaku yang berlebihan pada masyarakat karena minimnya informasi mengenai cara
mencegah dan memodifikasi bahaya akibat bencana jika terjadi. Berita yang berisi hebatnya akibat bencana tanpa materi pendidikan seringkali membuat masyarakat
menjadi gelisah dan memunculkan tindakan yang tidak realistis terhadap suatu isu. Menumbuhkan suatu sikap dan pengetahuan dalam menghadapi bencana ini semakin
menjadi bagian penting khususnya di negara yang seringkali dilanda bencana seperti Indonesia Priyanto, 2006.
2.5.3. Pendidikan