oleh saksi mata tsunami di Biak, Banyuwangi dan Flores dimana suara tersebut ada yang menyebutkan suara yang terdengar menyerupai: bunyi pesawat helikopter, suara
drum band, serta suara roket yang mendesing. Jenis-jenis dan tipikal suara tersebut hubungannya dengan posisi tsunami saat menjalar atau saat menghantam tebing batu
atau pantai yang landai di Jelaskan oleh Shuto 1997. f Pengamatan Indera Penciuman Dan Indera Perasa.
Saksi mata mengemukakan bahwa saat sebelum tsunami datang terjadi angin dengan berhawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat, hal
ini kemungkinan besar akibat olakan air laut di lepas pantai.
2.1.5. Perbedaan Gelombang Badai Dengan Tsunami Perbedaan gelombang badai dengan tsunami adalah g
2.1.6. Penyebab Terjadinya Bencana Tsunami
elombang badai menerjang pantai dalam bentuk arus melingkar dan tidak membanjiri daerah yang
lebih tinggi sedangkan gelombang tsunami menerjang pantai dalam bentuk arus lurus, bagai tembok air, dengan kecepatan tinggi dan masuk jauh ke daratan. Dengan bentuk
gelombang demikian, maka tsunami sulit dihadang, terutama dengan ketinggiannya yang mencapai belasan meter dan kecepatan ratusan kilometer per jam
Anonim, piba.tdmrc.org, 2010.
Tsunami merupakan suatu rangkaian gelombang panjang yang disebabkan oleh perpindahan air dalam jumlah besar secara tiba-tiba. Tsunami dapat dipicu oleh
kejadian gempa, letusan volkanik, dan longsoran di dasar laut, atau tergelincirnya
Universitas Sumatera Utara
tanah dalam volume besar, dampak meteor, dan keruntuhan lereng tepi pantai yang jatuh ke dalam lautan atau teluk.
Tsunami mengakibatkan terjadinya kenaikan muka air laut yang besar, sehingga menimbulkan perbedaan tinggi energi. Perbedaan tinggi energi ini
menimbulkan aliran dengan kecepatan yang tinggi. Aliran ini mempunyai daya rusak yang sangat besar. Untuk mengurangi kerusakan dan korban yang ditimbulkan oleh
tsunami, maka daerah pesisir pantai perlu mendapatkan perlindungan. Namun perlindungan secara fisik hampir tidak mungkin untuk dilakukan karena akan
memerlukan biaya yang sangat besar. Konstruksi pelindung hanya akan berfungsi secara efektif untuk melindungi teluk yang mempunyai mulut tidak terlalu lebar.
Konstruksi pelindung harus kuat untuk menerima tekanan gelombang tsunami, disamping cukup tinggi untuk menghindarkan limpasan gelombang. Cara yang lebih
efektif adalah dengan melatih penduduk dalam menghadapi tsunami dan menghindarkan pembangunan konstruksi di daerah yang sering diserang tsunami.
Berikut ini tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tsunami. 1 Membuat sistem peringatan dini. 2 Relokasi daerah permukiman yang
rawan tinggi terhadap ancaman tsunami. 3 Edukasi kepada masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tsunami, misalnya tanda-tanda kedatangan
tsunami dan cara-cara penyelamatan diri, sehingga masyarakat siap dan tanggap apabila suatu saat tsunami datang secara tiba-tiba. 4 Membuat jalan atau lintasan
untuk menyelamatkan diri dari tsunami. 5 Menanami daerah pantai dengan tanaman yang secara efektif dapat menyerap energi gelombang misalnya mangrove 6
Universitas Sumatera Utara
Membiarkan lapangan terbuka untuk menyerap energi tsunami. 7 Membuat dike ataupun breakwater di daerah yang memungkinkan Anonim, piba.tdmrc.org, 2010.
2.1.7. Dampak Bencana Tsunami