Karakteristik Responden Hasil Analisis Data Multivariat

4.1.2. Demografi

Jumlah Penduduk di Gampong Ulee Lheue bulan Desember 2013 secara keseluruhan sebanyak 764 jiwa, yang terdiri dari 278 KK, dengan 421 jiwa laki-laki dan 343 jiwa perempuan. Menurut Badan Pusat Statistik 2012 jumlah penduduk Gampong Ulee Lheue mulai tahun 2008 sebanyak 1283 jiwa, tahun 2009 sebanyak 1255 Jiwa, tahun 2010 sebanyak 504 jiwa, tahun 2011 sebanyak 560, dan tahun 2012 sebanyak 585, maka dilihat dari penurunan jumah penduduk yang signifikan terjadi pada tahun 2010 hal ini dikarenakan masyarakat banyak yang mencari tempat tinggal baru dan merasa tidak nyaman tinggal didaerah ini karena wilayah ini rawan terhadap resiko bencana tsunami langsung berbatasan dengan laut selat malaka. Potensi sumber daya alam di Gampong Ulee Lheue mayoritas mencari ikan dan berjualan sehingga sebagian masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu berdekatan deangan pelabuhan ulee Lheue sehingga banyak masyarakat bekerja sebagai pedagang di pelabuhan tersebut. Fasilitas umum yang tersedia di Gampong Ulee Lheue antara lain Pelabuhan, Polsek, SPBU, polindes, kantor keuchik, mesjid, dan tempat – tempat wisata.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini menurut kelompok usia terlihat bahwa usia terendah responden yaitu 24 tahun dan usia paling tua yaitu 45 tahun, Universitas Sumatera Utara dengan proporsinya yaitu lebih banyak berusia antara 24 – 35 tahun yaitu sebesar 60,6. Menurut jenis pekerjaan, responden dalam penelitian mempunyai beragam jenis pekerjaan yaitu sebagai petani 18,2, sebagai nelayan 31,8, sebagai pekerja swasta 34,8, dan hanya sebesar 15,2 responden yang berprofesi atau mempunyai pekerjaan sebagai PNSBUMNTNIPolri. Sedangkan, jika dilihat menurut jenis pendidikan responden, baik mulai dari tidak sekolah sampai dengan lulus akademiPT maka responden yang pernah menamatkan pendidikan setingkat SMAMAN dan akademiPT mempunyai proporsi terbanyak yaitu masing-masing sebesar 30,3 dan 28,8. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Usia, Pekerjaan dan Pendidikan di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013 Karakteristik Responden F Usia - 24 – 35 tahun - 36 – 45 tahun 40 26 60,6 39,4 Pekerjaan - PetaniBuruh - Nelayan - Swasta Berdagang - PNSBUMNTNIPolri 12 21 23 10 18,2 31,8 34,8 15,2 Pendidikan - Tidak Sekolah - Setingkat SDMIN - Setingkat SMPMTsN - Setingkat SMAMAN - Setingkat AkademiPT 5 8 14 20 19 7,6 12,1 21,2 30,3 28,8 Jumlah 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Universitas Sumatera Utara

4.3. Hasil Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen, pengetahuan, sikap dan pendidikan kepala keluarga terhadap variabel dependen, yaitu kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.

4.3.1. Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan tabel distribusi dibawah, terlihat bahwa tingkat pendidikan responden terdiri dari pendidikan rendah tidak sekolah dan setingkat SDMIN, pendidikan menengah setingkat SMPMTsN dan SMAMAN, dan tingkat pendidikan tinggi setingkat akademiPT. Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013 Tingkat Pendidikan Responden F Rendah Menengah Tinggi 13 34 19 19,7 51,5 28,8 Jumlah 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Selanjutnya juga dapat diketahui bahwa distribusi tingkat pendidikan responden dengan proporsi tertinggi yaitu mempunyai tingkat pendidikan menengah 51,5, diikuti dengan tingkat pendidikan tinggi 28,8, dan pendidikan rendah sebesar 19,7. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Pengetahuan Responden

Informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang melekat di benak seseorang disebut juga pengetahuan. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini Tabel. 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan Kepala Keluarga Di Desa Ulee Lheue lah yang disebut potensi untuk menindaki. Untuk mendapatkan gambaran terhadap distribusi pengetahuan responden tentang kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami dibuat dalam dua kategori dengan menggunakan nilai rata- rata yaitu 72,76. Sehingga dalam mengkategorikan pengetahuan tersebut, yaitu responden mempunyai pengetahuan kurang jika nilai skor 72,76, dan pengetahuan baik jika nilai skor 72,76. Berdasarkan hasil di lapangan dengan 66 kepala keluarga tentang pengetahuan kepala keluarga secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut. Pengetahuan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 1. Apakah bencana alam menurut saudara? a Kejadian yang mengganggu kehidupan manusia b Yang diakibatkan oleh kejadian alam c Yang mengganggu kehidupan manusia yang berasal dari alam d Perilaku manusia yang menyebabkan kerusakan alam 44 20 48 30 66.7 30,3 72,7 45,5 22 41 14 23 33.3 62,1 21,2 34,8 5 4 13 7,6 6,1 19,7 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lanjutan Pengetahuan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n e Kerusuhan politik f Takdir g Kebakaran hutan h Serangan hama 2. Fenomena alam apa saja yang dapat menimbulkan bencana? a Gempa bumi b Tsunami c Tanah longsor d Badai e Letusan gunung merapi f Banjir 21 41 42 22 45 38 37 28 22 36 31,8 62,1 63,6 33,3 68,2 57,6 56,1 42,4 33,3 54,5 42 15 20 30 18 26 18 30 25 24 63,6 22,7 30,3 45,5 27,3 39,4 27,3 45,5 37,9 36,4 3 10 4 14 3 2 11 8 19 6 4,5 15,2 6,1 21,2 4,5 3,0 16,7 12,1 28,8 9,1 3. Apakah penyebab terjadi gempa bumi a Pergeseran kerak bumi b Gunung meletus c Angin topan dan halilintar d Pengeboran minyak 31 17 37 29 47,0 25,8 56,1 43,9 20 37 18 24 30,3 56,1 27,3 36,4 15 12 11 13 22,7 18,2 16,7 19,7 4. Apakah bencana yang dapat ditimbulkan akibat gempa bumi? a Tsunami b Gunung meletus c Banjir dan Tanah longsor d Kebakaran 39 35 22 34 59,1 53,0 33,3 51,5 20 15 35 29 30,3 22,7 53,0 43,9 7 16 9 3 10,6 24,2 13,6 4,5 5. Meskipun gempa dapat diprediksi, apakah dapat diketahui secara pasti kapan terjadinya? 38 57,6 19 28,8 9 13,6 6. Apakah yang dimaksud dengan gempa kuat menurut saudara? a Gempa yang dapat membat pusing dan limbung b Gempa yang memiliki goyangan yang kuat c Waktu terjadinya lama dan diikuti gempa-gempa kecil d Dapat meyebabkan bangunan retak dan roboh 25 35 30 22 37,9 53,0 45,5 33 24 20 33 30 36,4 30,3 50,0 45,5 17 11 3 14 25,8 16,7 4,5 21,2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lanjutan Pengetahuan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 7. Apakah ciri-ciri bangunan yang tahan gempa menurut saudara? a Pondasi bangunannya tertanam cukup dalam b Bangunan terbuat material ringan c Bagian bangunan terbuat dari bata, beton, kayu tersambung d Bentuk bangunan yang simetris 37 38 24 28 56,1 526, 36,4 42,4 24 10 35 22 36,4 15,2 53,0 33,3 5 18 7 16 7,6 27,3 10,6 24,2 8. Ketika gempa kuat terjadi, bagaimanakah pengalaman saudara? a Berlindung di tempat yang aman b Melindungi kepala c Menuju lapangan terbuka d Menjauhi benda-benda tergantung e Menjauhi dinding kaca f Menjauhi jembatan g Meninggalkan ruangan setelah h Berlari keluar rumah saat gempa, jika memungkinkan 22 23 33 34 15 40 27 27 33,3 34,8 50,0 51,5 22,7 60,6 40,9 40,9 26 36 18 16 37 17 25 25 39,4 54,5 27,3 24,2 56,1 25,8 37,9 37,9 18 10 15 16 14 9 14 14 27,3 7,6 22,7 24,2 21,2 13,6 21,2 21,2 9. Apakah gempa akan mengakibatkan terjadinya tsunami? a Tidak selalu menimbulkan tsunami b Apabila terjadi gempa di bawah laut c Apabila gunung meletus di laut d Apabila terjadi longsoran di laut e Apabila terjadinya badai puting beliung 51 22 40 36 14 77,3 33,3 60,6 54,5 21,2 14 38 23 13 36 21,2 57,6 34,8 19,7 54,5 1 6 3 17 16 1,5 9,1 4,5 25,8 24,2 10. Apakah tanda-tanda tsunami? a Goyangan keras dan air laut tiba- tiba surut b Gelombang besar di cakrawala dan bunyi keras seperti ledakan yang tidak terlalu besar 32 27 48,5 40,9 19 26 28,8 39,4 15 13 22,7 19,7 11. Ciri-ciri bangunan yang tahan tsunami a Adanya ruang-ruang untuk jalan air b Bangunan yang tegak lurus garis pantai 24 38 36,4 57,6 34 21 51,5 31,8 8 7 12,1 10,6 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lanjutan Pengetahuan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 12. Apakah rumah bertingkat yang kokoh dapat tahan tsunami? 43 65,2 17 25,8 6 9,1 13. Darimanakah saudara mendapatkan pengetahuan tentang bencana alam, gempa bumi dan tsunami? a Media elektronik TV, radio, koran b Sosialisasi dengan saudara atau tetangga c Pemerintah, LSM, ornop d Produk-produk tulisan buku saku, poster, leaflet, billboard, rambu peringatan e Tidak mendapatkan informasi dari semua di atas 21 40 30 26 29 31,8 60,6 45,5 39,4 43,9 33 13 22 28 25 50,0 19,7 33,3 42,4 37,9 12 13 14 12 12 18,2 19,7 21,2 18,2 18,2 14. Apakah saudara sebagai orang tua pernah memberikan pengetahuan tentang gempa bumi dan tsunami kepada anggota keluarga ? 30 45,5 28 42,4 8 12,1 Tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui tanda – tanda terjadinya tsunami adalah dimulai goyangan keras dan air tiba – tiba surut, yaitu sebanyak 32 48,5 responden, dan mayoritas responden tidak mengetahui adanya ruang – ruang untuk jalan air sebagai salah – satu ciri – ciri bangunan tahan tsunami di Desa Ulee Lheue yaitu sebanyak 34 51,5 responden. Secara lebih jelas gambaran terhadap distribusi pengetahuan responden tentang kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami disajikan pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013 Pengetahuan Responden F Kurang Baik Baik 29 37 43,9 56,1 Jumlah 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa gambaran distribusi pengetahuan responden tentang kesiapsiagaan rumah tanga dalam menghadapi resiko bencana tsunami lebih banyak yang berpengetahuan baik yaitu sebesar 56,1 dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang baik 43,9.

4.3.3. Sikap Responden

Sikap Kepala Keluarga pada penelitian ini didasarkan pada 16 pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Berdasarkan hasil di lapangan dengan 66 kepala keluarga di Desa Ulee Lheue tentang sikap kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut. Tabel. 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap Kepala Keluarga Di Desa Ulee Lheue Pernyataan SS S TS STS n n n n 1. perlu adanya antisipasi bencana Tsunami dari Kepala keluarga 30 45,5 32 48,5 4 6,1 2. Daerah ini rawan bencana Tsunami 18 27,3 21 31,8 21 31,8 6 9,1 3. Perlu menyimpan nomor telephone PLN, PDAM dan petugas kesehatan terdekat 6 9,1 15 22,7 37 56,1 8 12,1 Universitas Sumatera Utara Tabe 4.5 lanjutan Pernyataan SS S TS STS N n n n 1. Perlu Pemantauan perkembangan cuaca oleh pemerintah 15 22,7 22 33,3 13 19,7 16 24,2 2. Perlu penyimpanan surat- surat penting agar tidak terkena bencana tsunami 16 24,2 24 36,4 15 22,7 11 16,7 3. Perlu menyimpan beras, minyak dan makanan instans sebagai persiapan bila terjadi bencana Tsunami 18 27,3 19 28,8 20 30,3 9 13,6 4. Perlu tentang pentingnya kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi bencana Tsunami 7 10,6 31 47,0 21 31,8 7 10,6 5. Perlu kesepakatan anggota keluarga mengenai tempat evakuasi dalam situasi darurat 19 28,8 19 28,8 16 24,2 12 18,2 6. Perlu kesepakatan anggota keluarga berpartisipasi dalam simulasi evakuasi 11 16,7 23 34,8 21 31,8 11 16,7 7. Perlu listrik dipadamkan saat pembersihan rumah pasca bencana Tsunami 11 16,7 23 34,8 20 30,3 10 15,2 8. Perlu pelatihan pertolongan pertama untuk anggota keluarga 26 39,4 18 27,3 19 28,8 3 4,5 9. Perlu pengolahan air bersih setela terjadi bencana Tsunami 16 24,2 21 31,8 22 33,3 7 10,6 10. Perlu menyiapkan peta evakuasi dan tempat mengungsi 13 19,7 29 43,9 12 18,2 12 18,2 11. Perlu tentang anak-anak sebaiknya tidak boleh bermain didaerah bencana Tsunami 14 21,2 27 40,9 21 31,8 4 6,1 12. Perlu membawa kotak P3K dan obat pribadi ketika mengungsi 20 30,3 19 28,8 17 25,8 10 15,2 13. Perlu tentang harus mengungsi bila ada terdengar peringatan tanda bahaya bencana Tsunami tsunami drill 32 48,5 19 28,8 8 12,1 7 10,6 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden sangat setuju perlu tentang harus mengungsi bila mendengar peringatan tanda bahaya tsunami drill yaitu sebanyak 32 48,2 responden. Mayoritas responden setuju perlu adanya antisipasi bencana Tsunami dari Kepala keluarga yaitu sebanyak 32 48,5 responden. Mayoritas responden tidak setuju Perlu menyimpan nomor telephone PLN, PDAM dan petugas kesehatan terdekat yaitu sebanyak 37 56,1 responden. Mayoritas responden sangat tidak setuju perlu Pemantauan perkembangan cuaca oleh pemerintah sebanyak 16 24,20 responden. Untuk lebih jelas bagaimana sikap responden baik positif ataupun negatif bisa dilihat di tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013 Sikap Responden F Negatif Positif 28 38 42,4 57,6 Jumlah 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Untuk mendapatkan gambaran distribusi responden menurut sikap dibuat dua kategori dengan menggunakan nilai rata-rata sebagai cut off points, yaitu sikap negatif dan sikap positif. Berdasarkan kategori sikap tersebut, didapatkan gambaran responden tabel 4. yang mempunyai sikap negatif dengan nilai skor 27,8 yaitu sebanyak 28 orang 42,4 dan sisanya dengan nilai skor 27,8 yaitu sebanyak sebanyak 38 orang 57,6 mempunyai sikap yang positif dalam menghadapi resiko bencana tsunami. Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Kesiapsiagaan Responden

Gambaran distribusi tingkat kesiapsiagaan responden dibuat dalam dua kategori dengan menggunakan nilai rata-rata sebagai cut off points, yaitu dengan menyatakan siap dan tidak siap. Nilai rata-rata yaitu 27,61 sehingga responden yang mempunyai nilai skor diatas nilai rata-rata masuk dalam katagori siap terhadap kesiapsiagaan bencana alam, sedangkan responden dengan skoring dibawah rata-rata masuk dalam katagori tidak siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami. Bagaimana frekuensi jawaban responden untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel. 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Kesiapsiagaan Kepala Keluarga di Desa Ulee Lheue Kesiapsiaagaan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 1. Dalam mengantisipasi tsunami, sebagai seorang orang tua apakah yang anda lakukan? a Telah menyiapkan dokumen penting dan menyimpannya di tempat yang aman? b Melatih anggota keluarga dalam menyelamatkan diri c Mengikat rak-rak buku ke dinding atau lantai d Meletakkan barang-barang dan buku- buku di tempat yang rendahlantai e Tidak melakukan apa-apa 57 32 34 50 28 86,4 48,5 51,5 75,8 42,4 4 30 23 14 30 6,1 45,5 34,8 21,2 45,5 5 4 9 2 8 7,6 6,1 13,6 3,0 12,1 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 lanjutan Kesiapsiaagaan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 2. Seandainya gempa terjadi pada saat dirumah atau ruangan, apa yang anda lakukan? a Akan lari dan menyelamatkan diri b Menenangkan anggota keluarga c Memberi aba-aba agar anggota keluarga berlindung di bawah meja yang kokoh sampai getaran berhenti d Memandu anggota keluarga merunduk kea rah pintu sambil melindungi kepala e Membantu anggota keluarga keluar ruangangedung secara teratur dan tidak berdesak-desakan f Memandu anggota keluarga menuju tempat pengungsianevakuasi 17 39 26 18 29 36 25,8 59,1 39,4 27,3 43,9 54,5 28 13 30 30 23 17 42,4 19,7 45,5 45,5 34,8 25,8 21 14 10 18 14 13 31,8 21,2 15,2 27,3 21,2 19,7 3. Apakah di wilayah tempat saudara tinggal terdapat sistem peringatan bencana tsunami? a Ada, tetapi sistemnya masih tradisional b Ada, sistemnya secara nasional c Tidak ada 27 20 39 40,9 30,3 59,1 28 24 20 42,4 36,4 30,3 10 22 7 15,2 33,3 10,6 4. Jika mendengar peringatan tsunami pada saat diluar, apakah yang saudara lakukan? a Menyelamatkan dokumen penting b Tidak akan panik,menenangkan diri c Akan segera pulang ke rumah 47 17 31 71,2 25,8 47,0 12 41 15 18,2 62,1 22,7 7 8 20 10,6 12,1 30,3 5. Darimanakah saudara memperoleh pengetahuan terkait dengan kesiapsiagaan bencana trutama di kalangan orang tua? a Pelatihan, workshop atau seminar tentang pengetahuan bencana b Pelatihan, workshop, seminar untuk perencanaan tanggap darurat c Tidak pernah 40 36 16 60,6 54,5 24,2 11 23 31 16,7 34,8 47,0 15 7 19 22,7 10,6 28,8 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 lanjutan Kesiapsiaagaan Responden Ya Tidak Tidak Tahu n n n 6. Jika pernah mendapatkan pelatihan, workshop atau seminar tentang pengetahuan bencana, apakah saudara menginformasikan pengetahuan kesiapsiagaan bencana tersebut kepada anggota keluarga? 42 63,6 10 15,2 14 21,2 Berdasarkan Tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden ada menyiapkan dokumen penting dan menyimpannya di tempat yang aman yaitu sebanyak 57 86,4 responden, dan mayoritas responden tidak Melatih anggota keluarga dalam menyelamatkan diri untuk menghadapi resiko bencana tsunami . yaitu sebanyak 78 78.8. Untuk gambaran persentase kesiapsiagaan di desa ulee lheue bisa di lihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.8. Distribusi Kesiapsiagaan Responden dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami di Gampong Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013 Kesiapsiagaan Responden F Tidak Siap Siap 26 40 39,4 60,6 Jumlah 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi kesiapsiagaan responden dalam menghadapi resiko bencana tsunami lebih banyak yang siap yaitu sebesar 60,6 dan angka tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang tidak siap dalam menghadapi bencana alam yaitu hanya sebesar 39,4. Universitas Sumatera Utara

4.4. Hasil Analisis Data Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap terhadap variabel dependen yaitu kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami, maka dilakukan uji Chi-Square dengan CI 95. Berikut ini merupakan penjabaran hasil analisis data menurut tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap responden.

4.4.1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga

Hasil penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan dengan kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh dapat dilihat dan tersajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.9. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami Tingkat Pendidikan Kesiapsiagaan Total

P. Value

Tidak Siap Siap f F F Rendah Menengah Tinggi 9 12 5 69,2 35,3 26,3 4 22 14 30,8 64,7 73,7 13 34 19 100,0 100,0 100,0 0,040 T o t a l 26 39,4 40 60,6 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Hasil penelitian sebagaimana yang disajikan pada tabel 4.9 terlihat bahwa sebesar 69,2 responden yang mempunyai tingkat pendidikan rendah lebih banyak menyatakan tidak siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami, sebaliknya Universitas Sumatera Utara semakin tinggi tingkat pendidikan maka responden di desa Ule Lheue semakin siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami yaitu sebesar 73,7. Hasil analisis statistik diperoleh bahwa nilai probabilitas p-value sebesar 0,040 atau p 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kemaknaan 95 terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.

4.4.2. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dijelaskan bahwa proporsi responden yang berpengetahuan kurang baik dan tidak siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami yaitu sebesar 55,2. Angka ini relatif kecil bila dibandingkan responden yang berpengetahuan baik dan siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami dengan proporsi sebesar 73,0 Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Pengetahuan Kesiapsiagaan Total P. Value Tidak Siap Siap f F F Kurang Baik Baik 16 10 55,2 27,0 13 27 44,8 73,0 29 37 100,0 100,0 0,039 T o t a l 26 39,4 40 60,6 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Universitas Sumatera Utara Hasil

4.4.3. Hubungan Sikap dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga

uji statistik dengan Chi-Square Test, diperoleh nilai p-value = 0,039 p 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti bahwa pada CI : 95 terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Hasil penelitian diketahui bahwa proporsi responden yang bersikap negatif dan tidak siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami yaitu sebesar 57,1, proporsi ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan responden yang sikapnya negatif dan mempunyai tindakan yang siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ule Lheu yaitu sebesar 73,7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11. Hubungan Sikap dengan Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami Sikap Kesiapsiagaan Total P. Value Tidak Siap Siap f F F Negatif Positif 16 10 57,1 26,3 12 28 42,9 73,7 29 37 100,0 100,0 0,023 T o t a l 26 39,4 40 60,6 66 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa hasil analisis statistik diperoleh bahwa nilai probabilitas p-value sebesar 0,023 atau p 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kemaknaan 95 terdapat hubungan yang bermakna Universitas Sumatera Utara antara sikap responden dengan kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.

4.5. Hasil Analisis Data Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat beberapa variabel yang secara bersama-sama berhubungan dengan kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi resiko bencana tsunami. Pada penelitian ini dipergunakan uji regresi linier berganda untuk mencari faktor yang paling dominan terhadap kesiapsiagaan responden. Adapun tahap analisis multivariat adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisa pada model univariate pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan masing-masing variabel. b. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan kedalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,25. c. Pembuatan model faktor variabel independen terhadap kesiapsiagaan, variabel yang akan dimasukkan didalam model adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,05. Ada 3 tiga variabel yang diduga berhubungan dengan kesiapsiagaan responden yaitu variabel tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap. Untuk membuat model mutivariat, variabel tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel kesiapsiagaan variabel dependen, seperti terlihat pada tabel 4.9, 4.10 dan 4.11. Berdasarkan analisis bivariat, ternyata terdapat 3 tiga variabel yang memiliki Universitas Sumatera Utara nilai p-value 0,25 yaitu variabel tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap. Tahap selanjutnya ketiga variabel ini dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berhubungan dengan kesiapsiagaan responden. Dalam pemodelan ini semua kandidat dicobakan secara bersama-sama, kemudian jika terdapat variabel yang memiliki nilai p-value 0,05 maka akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari nilai p-value terbesar backward selection, seperti terlihat pada Tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda untuk Identifikasi Variabel yang Akan Masuk dalam Model Faktor Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami Variabel Independen B P-Value OR 95 CI Tingkat Pendidikan Pengetahuan Sikap Constant 0,912 1,404 1,293 -1,988 0,036 0,018 0,027 2,488 4,073 3,644 1,060 – 5,839 1,276 – 13,007 1,162 – 11,430 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Dalam proses pemodelan ini juga dilakukan uji interaksi antara kombinasi terhadap variabel bebas yang secara substansibiologis berinteraksi. Interaksi yang memiliki nilai p 0,05 akan masuk dalam model. Variabel ini akan diikutsertakan dalam model analisis regresi logistik ganda, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik Pemodelan Faktor Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami Variabel B SE Wald df Sig. Exp B 95 CI for Exp B Tingkat Pendidikan Pengetahuan Sikap Constant 0,912 1,404 1,293 -1,988 0,435 0,592 0,583 0,743 4,388 5,622 4,914 7,157 1 1 1 1 0,036 0,018 0,027 0,007 2,488 4,073 3,644 0,137 1,060 – 5,839 1,276 – 13,007 1,162 – 11,430 Sumber: Hasil Penelitian 2013, data diolah Overal percentage 60,6 Berdasarkan table 4.13 diatas, maka diperoleh model regresi dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Y = -1,988 + 1,404 Pengetahuan + 1,293 Sikap + 0,912 Tingkat Pendidikan Dalam model diatas didapatkan suatu turunan perhitungan matematik tentang probabilitas responden untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi resiko bencana tsunami adalah : � = � � + � −�,��� + �,��� ����������� + �,��� ����� + �,��� ������� ���������� Secara keseluruhan model ini dapat memprediksikan tidak atau adanya pengaruh faktor risiko dalam hubungannya dengan kesiapsiagaan responden yaitu sebesar 60,6 Overal Percentage 70,2. Dengan persamaan tersebut diatas, kesiapsiagaan pada responden dapat diperkirakan jika kita mengetahui nilai dari variabel pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan. Uji statistic untuk koefesien regresi diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai p-value dengan masing- masing yaitu untuk variabel pengetahuan p = 0,018 dengan OR = 4,1, Universitas Sumatera Utara variabel sikap p = 0,027 dengan OR = 3,6, dan variabel tingkat pendidikan p = 0,036 dengan OR = 2,5. Jadi pada alpha 5 ada hubungan linier antara aspek pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan dengan kesiapsiagaan responden dalam menghadapi resiko bencana alam tsunami. Besarnya sumbangan terhadap faktor resiko yaitu responden tidak siap dalam menghadapi bencana tsunami disebabkan sebesar 4,1 kali oleh responden yang mempunyai pengetahuan kurang, sebesar 3,5 kali oleh responden yang mempunyai sikap negatif, serta sebesar 2,5 kali akibat responden yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah di desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Dari hasil penelitian setelah dilakukan analisis multivariate dengan uji statistik Binary Logistic Regression, bahwa dijumpai faktor yang berpengaruh secara dominan dalam hubungan terhadap kesiapsiagaan responden adalah faktor pengetahuan responden itu sendiri, karena variabel ini merupakan variable predictor yang paling dominan. Besar nilai OR Odds Ratio variable ini paling tinggi diantara variable lainnya. Makin besar nilai OR, maka makin besar pula kemungkinan faktor resiko tersebut menyebabkan responden tidak siap dalam menghadapi resiko bencana tsunami di desa Ule Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami Menurut Tafsir 1992, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didiknya menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Menurut Dewey, salah satu tokoh pendidikan, sebagaimana yang telah dikutif oleh Ahmadi 2001, dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan. “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Dewantara 1962 mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan nilai moral kekuatan batin, karakter, fikiran intellect dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras. Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003 faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama salah satunya faktor pemungkin enabling factors yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, pendidikan, dan sumber daya. 76 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Banjir di Gampong Mesjid Tuha Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

4 65 98

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Anggota Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh

10 78 214

Pengaruh Risiko Bencana Tsunami Wilayah Pesisir Terhadap Kesiapsiagaan Kepala Keluarga Di Desa Pasir Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

0 24 196

Wisata Tepi Air Ulee Lheue Kota Banda Aceh ( Waterfront Architecture )

14 104 107

Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap Dan Pendidikan Kepala Keluarga Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Dalam Menghadapi Banjir Di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur

4 95 152

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG RESIKO BENCANA BANJIR TERHADAP KESIAPSIAGAAN REMAJA USIA 15 – 18 TAHUN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN PEDURUNGAN KIDUL KOTA SEMARANG

0 4 132

KAJIAN KESIAPSIAGAAN INDIVIDU DAN RUMAH TANGGA DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DI KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO

0 14 124

Perancangan Lanskap Memorial Park di Gampong Ulee Lheue, Kota Banda Aceh Berbasis Wisata Tsunami dan Mitigasi Bencana

0 16 120

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DESA SIAGA BENCANA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH | Yusya Abubakar. | Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah 5671 11504 1 SM

1 1 9

RESIDENTIAL BUILDINGS RISK LEVEL AGAINST TSUNAMI IN ULEE LHEUE VILLAGE, MEURAXA SUB-DISTRICT, BANDA ACEH Siti Nidia Isnin

0 0 10