4.2 Analisis kuantitatif 4.2.1 Kurva kalibrasi Besi
Kurva kalibrasi besi diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar besi pada panjang gelombang 248,3 nm. Dari pengukuran kurva
kalibrasi besi diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y= 0,0234X + 0,0023
Gambar 1 . Kurva kalibrasi Larutan Standar Besi
Berdasarkan kurva diatas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r untuk besi sebesar
0,9995. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi yang linear yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y absorbansi Ermer
dan Miller, 2005. Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar besi dan perhitungan persamaan garis regresi dapat di lihat pada Lampiran 7 dan 8,
halaman 55 dan 56.
4.2.2 Analisis Kadar Besi dalam Bayam
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
2 4
6 8
10 12
A bs
or ba
ns i
Konsentrasi µgmL
Y = 0,0234X + 0,0023 r = 0,9995
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, terlebih dahulu dikondisikan alat dan diatur modenya. Setelah itu
dilakukan pengenceran terhadap sampel. Pengenceran yang dilakukan yaitu sebesar 25 kali untuk sampel Bayam merah, 50 kali untuk sampel Bayam dan
100 kali untuk Bayam duri. Untuk pengukuran kadar besi dalam sampel Bayam duri, karena konsentrasi besi yang terdapat dalam Bayam duri besar, perlu
pengenceran 100 kali, agar berada dalam rentang kurva kalibrasi besi. Dan pada sampel Bayam merah di perlukan pengenceran 25 kali, karena konsentrasi besi
yang terdapat dalam Bayam merah tidak sebesar konsentrasi besi yang terdapat pada Bayam dan Bayam duri, maka hanya dengan pengenceran 25 kali
konsentrasi besi berada pada rentang kurva kalibrasi besi. Data dan contoh
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10 halaman 58 dan 59.
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 61. Hasil analisis kuantitatif besi pada sampel
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 . Kadar besi dalam sampel Bayam Amaranthus hybridus L., Bayam
merah Amaranthus tricolor L. dan Bayam duri Amaranthus spinosus L.
No Sampel
Kadar Besi mg100g 1
Bayam Amaranthus hybridus L. 13,3854 ± 0,4126
2 Bayam merah Amaranthus tricolor L.
11,1592 ± 0,7117 3
Bayam duri Amaranthus spinosus L. 25,0405 ± 0,8555
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Setelah dilakukan uji statistik terhadap kadar sampel maka dapat dilihat bahwa kadar besi yang terdapat dalam Bayam Amaranthus hybridus L., Bayam
merah Amaranthus tricolor L. dan Bayam duri Amaranthus spinosus L. mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
perbedaan spesies tanaman dan lingkungannya Ruskin, 1984. Dari hasil analisis kuantitatif, sesuai yang tercantum pada tabel, Bayam
duri dengan daun berwarna hijau yang lebih tua dari Bayam dan Bayam merah, mempunyai kadar yang lebih tinggi dari Bayam dan Bayam merah, sedangkan
Bayam merah memiliki kadar besi yang paling kecil dibandingkan Bayam dan Bayam duri.
Hal ini bertolak belakang dengan pendapat umum masyarakat bahwa bayam merah mengandung besi yang lebih tinggi, tetapi kenyataannya tidak.
Besi berfungsi sebagai kofaktor dalam pembentukan klorofil, protein dan berperan dalam perkembangan kloroplas dengan cara mengaktifkan enzim
sitokrom, katalase, peroksidase sehingga ada kolerasi antara ketersediaan besi dengan kadar klorofil dalam tanaman. Kekurangan besi menyebabkan
terhambatnya pembentukan klorofil, sehingga produksi klorofil berkurang Rosmarkam dan Yuwono, 2002. Defisiensi besi pada tanaman akan terlihat
pada daun berwarna hijau pucat klorosis Winarso, 2005.
4.2.3 Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Besi pada Bayam, Bayam Merah dan Bayam Duri