warga Desa Pandumaan. Karena itu perlunya terobosan baru untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
28
. Kehidupan masyarakat Desa Pandumaan kental dengan tradisi-tradisi
peninggalan budaya leluhur. Upacara adat yang berhubungan dengan siklus kehidupan manusia lahir – dewasa – berumahtangga - meninggal. Gotongroyong di
masyarakat masih kuat, kebiasaan untuk saling menolong terhadap yang lagi sakit, berduka dan pesta pernikahan masih sering dilakukan oleh masyarakat. Kesenian
yang paling disukai oleh warga adalah kesenian daerah seperti tor-tor batak dan gondang.
2.1.4 Prasarana dan Orbitrase Jarak dari Pusat Pemerintahan
Desa Pandumaan hanya terdapat dua jalan utama yang dapat tembus ke jalan Ibukota Humbang Hasundutan yaitu Doloksanggul, yaitu Jalan Doloksanggul-
Sidikalang sebelah Timur dan Jalan Sisingamangaraja sebelah Barat. Saran transportasi yang paling banyak dipergunakan oleh warga desa adalah minibus dan
sepeda motor. Desa Pandumaan telah dilengkapi dengan sarana penerangan yang cukup karena telah masuknya jaringan PLN sampai daerahdusun yang paling
terpencil. Diseluruh wilayah Desa Pandumaan telah terdapat jaringan air bersih yang cukup layak untuk dipergunakan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga
tidak ditemukan masalah dalam hal air bersih. Desa Pandumaan memiliki jarak yang cukup dekat dengan pusat
pemerintahan. Dimana Desa Pandumaan berjarak ± 7 Km ke arah selatan dari Kantor Camat Pollung dan dapat ditempuh ± 15 menit, sedangkan jarak ke pusat
Pemerintahan Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki jarak ± 14 Km dan dapat ditempuh ± 30 menit.
29
28
Ibid. hal. 3
29
Ibid, hal 3‐4
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Pandumaan secara kasat mata terlihat jelas dari bangunan yang ada, banyak masih rumah-rumah berdiri dengan kayu dan beratap
jerami walaupun sudah ada juga yang memakai bahan semen. Hal ini mengggambarkan dari mata pencaharian masyarakat yang hidup dari sektor
pertanian. Usaha-usaha disamping yang mereka lakukan selaku masyarakat pertanian adalah berdagang yang biasa hanya terjadi sekali seminggu.
Baik dalam hal ekonomi di Desa Pandumaan yang berpenghasilan sebagai petani kemenyan dan petani kebun terlihat pendapatan masyarakat jauh dari kategori
dapat hidup normal dan berkategori miskin. Ditinjau dari tingkat pengahasilan Desa Pandumaan rata-rata sebesar ± Rp. 12.000.000., tahun. Hal ini disebabkan mata
pencaharian yang dikerjakan oleh masyarakat Pandumaan hanya mengandalkan sektor alam dan non-formal.
Pendapatan dari hasil panen kemenyan maupun berladang dalam setahun bisa mencapai ± 200 kg dan dengan sekitar keuntungan Rp. 80.000 - 120.000 perkilo
dilihat dari kualitas dari kemenyan dan hasil ladang, hasil dari berladang yang didapat sekali panen dan pendapatan perbulan masyarakat Desa Pandumaan Rp.
350.000bulan bila bekerja di ladang. Hal mengakibatkan masyarakat memang masih sulit untuk menafkahi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hanya sedikit
masyarakat yang bekerja disektor formal, seperti PNS, Guru, Tenaga Honorer, TNIPolri dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 S