2. Untuk Mengetahui Tindakan Masyarakat Desa Pandumaan-Sipituhuta
dengan PT. Toba Pulp Lestari 3.
Untuk Mengetahui Bentuk Penyelesaian Masalah Tapal Batas Lahan Hutan Adat Desa Pandumaan-Sipituhuta dengan PT. Toba Pulp Lestari.
1.5 SIGNIFIKASI PENELITIAN
1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya
mengembangkan kompetensi penulis serta memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program strata satu S1 Departemen Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. 2.
Secara teoritis dapat dijadikan sebagai bahan kajian akademis Ilmu Politik dan diharapkan dapat membantu memberikan informasi tentang konflik
tanah yang ada di Sumatera Utara. 3.
Hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah, wawasan bagi penulis dan
pembaca di Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.6 KERANGKA TEORI
Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep dan merumuskan hipotesis yang ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang
relevan agar tersusun secara sistematis.
1.6.1 Teori Kebijakan
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan
tata nilai baru di kehidupan masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya bersifat proaktif problem solving kebijakan lebih adaptif dan interpretatif.
11
Kebijakan juga diharapakan bersifat umumtetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik, kebijakan harus memberi peluang diinterpretasikan sesuai
kondisi spesifik yang ada. Kebijakan policy adalah sebuah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam
arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada intinya merupakan
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi
kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara. Kebijkan merupakan hasil dari adanya sinergi, kompromi atau bahkan kompetisi
antara berbagai gagasan, teori ideologi, dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara
12
. Kebijakan dipandang sebagai hal yang mendasari suatu keputusan yang akan
diambil oleh pembuat keputusan dari seseorangkelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan kesempatan-
kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu tujuan tertentu
13
. Kebijakan merupakan seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam
rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk mencapainya. Kebijaksanaan atau kebijakan policy dapat diartikan, baik secara teoritik maupun praktikal. Secara
teoritikal kebijakan policy dapat diartikan secara luas board maupun secara sempit narrow.
Kebijakan policy secara praktikal erat kaitannya dengan hukum positif, yaitu teori hukum positif yang mempunyai objek berupa gejala-gejala dari hukum yang
berlaku dalam masyarakat pada waktu tertentu, mengenai masalah tertentu, dan
11
Dun Willian. N. Analsis kebijakan. diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, dkk. Jakarta. 1999 hal 12
12
Edi Suharto,Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta, 2008, hlm 3
13
Budi Winarno, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta : Media Pressindo, 2002, hlm 16
Universitas Sumatera Utara
dalam lingkungan masyarakat tertentu yang memberikan dasar pemikiran tentang jiwa dalam hukum tersebut. Dengan demikian, pemerintah mempunyai peran dalam
hal pembinaan, pengaturan dan pengawasan dalam upaya pelayanan kesehatan khususnya di bidang perumahsakitan serta memiliki kewajiban dan tanggung jawab
untuk menjamin pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Kebijakan publik yang identik merupakan kebijakan pemerintah sesungguhnya saling terkait satu dengan yang lainnya. Bahkan pada bidang ini juga
akan terlihat bahwa hubungan hukum dan kebijakan pemerintah tidak sekedar terdapatnya kedua hal itu dibicarakan dalam satu topik atau pembicaraan, keduannya
dapat saling mengisi dan melengkapi namun lebih dari itu antara hukum dan kebijakan publik pada dasarnya saling tergantung satu sama lainnya, kedua
terminologi diartikan sebagai hukum positif yang berlaku pada sebuah negara dan ketika penerapan hukum rechtsoepassing dihubungkan dengan implementasi
kebijakan pemerintah maka keduanya pada dasarnya saling tergantung. Keterkaitan secara mendasar adalah nampak pada atau dalam kenyataan bahwa pada dasarnya
penerapan hukum itu sangat memerlukan kebijakan publik untuk mengaktualisasikan hukum tersebut di masyarakat, sebab umumnya produk-produk hukum yang ada itu
pada umumnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat umum dank arena cakupannya yang luas dan bersifat nasional maka tidak jarang produk-produk hukum atau undang-
undang yang ada itu tidak mampu meng-cover seluruh dinamika masyarakat yang amat beragam di daerah tertentu.
Proses pembuatan kebijakan merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan. Walaupun demikian, para administrator sebuah
organisasi institusi atau lembaga dituntut memiliki tanggung jawab dan kemauan, serta kemampuan atau keahlian, sehingga dapat membuat kebijakan dengan resiko
yang diharapkan intended risks maupun yang tidak diharapkan unintended risks. Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor.Hal penting yang turut
diwaspadai dan selanjutnya dapat diantisipasi adalah dalam pembuatan kebijakan
Universitas Sumatera Utara
sering terjadi kesalahan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan adalah:
a Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar tidak jarang pembuat kebijakan harus memenuhi tuntutan dari luar atau membuat kebijakan adanya tekanan-tekanan dari
luar. b Adanya pengaruh kebiasaan lama, Kebiasaan lama organisasi yang sebagaimana
dikutip oleh Nigrodisebutkan dengan istilah sunk cost, seperti kebiasaan investasi modal yang hingga saat ini belum professional dan terkadang amat birokratik,
cenderung akan diikuti kebiasaan itu oleh para administrator, meskipun keputusankebijakan yang berkaitan dengan hak tersebut dikritik, karena sebagai
suatu yang salah dan perlu diubah. Kebiasaan lama tersebut sering secara terus- menerus pantas untuk diikuti, terlebih kalau suatu kebijakan yang telah ada
tersebut dipandang memuaskan. c Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi berbagai keputusankebijakan yang dibuat oleh
para pembuat keputusankebijakan banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadinya. Sifat pribadi merupakan faktor yang berperan besar dalam penentuan
keputusankebijakan. d Adanya pengaruh dari kelompok luar lingkungan sosial dari para pembuat
keputusankebijakan juga berperan besar. e Adanya pengaruh keadaan masa lalu. Maksud dari faktor ini adalah bahwa
pengalaman latihan danpengalaman sejarah pekerjaan yang terdahulu berpengaruh pada kegiatan pembuatan kebijakankeputusan. Misalnya, orang mengkhawatirkan
pelimpahan wewenang yang dimilikinya kepada orang lain karena khawatir disalahgunakan.
Beberapa tahapan atau proses dalam pembuatan sebuah kebijakan publik. Adapun urutannya adalah intelligence mengumpulkan dan memproses berbagai
pendapat dari proses pembuatan kebijakan, promotion memilih beberapa pilihan yang ada, prescription menentukan aksi, Invocation persetujuan adanya sanksi-
Universitas Sumatera Utara
sanksi, application diimplementasikan,termination penghentiandan appraisal pe nilaian atau evaluasi.
Pengumpulan data hingga penilaian kebijakan adalah sebuah proses pemahaman dari objek secara pasti untuk membuat aturan yang tidak mengurangi
kebutuhan lokal. Implementasi kebijakan yangdapat berjalan dengan baik bila di dalam penyelenggaraan implementasi kebijakan publik itu dilandasi dasar-dasar
hukum yang kuat dam kebutuhan untuk masyarakat dalam penerapannya.
14
1.6.2 Teori Konflik