Jenis Hak atas Tanah yang dapat dimiliki oleh Bank Pemerintah Kewajiban Bank Sumut Terhadap Modal Perseroan Terbatas

9. Bank Pembangunan Indonesia Uundang-Undang 21prp-1960 10. Bank Indonesia Undang-Undang 111953 Khusus mengenai nomor I.M.A, Indonesische Vereningingen, dan Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan pembukaan Tanah yang tidak menunjukkannya sebagai badan hukum yang dapat memiliki hak milik dengan adanya Peraturan Pemerintah.Nomor 381963 maka pada hakekatnya hanya dapat diberikan Hak Guna Usaha atau Hak Guna Bangunan bukan Hak Milik.

2. Jenis Hak atas Tanah yang dapat dimiliki oleh Bank Pemerintah

Khusus untuk Bank Pemerintah diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-badan Hukum yang dapat mempunyai hak milik, yaitu : 1 Bank Negara dapat mempunyai hak milik atas tanah: a. Untuk tempat bangunan-bangunan yang diperlukan guna menunaikan tugasnya serta untuk perumahan bagi pegawai-pegawainya. Pembatasan yang diadakan ini sesuai dengan tujuan penunjukan bank-bank itu sebagai badan yang mempunyai hak milik atas tanah. Pada umumnya bank-bank tersebut dalam rangka menunaikan tugasnya, tidaklah membutuhkan tanah untuk keperluan lain. b. Yang berasal dari pembelian dalam pelelangan umum sebagai eksekusi dari hak bank yang bersangkutan, dengan ketentuan, bahwa jika bank sendiri tidak memerlukannya untuk keperluan tersebut pada huruf a, didalam waktu satu tahun sejak diperolehnya tanah itu harus dialihkan kepada pihak lain yang dapat mempunyai hak milik. Untuk dapat tetap mempunyai tanahnya guna keperluan tersebut pada huruf a, diperlukan izin Menteri PertanianAgraria. Jangka waktu satu tahun tersebut diatas, jika perlu atas permintaan bank yang bersangkutan dapat diperpanjang oleh Menteri PertanianAgraria atau pejabat lain yang ditunjuknya. Ketentuan pada ayat 1 huruf b bermaksud untuk Universitas Sumatera Utara memungkinkan bank mengadakan eksekusi hak hipotek, atau credietverband, yang dipunyai atas tanah milik yang bersangkutan, dengan hasil yang baik. 2 Pembatasan tersebut pada ayat 1 Pasal ini berlaku pula bagi Bank-bank Negara tersebut dalam Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1960 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2149. Bank-bank yang dimaksudkan pada ayat 2 ialah Bank-bank Negara yang atas dasar ketentuan didalam Undang-Undang pembentukannya, Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini Bank-bank tersebut diatas dianggap sebagai badan-badan yang dapat mempunyai hak milik atas tanah.

3. Akibat Hukum kedudukan sertipikat hak milik dari perubahan badan hukum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang penunjukan Badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik atas tanah. Perusahaan Daerah Bank Pemerintah Daerah Sumatera Utara dapat memiliki sertipikat hak milik atas tanah namun dengan perubahan badan hukumnya maka dasar kepemilikannya dengan meminta izin Departemen Menteri Dalam Negeri dan atas penunjukan izin Departemen Menteri Dalam Negeri inilah Bank Sumut dapat memiliki Sertipikat hak milik. 70 Setelah perubahan badan hukum dari Perusahaan Daerah Bank Pemerintah Daerah Sumatera Utara menjadi Perseroan Terbatas, kedudukan sertipikat tidak mengalami perubahan, hal ini berdasarkan permohonan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Nomor 520.2.667598 pada tanggal 5 Mei 1998, maka berdasarkan permohonan ini Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Putusan Tanggal 7 Juni 1979 70 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Chandra, Pegawai Badan Pertanahan Kota Medan pada Tanggal 25 Juni 2013 Universitas Sumatera Utara Nomor SK 61DJA1979 tentang Penunjukan Bank Pembangunan Daerah sebagai Badan Hukum yang dapat mempunyai hak milik atas tanah, maka kepada Bank Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat diberikan hak milik, dengan persyaratan sebagai berikut : 71 a. Bahwa Bank Pembangunan Daerah tersebut adalah bank Pemerintah Pemerintah Daerah yang didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah b. Tanah yang dimohon dipergunakan untuk menunaikan tugas Perkantoran dan untuk Rumah Dinas bagi pegawai Bank Pembangunan Daerah. Berdasarkan peraturan diatas, PT. Bank Sumut memiliki sertipikat hak milik setelah berubah badan hukumnya menjadi Persero, dan dapat menaikkan kedudukan Sertipikat Hak Guna Bangunannya menjadi sertipikat Hak Milik. Kedudukan sertipikat hak milik Bank SUMUT yang telah berubah badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas tidak mengalami perubahan dalam perubahan nama ataupun kedudukannya turun menjadi Hak Guna Bangunan, tetapi Bank SUMUT tetap dapat memiliki sertipikat hak milik. 72 Berdasarkan permohonan Bank SUMUT kepada Menteri Dalam Negeri dan ata permohonan itu Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Putusan Tanggal 7 Juni 71 Putusan Menteri Dalam Negeri Nomor SK 61DJA1979 tentang Penunjukan Bank Pembangunan Daerah sebagai Badan Hukum yang dapat mempunyai hak milik atas tanah 72 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada Tanggal 19 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara 1979 Nomor SK 61DJA1979 tentang Penunjukan Bank Pembangunan Daerah sebagai Badan Hukum yang dapat mempunyai hak milik atas tanah, seperti yang diatur dalam huruf a yaitu bahwa Bank Pembangunan Daerah tersebut adalah Bank Pemerintah Pemerintah Daerah yang didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pemerintah yang didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-Undang Nomor 13 Tahun1962, sedangkan dengan adanya perubahan badan hukum maka Bank SUMUT sekarang harus tunduk pada Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 Jika dilihat permohonan Bank SUMUT Nomor 520.2.667598 pada tanggal 5 Mei 1998 maka jelas terlihat bahwa permohonan ini dibuat pada saat Bank SUMUT masih berbadan hukum sebagai Bank Daerah yang berbentuk Perusahaan Daerah karena Bank SUMUT berubah sebagai Perseroan Terbatas sesuai dengan akta Pendirian Perseroannya yaitu pada Tanggal 16 April 1999 Nomor 38 yang dibuat dihadapan Notaris Alina Hanum Nasution di Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB III AKIBAT HUKUM ATAS PERUBAHAN BADAN HUKUM BANK

PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA UTARA BPDSU DARI PERUSAHAAN DAERAH MENJADI PERSEROAN TERBATAS A. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Status Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Sumut Perekonomian nasional mulai menghadapi tekanan berat setelah salah satu Negara ASEAN yaitu Thailand mengalami krisis keuangan dan politik yang pada akhirnya telah membawa contagion effect kepada perekonomian Indonesia. Akibatnya nilai tukar rupiah bergejolak yang disebabkan menguatnya mata uang USD dan terjadinya penurunan arus modal luar negeri secara mendadak serta merebaknya spekulasi. 73 Pada bulan Oktober 1997 Pemerintah melaksanakan program reformasi ekonomi dan keuangan dengan bantuan teknis keuangan dari IMF, Word Bank dan ABD dan Negara-negara sahabat. Program ini meliputi kebijakan ekonomi makro yang sehat, reformasi sektor keuangan serta kebijakan struktural dan deregulasi disektor riil. Untuk mengatasi gejolak moneter dan dalam rangka menyehatkan industri perbankan, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan moneter selama tahun 1997 sebagai berikut: 74 1. Menaikkan ratio Giri Wajib Minimum dari 3 menjadi 5 terhitung sejak April 73 Buku Annual Report PT. Bank SUMUT Tahun 1997 74 Ibid Universitas Sumatera Utara 1997 dengan maksud mengurangi jumlah uang beredar dan meredam laju inflasi. 2. Menhapus kebijakan transaksi SBPU-KUK dengan maksud agar masing-masing perbankan memaksimalkan pemberian kredit kepada pengusaha ekonomi lemah. Menghapus kisaran band intervensi dengan maksud agar nilai tukar rupiah terhadap USD diserahkan kepada mekanisme pasar. 4. Memperketat likuiditas rupiah dengan menaikkan suku bunga Standar Bank Indonesia SBI dan pengalihan dana BUMN kedalam SBI. 5. Pembatasan pemberian kredit untuk sektor property terhitung sejak Juli 1997 oleh Bank Indonesia. 6. Moral suassion kepada bank-bank umum untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen asset dan kewajiban dengan baik sehingga terhindar dari kesulitan likuiditas dan kerugian karena mismatch. Namun sampai peghujung tahun 1997 usaha pemulihan ini belum menunjukkan tanda yang menggembirakan bahkan kebijakan pemerintah melikuidasi 16 Bank pada tanggal 1 Nopember 1997 telah mebawa dampak merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan dan tekanan depresiatif terhadap rupiah tidak menjadi berkurang. Krisis ekonomi nasional ini pada akhirnya telah membawa pengaruh terhadap perkembangan perekonomian Daerah Sumatera Utara yang ditandai dengan tingkat inflasi kumulatif pada tahun fiscal 19971998 mencapai 33,51 meningkat tajam bila dibandingkan dengan inflasi kumulatif tahun fiscal 19961997 yang hanya sebesar 7,1. Inflasi yang tinggi ini dipengaruhi oleh terjadinya kenaikan pada sisi Universitas Sumatera Utara penawaran berupa naiknya ongkos produksi pada sektor industry yang mengandalkan alat produksibahan baku impor ditambah adanya berbagai musibah nasional seperti kemarau yang berkepanjangan, kebakaran hutan dan sebagainya yang mengakibatkan gagalnya panen sehingga mengganggu suplai bahan makanan pokok. 75 Krisis ekonomi dan moneter yang telah dimuali pada Semester II TA 19971998 masih mewarnai kondisi perekonomian nasional pada tahun 1998 yang ditandai dengan masih bergejolaknya nilai tukar rupiah. Tinggi tngkat inflasi dan terjadinya penurunan arus modal secara mendadak maupun capital flight sebagai akibat peralihan kekuasaan pada tanggal 21 Mei 1998 telah pula turut menambah peliknya persoalan ekonomi dan moneter yang dihadapi bangsa ini. Perekonomian Daerah Sumatera Utara sebagai bagian integral dan perekonomian nasional juga mengalami kondisi yang sama, laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 1998 mengalami penurunan yang sangat tajam hingga menjadi negatip 11,27. Seperti halnya perekonomian nasional, maka faktor utama terjadinya pertumbuhan negatip tersebut adalah inflasi yang tinggi. 76 Perkembangan perbankan baik Nasional Daerah Sumatera Utara mengalami kondisi berat yang ditandai dengan semakin memburuknya kinerja usaha sebagai akibat langsung dari gejolak nilai tukar rupiah. Disamping itu juga ditandai dengan semakin tumbuh suburnya bibit krisis kepercayaan terhadap dunia perbankan. Perbankan nasional mengalami kondisi likuiditas yang sulit sebagai akibat 75 Ibid hal 16 76 Buku Annual Report PT. Bank SUMUT Tahun 1998 Universitas Sumatera Utara melemahnya nilai tukar Rupiah. Kebijakan Pemerintah menerapkan suku bunga Standar Bank Indonesia SBI tinggi dalam rangka memperkuat nilai Rupiah telah menjadikan bank-bank mengalami negatip spread. Dalam rangka mengantisipasi keadaan yang tidak menentu pada tahun 1998, manajemen Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara telah mengeluarkan beberapa kebijakan sebagai berikut: 77 1. Mendistribusikan target penghimpunan dana masyarakat kepada seluruh Kantor Cabang BPDSU sesuai dengan potensi daerah masing-masing. 2. Memberikan kebebasan kepada Pemimpin Cabang untuk melakukan langkah- langkah nyata dalam bidang penghimpunan dana dari masyarakat. 3. Membuat kebijakan baru dalam bidang perkreditan melalui pembatasan ekspansi kredit dan pemilihan prioritas sangat tinggi bagi kredit yang benar-benar fleksibel. 4. Merencanakan dan menyusun program restrukturisasi kredit sehubungan dengan ketentuan Bank Indonesia. 5. Melakukan revaluasi atas aktiva tetap dan inventaris dalam rangka mencari alternatif pertambahan modal BPDSU. 6. Menyusun program pemasaran tabungan. 7. Melakukan kebijakan dalam bentuk efisiensi disegala bidang terutama untuk biaya overhead. 8. Mengintensifkan penyelesaian atas kredit bermasalah. 77 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara Dalam program restrukturisasi Perbankan Nasional, Pemerintah mengambil kebijakan yaitu melakukan rekapitalisasi terhadap perbankan yang memenuhi persyaratan. Untuk maksud tersbut Bank Indonesia berdasarkan standar IMF, melakukan review terhadap seluruh Bank untuk mengklasifikasi sakaligus menentukan sejumlah bank yang dapat diikutsertakan dalam program rekapitalisasi. Dengan program ini maka diharapkan Bank akan dapat memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum tidak kurang dari 8. Khusus bagi Bank Pemerintah Daerah dan Bank BUMN yang memiliki ratio kewajiban penyediaan modal minimum lebih kecil dari 8, Pemerintah memutuskan untuk diikutsertakan dlam program rekapitalisasi. Keputusan ini diambil mengingat sejarah berdirinya Bank tersebut memiliki misi khusus yaitu bertindak sebagai alat kelengkapan Pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional maupun daerah dan bertindak sebagai agent of development. 78 PT. Bank Sumut termasuk salah satu Bank yang turut serta dalam program rekapitalisasi dengan mengambil tambahan modal sebesar Rp 378.589 juta. Tambahan modal tersebut diperoleh dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 302.871 juta atau 80 dan Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara sebagai pemilik menyetor sebesar Rp 75.718 juta atau 20. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara sebagai salah satu alat perlengkapan ekonomi daerah yang didirikan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1965 berdsarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962, 78 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara yang dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1965 dan diatur kembali peraturan pendiriannya dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1993 berdsarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dirubah statusnya dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. 79 Sedangkan PT. Bank Sumut berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pertumbuhan didaerah, bertindak sebagai pemegang kas Daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan Daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksud pada Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nonor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Berbeda pada saat ini masih berstatus Perusahaan Daerah, dimana hanya menitik beratkan pada kepentingan Perusahaan Daerah itu sendiri. Kemudian pada saat telah menjadi salah satu alat kelengkapan otonomi daerah PT. Bank Sumut mempunyai visi untuk menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, dengan misi mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara propersional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance. Kemudian dalam menjalankan usahanya 79 Buku Annual Report PT. Bank SUMUT Tahun 1998 Universitas Sumatera Utara PT. Bank Sumut, selalu mengacu pada moto perusahaannya yaitu “Memberikan Pelayanan Terbaik”. 80 Salah satu upaya agar PT. Bank Sumut mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat serta sejajar dengan Bank-Bank lain khususnya dalam bidang permodalan, maka Bank harus turut dalam program peningkatan rekapitalisasi Bank umum dan juga mengikutkan peran serta, swasta dan masyarakat. Perubahan bentuk badan hukum ini juga sejalan dengan program penyehatan perbankan yang mengharuskan Bank untuk memperbaiki struktur modalnya. Sebagai Bank yang termasuk dalam program rekapitalisasi, dimana Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara akan memperoleh tambahan modal 80 delapan puluh persen dari Pemerintah Pusat dan 20 dua puluh persen dari Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham. Pada saat ini program ini telah dapat dipenuhi melalui bantuan Pemerintah Pusat sebesar Rp 67,6 enam puluh tujuh koma enam milyar rupiah Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan Pemerintah Daerah sebesar Rp 16,9 enam belas koma Sembilan milyar rupiah yang diperoleh melalui pinjaman Pemerintah Daerah dari Departemen Keuangan. 81 Keikutsertaan Pemerintah Pusat dan swasta serta masyarakat untuk memenuhi kecukupan permodalan, Bank memerlukan suatu kedudukan hukum yang jelas dan 80 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 81 Buku Annual Report PT. Bank SUMUT Tahun 1998 Universitas Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta mampu meningkatkan pengelolaan manajemen Bank. Sedangkan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara pada bentuk Bank Pembangunan Daerah sulit untuk meningkatkan modalnya, baik itu dari Pemerintah Daerah maupun dari pihak ketiga investor. Faktor tersebut dikarenakan bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah ini kurang diminati investor, karena kesan yang timbul bahwa operasional Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara hanya bersifat lokaldaerah. Dengan perubahan bentuk badan hukum menjadi Perseroan Terbatas diharapkan masyarakat maupun investor akan lebih berminat terhadap saham yang dimiliki Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Akibat kurangnya peningkatan modal tersebut Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara sulit untuk berkembang. 82 Selain itu salah satu faktor yang mendorong pengalihan bentuk Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas disebabkan karena bentuk Perusahaan Daerah dalam menjalan usahanya banyak terikat dengan peraturan-peraturan yang dibedakukan terhadap Perusahaan Daerah tersebut, sehingga dapat mengekang dan membatasi gerak dari perusahaan. Dengan demikian fleksibilitas dari perusahaan tidak jelas, mengakibatkan tidak tercapainya sasaran yang ingin dicapai Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Dalam kenyataannya sebagai bentuk badan hukum, Perusahaan Daerah sering terjadinya ikut campur pihak birokrasi Pemerintah 82 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara daerah dalam mengambil kebijaksanaan, sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam mengembangkan usahanya. Setelah perubahan status, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menjadi Perseroan Terbatas, maka Direksi Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dapat mengambil keputusan-keputusan yang dapat meningkatkan kinerjamanajemen Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara tanpa harus selalu terlebih dahulu meminta tanggapanizin dari Pemerintah Daerah Sumatera Utara. 83 Selanjutnya faktor lain yang mendorong perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menjadi Perseroan Terbatas disebabkan adanya dorongan yang diberikan oleh Peraturan Perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 yang memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh Bank Pembangunan Daerah di Indonesia untuk merubah badan hukumnya. Dasar pemikiran untuk melakukan perubahan bentuk badan hukum ini adalah dalam rangka upaya mengantisipasi era perdagangan bebas dimasa yang akan datang. Adapun yang menjadi faktor penyebab perubahan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menjadi PT. Bank Sumut adalah sebagai berikut: 84 1. Meningkatkan permodalan Bank dengan memberikan kesempatan kepada Pemerintah Pusat maupun pihak ketiga untuk turut serta menanamkan modal. 83 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 84 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara 2. Meningkatkan daya saing Bank untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi Nasional maupun global. 3. Memperluas wilayah dan produk usaha Bank. 4. Membantu dan mendorong perekonomian rakyat dengan memperioritaskan golongan ekonomi lemah dalam pemerataan pembangunan daerah. 5. Peningkatan manajemen dan daerah operasional. 6. Dorongan dan dukungan dari ketentuan perundang-undangan. B. Proses Perubahan Status Badan Hukum dari Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Sumut Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah, maka PT Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara dirubah lagi menjadi Badan Milik Pemerintah Daerah. Perubahan status badan hukum dari Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara menjadi Perseroan Terbatas tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965 dan didasarkan Surat Kuasa Gubernur Kepala Daerah Hukum Swantra Tingkat I Sumatera Utara yang pada saat itu dijabat oleh Radja Djundjungan Lubis untuk mendirikan suatu Perseroan Terbatas yang kepemilikannya merupakan kerja sama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta yaitu BPDSU ini Universitas Sumatera Utara dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau yang selanjutnya disingkat dengan PT.BPDSU Bank Sumut. Dengan adanya perubahan tersebut, maka Bank Sumut mempunyai suatu visi kedepan yaitu menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di perusahaan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah dari bentuk Perusahaan Daerah ke Perseroan Terbatas, didasarkan setelah lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998 tentang Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah pada Bab III Pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut: “Gubernur dapat merubah bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. 85 Menurut Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1999 proses perubahan status badan hukum meliputi: 1. Mengajukan permohonan izin prinsip tentang perubahan bentuk hukum kepada Menteri. 2. Menetapkan Peraturan Daerah Tingkat I tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. 3. Pembuatan akta Notaris pendirian sebagai Perseroan Terbatas. 85 Berdasarkan Buku Annual Report Tahun 1997 Universitas Sumatera Utara Adapun proses perubahan bentuk, badan hukum Bank Pembangunan Daerah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 86 1. Rapat konsultasi dan pembahasan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah dari Perusahaan Daerah menjadi Peseroan Terbatas antara Gubernur dengan DPRD Tingkat I. 2. Surat Gubernur KDH Tingkat I kepada Menteri Dalam Negeri tentang pengajuan surat permohonan izin prinsip tentang perubahan bentuk hukum. 3. Proses persetujuan izin prinsip Menteri Dalam Negeri atas permohonan Gubernur KDH Tingkat I. 4. Pengesahan Peraturan Daerah Tingkat I tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah. 5. Penyusunan rancangan akta Notaris tentang pendirian Perseroan Terbatas. 6. Pengajuan permohonan tertulis kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan pengesahan. 7. Mendaftarkan dalam wajib Daftar Perusahaan kepada Kantor Departemen. 8. Pengumuman dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 9. Sosialisasi ekstern dan intern. Selain melalui proses di atas perubahan bentuk badan hukum suatu Bank juga harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun ketentuan 86 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara tersebut tercantum dalam SK Direksi Bank Indonesia No.3233DIR1999 pada Pasal 37 ayat 1 dan 2 menyatakan sebagai berikut: 1. Perubahan bentuk badan hukum Bank hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Bank Indonesia. Pemberian persetujuan perubahan bentuk badan hukum bank sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam dua tahap: a. Persetujuan pengalihan izin usaha, yaitu persetujuan yang diberikan untuk mengalihkan izin usaha dari badan hukum lama ke badan hukum baru. Permohonan kepada persetujuan izin usaha harus melampirkan: 87 a Akta pendirian badan hukum baru termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. b Daftar anggota dewan komisaris dan direksi. c Rancangan berita acara pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama kepada badan hukum baru. d Notulen Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat Anggota Badan Hukum lama yang menyetujui perubahan bentuk badan hukum dan pembubaran badan hukum lama. b. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan perubahan bentuk badan hukum Bank; Permohonan kepada persetujuan prinsip, harus melampirkan dokumen yaitu: 88 a Alasan perubahan bentuk badan hukum. b Rancangan akta pendirian badan hukum baru termasuk anggaran dasar. c Rencana pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama kepada hukum baru. d Dokumen Dewan Komisaris dan atau Anggota Direksi dalam hal terjadi perubahan. 87 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 88 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara Dalam proses perubahan bentuk Bank Daerah BPDSU menjadi Perseroan Terbatas dapat dilihat juga perubahannya dari modal perusahaan, dimana Pemerintah Pusat dimungkinkan untuk turut serta memberikan bantuan berupa modal melalui program rekapitulasi, sehingga PT. Bank SUMUT dapat memenuhi persyaratan rasio kecukupan modalnya. C. Akibat Hukum Atas Perubahan Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 133PBI2011 Tentang Penetapan Status dan tindak lanjut Pengawasan Bank pada tanggal 17 Januari 2011 menyatakan Badan Hukum yang berbentuk pada Perseroan Terbatas tunduk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Undang-Undang Perseroan Terbatas, sedangkan Badan Hukum Perusahaan Daerah tunduk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah dengan bentuk Hukum Perusahaan Daerah yang merupakan alat kelengkapan otonomi daerah yang berfungsi sebagai alat pengembangan ekonomi daerah dan salah satu sumber pendapatan asli daerah. Untuk mengantisipasi era perdagangan global dan turut serta membantu pemerintah dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan dipandang perlu meningkatkan peran dan fungsi Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Universitas Sumatera Utara dipandang perlu mengadakan perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Dengan adanya Surat Permohonan tanggal 24 April 1999 Nomor 387BKU- PBPT99, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 584.22.306, tentang Peraturan Daerah Provinsi TK I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999 tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara tentang Perubahan Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, maka berdsarkan Akta Pendirian Perseroan Nomor 38 Tanggal 16 April 1999 yang disampaikan dan telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01-PR.08.01 Tahun 1996 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas, maka Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara telah berubah badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas. 89 1. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU Sebelum Menjadi Pereseroan Terbatas Yang Tunduk Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah. a. Penegertian Perusahaan Daerah 89 Berdasarkan Buku Annual Report Bank SUMUT Tahun 2000 Universitas Sumatera Utara Pengertian Perusahaan Daerah menurut Soedjono Dirdjosisworo bahwa yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah adalah semua Perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Lembaran Negara Republik Indonesia 1962-10 yang modalnya untuk seluruhnya dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-Undang. 90 Pengertian diatas merupakan bentuk Bank Sumut pada saat badan hukumnya berbentuk Perusahaan Daerah dan hal ini dipertegas dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yang berbunyi sebagai berikut: Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdsarkan Undang- Undang ini, yang modalnya untuk seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-Undang. 91 Berdasarkan pengertian diatas, maka Bank Pemerintah Daerah Sumatera Utara BPDSU adalah badan usaha lembaga keuangan yang berbentuk Perusahaan Daerah yang menghimpun dana dari kekayaan Daerah Sumatera Utara, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-Undang yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 5 Tahun 1965 tentang Bank Pembangunan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 yang dirubah dengan 90 Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Hukum Perbankan di Indonesia Bank Umum, Penerbit CV. Mandar Maju, Jakarta, 2009, hal 24-25 91 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah Universitas Sumatera Utara Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1985 dan diatur kembali Peraturan pendiriannya dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1993. 92

b. Tujuan Perusahaan Daerah

Menurut M.Manullang, tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan perekonomian nasional umumnya, perusahaan daerah harus berusaha memenuhi kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan. 93 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah maka tujuan Perusahaan Daerah yaitu: 1. Menurut Pasal 5 ayat 2 tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta melaksankan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan keja dalam perusahaan, menuju masyarakat adil dan makmur. 2. Pasal 5 ayat 3 dan 4 UUPD menentukan, Perusahaan Daerah bergerak dalam bidang usaha yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut peraturan yang mengatur tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak 92 Berdasarkan Buku Annual Report Tahun 1997 93 M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Cetakan Ketiga belas Yogyakarta: Liberty, 1981, hal 42 Universitas Sumatera Utara di daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. 3. Pasal 6 ayat 1 Perusahan Daerah bergerak dalam bidang yang dengan urusan- urusan rumah tangganya menurut peraturan-peraturan yang mengatur pokok- pokok pemerintahan. Ayat 2 cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan menguasai hidup orang banyak didaerah yang bersangkutan diusahakan oleh Pemerintah Daerah yang modalnya untuk seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan uraian diatas maka Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU merupakan kelengkapan Otonomi Daerah dibidang Perbankan yang bertujuan sebagai alat pengembangan ekonomi daerah, penggerak dan pendorong laju pembangunan didaerah yang bertindak sebagai pemegang kas daerah dan melaksanakan penyimpanan uang daerah serta salah satu sebagai pemegang kas daerah dan melaksanakan penyimpanan uang daerah serta salah satu sebagai sumber pendapatan asli daerah selain mencari keuntungan tetapi juga semua kegiatan dalam perusahaan daerah yang harus ditujukan kea rah pembangunan daerah khususnya Sumatera Utara sebagai Bank Umum sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. 94 94 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada Tanggal 19 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara

c. Cara Pendirian Perusahaan Daerah

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU sebagai badan hukum yang berbentuk Perusahaan Daerah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1965 tentang Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 yang dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 1985 dan diatur kembali Peraturan pendiriannya dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1993 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 95 Pendirian Perusahaan Daerah diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Perusahaan Daerah Nomor 5 Tahun 1962 yaitu: 96 a. Perusahaan Daerah termasuk pada ayat 1 adalah badan hukum yang diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut. b. Peraturan Daerah termasuk pada ayat 1 mulai berlaku setelah mendapat pengesahan dari instansi atasan. Menurut M.Natzir Said, pendirian perusahaan daerah yaitu: 97 Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, maka semua Perusahaan Daerah yang telah ada, baik yang diperoleh dengan adanya penyerahan perusahaan tertentu berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Prp. 1969, maupun Perusahaan Daerah yang didirikan oleh Pemerintah Daerah sendiri berdasarkan hukum perdata, harus disesuaikan dan didirikan dengan Undang-Undang Perusahaan Daerah. 98 95 Berdasarkan Buku Annual Report Tahun 2000 96 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah 97 M. Natzir Said 98 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah Universitas Sumatera Utara Menurut R. Soekardono, bahwa instansi atasan yang mengesahkan Peraturan Daerah untuk mendirikan Perusahaan Daerah adalah: a. Bagi daerah Khusus Ibu Kota Jakarta disahkan oleh Presiden. b. Bagi daerah Tingkat I Provinsi disahkan oleh Menteri Dalam Negeri. c. Bagi daerah Tingkat II Kabupaten disahkan oleh Gubernur. 99 Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang terletak didaerah Tingat I Provinsi disahkan oleh Menteri Dalam Negeri. Jika permohonan pengesahan Perusahaan Daerah ini dikabulkan Menteri Dalam Negeri, maka Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara wajib didaftarkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar. Perusahaan dalam waktu paling lama tiga bulan setelah pengesahan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982. Setelah Perusahaan Daerah ini didaftarkan selanjutnya mengumumkan keberadaan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 100 Setiap Perusahaan Daerah sebagai badan hukum baru memperoleh status hukumnya, bila mana Peraturan tentang Pendirian Perusahaan Daerah yang bersangkutan mulai berlaku, yaitu setelah disahkan oleh instansi atasan. Mengenai status Perusahaan Daerah Soekardono berpendapat sebagai berikut: 101 99 R.Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Rajawali, 1981 hal 372 100 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 101 Ibid hal 328 Universitas Sumatera Utara Pemberian status atau kedudukan hukum terhadap suatu perusahaan daerah dilakukan secara desentralisasi, misalnya sebuah Perusahaan Daerah yang didirikan dengan Peraturan Daerah Daerah Tingkat II, maka akan memperoleh status hukumnya pada saat mulai berlaku Peraturan Daerah tersebut, setelah disahkan oleh Kepala Daerah Tingkat I Provinsi. Bahwa dari sudut hukum tidak ada keberatan terhadap cara pemberian status hukum kepada Perusahaan Daerah, karena setelah adanya pengesahan Peraturan Daerah yang bersangkutan. Dengan demikian bahwa status dari suatu Perusahaan Daerah secara otomatis diperoleh, yaitu dengan mulai berlakunya Peraturan Daerah yang telah disahkan oleh instansi atasan. 102 Berkaitan dengan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pemberian status atau kedudukan hukum terhadap Perusahaan Daerah Tingkat II Kabupaten dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten mempersiapkan rancangan Peraturan Daerah tentang pendirian Perusahaan Daerah. Di dalam peraturan tersebut dicantumkan mengenai bidang usaha yang akan dilakukan, besarnya modal dasar dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan pendirian Perusahaan Daerah. Kemudian rancangan Peraturan Daerah tersebut disampaikan kepada Kepala Daerah Tingkat I Gubernur untuk disahkan, setelah mendapat pengesahan barulah Peraturan Daerah tersebut dapat diberlakukan. 103 Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa pendirian Bank Pengembangan Daerah Sumatera Utara berdasarkan Rancangan Peraturan Daerah 102 Ibid hal 329 103 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara yang disahkan oleh Kepala Daerah Tingkat I Gubernur, dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara.

d. Modal Perusahaan Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1962 telah ditetapka modal dasar sebesar Rp. 100 Juta dan saham-sahamnya hanya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat II seluruh Sumatera Utara, Dalam perkembangannya berdsarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan maka Modal Dasar Bank Pembangunan Daerah terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan sampai saat terakhir sesuai Perda Nomor 1 Tahun 1993 Modal Dasar menjadi sebesar Rp. 70 Milyar modal Perusahaan daerah diatur tentang Perusahaan Daerah yaitu: 104 a. Pasal 7: Kekayaan Daerah yang dipisahkan.Modal Perusahaan Daerah yang seluruhnya terdiri dari kekayaan satu Daerah yang dipisahkan tidak terdiri atas saham-saham. Apabila modal Perusahaan Daerah terdiri atas kekayaan beberapa daerah yang dipisahkan, modal perusahaan itu terdiri atas saham-saham.Modal Perusahaan Daerah yang untuk sebagian terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri atas saham-saham.Semua alat liquid disimpan dalam Bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang bersangkutan berdasarkan petunjuk Menteri Keuangan. b. Pasal 10: Saham-saham Perusahaan Daerah terdiri atas saham-saham prioritas dan saham- saham biasa. Saham-saham prioritas hanya dapat dimiliki oleh daerah, sedangkan saham-saham biasa dapat dimiliki oleh daerah, Warga Negara Indonesia danatau badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Indonesia dan yang pesertanya terdiri dari Warga Negara Indonesia. Besarnya jumlah nominal saham- 104 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Universitas Sumatera Utara saham prioritas dan saham-saham biasa ditetapkan dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah.Pembayaran saham-saham dengan goodwill tidak dibolehkan dan saham-saham dapat dipindah tangankan dengan ketentuan bahwa saham- saham prioritasnya hanya dapat dipindah tangankan kepada Daerah.Hak, wewenang dan kekuasaan pemegang saham-saham prioritas dilakukan oleh Kepala Daerah yang bersangkutan.Ketentuan mengenai pendaftaran penggantian, pemindahan administrasi dan lain-lain yang berhubungan dengan pengeluaran saham diatur dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah.

e. Organ Perusahaan Daerah

Organ dari Perusahaan Daerah pada Bank Sumut diatur dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yaitu: a. Pasal 8: Rapat Umum Pemegang Saham Tata tertib Rapat pemegang saham-saham prioritas dan rapat umum Pemegang Saham prioritas dan biasa diatur dalam Peraturan Pendirian Perusahaan Daerah.Keputusan dalam kedua rapat tersebut diambil dengan kata mufakat.Apabila kata mufakat tidak tercapai maka pendapat yang dikemukakan dalam musyawarah disampaikan kepada Kepala Daerah dari Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah. kepala Daerah yang bersangkutan mengambil keputusan dengan memperhatikan pendapat-pendapat yang dimaksud. b. Pasal 1 : Perusahaan Daerah dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlah anggota dan susunannya ditetapkan dalam peraturan pendiriannya.Anggota direksi adalah Warga Negara Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah setelah mendengar perimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang modalnya untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan Daerah yang dipisahkan.Sedangkan bagi Perusahaan Daerah yang modalnya untuk sebagian terdiri dari kekayaan Daerah yang dipisahkan.Sedangkan bagi Perusahaan Daerah yang modalnya untuk sebagian terdiri dari kekayaan Daerah yang dipisahkan, atas usul pemegang saham-saham prioritas.Pengangkatan tersebut dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara jangka waktu 4 empat tahun dan setelah jangka waktu itu berakhir yang bersangkutan dapat diangkat kembali. 2. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU Sesudah Menjadi Perseroan Yang Tunduk Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas a. Pengertian Perseroan Terbatas Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta Peraturan Pelaksanaannya. Sebagai Badan Hukum PT. Bank Sumut telah memenuhi unsur-unsur Badan Hukum seperti ditentukan dalam UUPT, yang diuraikan berikut ini: 105 1. Badan Hukum PT. Bank Sumut adalah Badan Hukum, artinya badan yang memenuhi syarat keilmuan sebagai pendukung kewajiban dan hak yang telah diuraikan sebelumnya, antara lain memiliki harta kekayaan sendiri terpisah dari harta kekayaan pendiri atau penguasanya. 105 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi dan Akuntansi pada Tanggal 9 September 2013 Universitas Sumatera Utara 2. Didirikan Berdasarkan Perjanjian PT. Bank Sumut didirikan berdasarkan perjanjian, artinya telah beberapa orang yang bersepakat mendirikan Perseroan Terbatas yang dibuktikan secara tertulis yang tersusun dalam bentuk Anggaran Dasar, kemudian dimuat dalam Akta Pendirian yang dibuat dimuka Notaris. 3. Melakukan Kegiatan Usaha PT. Bank Sumut melakukan kegiatan usaha, yaitu kegiatan dalam bidang perekonomian perbankan yang bertujuan mendapat keuntungan dan atau laba.Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan.Kegiatan usaha PT. Bank Sumut sah dan telah mendapat izin usaha dari pihak yang berwenang dan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan menurut Undang-Undang yang berlaku. 4. Modal Dasar PT. Bank Sumut telah mempunyai modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham. Modal Dasar disebut juga modal statute, dalam bahasa inggris disebut authorized capital.Modal Dasar merupakan harta kekayaan perseroan sebagai badan hukum, yang terpisah dari harta kekayaan pribadi pendiri, organ perseroan, pemegang saham. Menurut ketentuan Pasal 32 UUPT, modal dasar perseroan sekurang-kurangnya 50 lima puluh Juta Rupiah. 5. Memenuhi Persyaratan Undang-Undang Universitas Sumatera Utara PT. Bank Sumut telah memenuhi persyaratan Undang-Undang Perseroan dan peraturan pelaksanaannya. Unsur ini menujukkan bahwa PT. Bank Sumut menganut system-sistem tertutup dosed system. 106 Sutantya R.T. Hadikusuma mengemukakan karakteristik suatu PT sebagai berikut: 107 a. sebagai asosiasi modal b. kekayaan dan hutang PT terpisah dari kekayaan dan utang pemegang saham c. pemegang saham 3 bertanggung jawab hanya pada apa yang disetorkan atau tanggung jawab terbatas limited liability; 4 tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan PT melebihi saham yang telah diambilnya; 5 tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan; 6 adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi; 7 memiliki komisaris yang bergfungsi sebagai pengawas; 8 kekuasaan tertinggi berada pada rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS. 106 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 107 R.T. Hadikusuma Sutantya, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan,Cetakan Pertama, CV Rajawali, Jakarta, 1991 Universitas Sumatera Utara Sebagai badan hukum yang melakukan kegiatan usaha, PT. Bank Sumut mempunyai tujuan sendiri.Tujuan tersebut tertera didalam Anggaran Dasarnya yang disesuaikan berdasarkan Pasal 12, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. 108

b. Tujuan Perseroan Terbatas

Tujuan Perseroan Terbatas itu bukanlah tujuan atau kepentingan pribadi dari satu atau beberapa orang perseronya dan perjuangan untuk mencapai tujuan itu dilakukan oleh organ Perseroan Terbatas yang disebut Direksi.Karena perseroan menjalankan perusahaan, maka tujuan utama Perseroan Terbatas adalah mencari keuntungan dan atau laba. PT. Bank Sumut setelah berubah bentuk badan hukum, memiliki tujuan yaitu: 109 1. Menghasilkan laba dan pertumbuhan daerah diberbagai sektor. 2. Meningkatkan taraf hidup rakyat. 3. Memenuhi fungsi sosial dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 4. Menyediakan produk dan layanan yang kompetitif. Dengan berubahnya bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU menjadi Perseroan Terbatas, 108 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 19 Juli 2013 109 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi dan Akuntansi pada tanggal 9 September 2013 Universitas Sumatera Utara mengakibatkan tujuan dari pada Bank Sumut mengutamakan mencari keuntungan dan laba yang lebih besar karena membuka investor-investor luar selain pemerintah.

c. Syarat Mendirikan Perseroan Terbatas PT

Untuk mendirikan suatu Perseroan perlu dipenuhi syarat-syarat dan prosedur yang telah ditentukan oleh Undang-Undang Perseroan Nomor 40 Tahun 2007. Syarat-syarat Pendirian Perseroan Terbatas Ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi oleh pendiri Perseroan. Ketiga syarat tersebut telah dipenuhi Bank Sumut dalam pendirian badan hukumnya sebagai Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut: 1 Didirikan dua orang atau lebih Menurut ketentuan Pasal 7 ayat 1 UUPT, Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih.Yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perseorangan atau badan hukum.Ketentuan sekurang-kurangnya dua orang menegaskan prinsip yang dianut oleh Undang-Undang bahwa Perseroan sebagai badan hukum dibentuk berdasarkan perjanjian, oleh karena itu harus mempunyai lebih dari satu orang pemegang saham sebagai pendiri.Ketentuan dua orang pendiri atau lebih tidak berlaku bagi Perseroan Badan Usaha Milik Negara Pasal 7 ayat 5 UUPT. 2 Didirikan dengan Akta Otentik Menurut ketentuan Pasal 7 ayat 1 UUPT, perjanjian pendirian perseroan harus dibuat dengan akta otentik di muka Notaris mengingat Perseroan adalah badan Universitas Sumatera Utara hukum.Akta Otentik tersebut merupakan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar Perseroan. 3 Modal Dasar Perseroan Dalam Pasal 32 ayat 1 UUPT ditentukan bahwa modal dasar Perseroan paling sedikit 50 lima puluh Juta Rupiah. Tetapi Undang-Undang atau peraturan pelaksanaan yang mengatur bidang usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal dasar Perseroan yang melebihi 50 lima puluh Juta Rupiah. Bidang Usaha tertentu itu antara lain perbankan, perasuransian. Menurut ketentuan Pasal 33 UUPT, pada saat pendirian Perseroan, paling sedikit 25 dari modal dasar harus telah ditempatkan, dan modal dasar tersebut harus ditempatkan dan disetor penuh. b. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas Setelah syarat-syarat dipenuhi, maka pendirian Perseroan harus mengikuti langkah-langkah yang ditentukan oleh UUPT seperti diuraikan berikut ini: 110 1 Pembuatan Akta Pendirian di Muka Notaris Langkah pertama pendirian Perseroan adalah pembuatan akta pendirian di muka Notaris.Akta pendirian tersebut merupakan perjanjian yang dibuat secara otentik yang memuat Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan UUPT Pasal 7 ayat 1 UUPT. Pada Bank Sumut akta pendiriannya dibuat dengan Notaris Alina 110 Berdsarkan hasil wawancara dengan Bapak Zulkarnaen, Pimpinan Bidang Devisi Umum Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 21 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara Hannum Nasution SH dengan SK. Menteri Kehakiman Nomor: M-04-HT.03.01- Tahun 1985. 2 Pengesahan Oleh Menteri Kehakiman Langkah kerja adalah permohonan pengesahan akta pendirian Perseroan yang dibuat di muka Notaris dimohonkan secara tertulis pengesahannya oleh Menteri Kehakiman. Pengesahan tersebut penting karena status badan hukum Perseroan diperoleh setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman Pasal 7 ayat 4 UUPT. 3 Pendaftaran Perseroan Langkah ketiga adalah Pendaftaran Perseroan menurut Pasal 29 ayat 1 daftar Perseroan diselenggarakan oleh Menteri, Direksi Perseroan wajib mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan akta pendiri beserta Surat Pengesahan Menteri Kehakiman. Pendaftaran wajib dilakukan dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah pengesahan atau persetujuan diberikan.Yang dimaksud dengan Daftar Perusahaan adalah Daftar Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang wajib daftar perusahaan. 4 Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Langkah keempat adalah pengumuman dalam Tambahan Berita Negara.Menurut ketentuan Pasal 30 UUPT, Perseroan yang telah didaftar diumumkan dalam Universitas Sumatera Utara Tambahan Berita Negara.Pengumuman dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri.

d. Modal Perseroan Terbatas

Pada saat pengesahan Perseroan, seluruh saham yang telah dikeluarkan harus sudah disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah, hal ini dimaksudkan agar setelah pengesahan Perseroan sudah dapat menjalankannya usahanya dengan modal dasar secara penuh telah disetor oleh para pendirinya. Modal dasar PT. Bank Sumut berjumlah Rp. 400.000.000.000,- empat ratus milyar Rupiah yang terbagi atas Rp. 20.400.000 dua puluh juta empat ratus ribu lembar saham Seri A dengan nominal sebesar Rp. 10.000 sepuluh ribu dan Rp. 19.600.000 Sembilan belas juta enam ratus ribu lembar saham Seri B dengan nominal Rp. 10.000 sepuluh ribu. 111 Jika dilihat dari jenis-jenis Perseroan Terbatas yang diatur dalam Undang- Undang Perseroan Terbatas maka Bank Sumut adalah Bank Perseroan Terbatas Persero. Persero atau Perusahaan Perseroan adalah bentuk badan usaha Negara yang timbul kemudian sebagai upaya Pemerintah untuk mengatur usaha-usaha Negara yang semula berbentuk Perusahaan Negara PN berdasarkan pada Undang-Undang 111 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi dan Akuntansi pada tanggal 1 Agustus 2013 Universitas Sumatera Utara Nomor 19 Prp Tahun 1960. Namun kemudian Perusahan-Perusahaan Negara tersebut dirasakan tidak efisien sehingga Pemerintah melakukan penerbitan. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969, Perseroan Terbatas Persero adalah Perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas yang pada waktu itu diatur dalam ketentuan KUHD, yang saham-sahamnya untuk sebahagian maupun seluruhnya dimiliki oleh Negara Perseroan Terbatas. Persero ini dapat diartikan dari kata “Persero” yaitu Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN.Untuk pertama kalinya Perseroan Terbatas ini dikenal sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 1967 dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 LN 1969-21 ditetapkan bahwa pada hakekatnya fungsi utama dari Persero adalah memupuk dana bagi Negara ataupun sebagai alat untuk mencapai sumber Keuangan Negara. Oleh karena itu penyertaan modal oleh Negara baru dilakukan apabila diperkirakan Persero tersebut dapat memberikan keuntungan bagi kas umum Negara.Penanaman modal atau kekayaan Negara didalam Persero erat kaitannya dengan kebijakan Keuangan Negara.Selain itu karena Persero adalah suatu Perseroan Terbatas, maka ketentuan- ketentuan yang berlaku terhadap PT umumnya juga berlaku untuk PT Persero.Mengenai pendiri Persero, jika modal Persero seluruhnya dimiliki oleh Negara, maka yang bertindak selaku pendiri adalah Negara.Untuk itu ditunjuk seorang Pejabat Negara untuk ikut serta mendirikan PT Persero.Jika modal Persero dimiliki bersama-sama oleh Negara dan Swasta, maka pendiri adalah Negara dengan Universitas Sumatera Utara swasta tersebut.Ketentuan-ketentuan khusus atau ciri-ciri pokok Persero dimuat dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tanggal 28 Desember 1967 sebagai berikut: 112 a. Makna usahanya adalah untuk menumpuk keuntungan keuntungan dalam arti, karena baiknya pelayanan dan pembinaan organisasi yang baik, efektif, efisien, dan ekonomis secara business zakelijk, cost accounting priciples, management effectiveness dan pelayanan umum yang baik dan memuaskan memperoleh surplus atau laba b. Status hukumnya sebagai badan hukum perdata, yang berbentuk Perseroan Terbatas. c. Hubungan-hubungan usahanya diatur menurut hukum perdata. d. Modal seluruhnya atau sebahagian merupaka milik Negara dari kekayaan Negara yang dipisahkan, dengan demikian dimungkinkan adanya joint atau mixedenterprise dengan swasta nasional dan atau asing, dan adanya penjualan saham-saham Perusahaan Milik Negara. e. Tidak memiliki fasilitas-fasilitas milik Negara. f. Dipimpin oleh suatu Direksi. g. Pegawainya berstatus sebagai pegawai Perusahaan Swasta biasa. h. Peranan Pemerintah adalah sebagai pemegang saham dalam Perusahaan. Intensitas “medezeggenschap” terhadap perusahaan tergantung dari besarnya jumlah saham 112 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 LN 1969-21 Universitas Sumatera Utara modal yang dimiliki atau berdasarkan perjanjian tersendiri antar pihak Pemerintah dan pihak pemiliki lainnya.

e. Organ Perseroan

Sesuai ketentuan Pasal 1 UUPT, Organ Perseroan dalam PT. Bank Sumut adalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Direksi, dan Komisaris. RUPS adalah organ Perseroan yang memgang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.Direksi adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, Baik didalam maupun diluar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan Perseroan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KEWAJIBAN PT. BANK SUMUT TERHADAP

ASET PERUSAHAN

A. Kewajiban Bank Sumut Terhadap Aset Perseroan Terbatas

Pada saat Bank Sumut masih berbentuk Perusahaan Daerah maka seluruh asset Bank Sumut yang merupakan sebahagian milik Pemerintah Daerah harus dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan setiap laporan perubahan laporan mengenai pengeluaran ataupun pemasukan aset dibahas dalam rapat DPRD Tingkat I Sumatera Utara, setelah perubahan badan hukum menjadi Pereseroan Terbatas maka mengenai laporan pemasukan maupun pengeluaran aset tidak lagi dilaporkan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan dibahas dalam rapat DPRD Tingkat I Sumatera Utara tetapi dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Sahan. Dengan berubah badan hukum Bank Sumut menjadi Perseroan Terbatas secara otomatis Bank Sumut merujuk patuh pada Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007, tetapi tetap dibawah naungan Undang-Undang Bank Indonesia dalam mengambil segala tindakannya. Hal ini disebabkan karena Bank Sumut sebagai badan hukum Perseroan Terbatas tetapi pemilik sahamnya masih dimiliki oleh Pemerintah. 113 Keputusan yang diambil dalam RUPS pada PT. Bank Sumut didasari pada kepentingan usaha Perusahaan jangka panjang, RUPS dan atau pemegang saham 113 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 Universitas Sumatera Utara tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan Perundang-undangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan. Dalam penyelenggaraan RUPS upaya yang dapat dilakukan Bank SUMUT adalah sebagai berikut: 114 1 Pemegang saham diberikan kesempatan untuk mengajukan usul untuk mengadakan acara RUPS sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Panggilan RUPS telah mencakup informasi mengenai mata acara, tanggal, waktu dan tempat RUPS. 2 Bahan mengenai setiap mata acara yang tecantum dalam panggilan RUPS tersedia dikantor Bank SUMUT sejak tanggal panggilan RUPS, sehingga memungkinkan pemegang saham berpartisipasi aktif dalam RUPS dan memberikan suara secara bertanggung jawab. Jika bahan tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka bahan itu disediakan sebelum RUPS diselenggarakan. 3 Risalah RUPS tersedia di Kantor Bank SUMUT, dan Bank SUMUT menyediakan fasilitas agar pemegang saham dapat membaca risalah tersebut. Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada 114 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 Universitas Sumatera Utara direksi serta memastikan bahwa Bank SUMUT melaksanakan pengawasan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Pemantau Resiko.Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab itu, Dewan Komisaris wajib bertindak secara Independen. 115

1. Kewajiban Bank Sumut Terhadap Modal Perseroan Terbatas

Dalam hal pengolahan dan pelaporan mengenai saham dan modal di Bank Sumut merupakan tanggung jawab Komite Audit yaitu Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS dan memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksiforecast dan informasi lain-lain yang disampaikan kepada pemegang saham. 116

a. Struktur Modal

115 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 116 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi Akuntansi Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 27 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara Modal Perseroan adalah kekayaan baik berupa uang maupun benda yang digunakan oleh Perseroan untuk menjalankan usahanya.Undng-Undang Perseroan mengatur struktur modal yang tedriri atas modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor. 117 Menurut Abdul Kadir Muhammad : Modal dasar authorized capital adalah kekayaan berupa uang yang telah ditentukan jumlahnya yang dijadikan dasar berdirinya Perseroan.Modal ditempatkan place capital adalah kekayaan berupa uang yang telah ditentukan persentasenya dari modal dasar yang disanggupi oleh para pendiri pada saat berdirinya Perseroan. Modal disetor paid up capital adalah kekayaan berupa uang yang telah ditentukan persentasenya dari modal ditempatkan yang harus dibayar tunai oleh para pendirinya pada saat berdirinya Perseroan Terbatas, mengenai struktur modal ini harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. 118

b. Jumlah Modal

Menurut ketentuan Pasal 32 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, modal dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,- lima puluh Juta Rupiah dan jumlah modal dasar Perseroan Bank SUMUT sejumlah Rp. 400.000.000.000,- empat ratus milyar Rupiah yang terbagi atas Rp. 20.400.000 dua puluh juta empat ratus ribu Rupiah lembar saham Seri A dan Rp. 19.600.000 117 Ibid hal 29 118 Ibid hal 29 Universitas Sumatera Utara Sembilan belas juta enam ratus ribu Rupiah lembar saham Seri B dengan nominal Rp. 10.000 sepuluh ribu Rupiah. 119 Menurut ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 disebutkan bahwa pada saat pendirian Perseroan, paling sedikit 25 dua puluh lima persen dari modal dasar harus telah ditempatkan dan harus sudah disetor Perusahaan paling sedikit 50 lima puluh persen dari nilai nominal saham yang disetorkan. Sedangkan penyetoran penuh atas seluruh saham yang telah dikeluarkan dilakukan paling lambat pada saat pengesahan Perseroan dengan bukti penyetoran yang sah dan pengeluaran saham selanjutnya setiap kali harus disetor penuh.

c. Bentuk Setoran Modal

Menurut Pasal 34 ayat 1, 2, 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 atas saham adalah dalam bentuk uang, namun tidak tertutup kemungkinan penyetoran atas saham dalam bentuk lain ini dapat berupa benda berwujud atau benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang dan penilaian harga ditetapkan oleh ahli yang tidak terikat pada Perseroan. Pemegang saham yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan tidak dapat mengumpulkan hak tagihannya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga sahamnya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1999 tanggal 25 Februari 1999 disebutkan bentuk-bentuk “tagihan tertentu” antara 119 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi Akuntansi Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 Universitas Sumatera Utara lain “convertible bonds” dapat dikompensasikan sebagai setoran saham sesuai dengan perkembangan dunia usaha. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai denga harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan. 120 Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pendiri sebesar 100 milyar Rupiah dan dari modal yang ditempatkan telah disetor penuh oleh pendiri yaitu: 121 a. Provinsi daerah Tingkat I Sumatera Utara sebanyak Rp.1.468.989 satu juta empat ratus enam puluh delapan ribu Sembilan ratus delapan puluh Sembilan Rupiah lembar saham dari Seri A. Dengan nilai nominal sebesar Rp. 14.689.890.000 empat belas milyar enam ratus delapan puluh Sembilan juta delapan ratus Sembilan puluh Rupiah. b. KabupatenKotamadya Daerah Tingkat II sebanyak 3.799.879 tiga juta tujuh ratus sembilan puluh Sembilan ribu delapan ratus tujuh puluh Sembilan Rupiah sembilan lembar saham dari Seri A, dengan nilai nominal sebesar Rp. 37.998.790.000 tiga puluh tujuh milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus sembilan puluh ribu Rupiah terdiri dari : 1. Kota madya Tingkat II Medan sebanyak 641.299 enam ratus empat puluh satu ribu dua ratus Sembilan puluh Sembilan ribu Rupiah lembar saham dengan 120 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi Akuntansi Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 27 Juli 2013 121 Berdasarkan Akta Pendirian PT. Bank Sumut Nomor 38 pada tanggal 16 April 1999. Universitas Sumatera Utara nalai nominal sebesar Rp. 6.412.999.000 enam milyar empat ratus dua belas juta Sembilan ratus Sembilan puluh ribu Rupiah. 2. Kota madya Daerah Tingkat II Binjai sebanyak Rp. 57.359 lima puluh tujuh ribu tiga ratus lima puluh Sembilan Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 573.590.000 lima ratus tujuh puluh tiga juta lima ratus Sembilan puluh ribu Rupiah. 3. Kota madya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi sebanyak Rp. 30.060 tiga puluh ribu enam puluh Rupiah lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp. 300.600.000 tiga ratus juta enam ratus ribu rupiah. 4. Kota madya Daerah Tingkat II Sibolga sebanyak 34.761 tiga puluh empat ribu tujuh ratus enam puluh satu Rupiah lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp. 347.610.000 tiga ratus empat puluh tujuh juta enam ratus sepuluh ribu Rupiah. 5. Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang sebanyak RP. 476.847 empat ratus tujuh puluh enam ribu delapan ratus empat puluh tujuh Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 4.768.470.000 empat milyar tujuh ratus enam puluh delapan juta empat ratus tujuh puluh ribu Rupiah. 6. Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat sebanyak Rp. 447.429 empat ratus empat puluh ribu tujuh ribu empat ratus dua puluh Sembilan lembar saham, dengan nilai nominal sebesar Rp. 4.474.290.000 empat milyar empat ratus tujuh puluh empat juta dua ratus Sembilan puluh ribu Rupiah. Universitas Sumatera Utara 7. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara sebanyak Rp.135.368 seratus tiga puluh lima ribu tiga ratus enam puluh delapan Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.353.680.000 satu milyar tiga ratus lima puluh tiga juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah 8. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah sebanyak 108.060 seratus delapan puluh ribu enam puluh Rupiah lembar saham dengan nilai sebesar Rp. 1.080.600.000 satu milyar delapan puluh juta enam ratus ribu Rupiah. 9. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan sebanyak Rp. 283.962 dua ratus delapan puluh tiga ribu Sembilan ratus enam puluh dua ribu Rupiah.lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 2.839.620.000 dua milyar delapan ratus tiga puluh Sembilan juta enam ratus dua puluh ribu Rupiah 10. Kabupaten Daerah Tingkat II Nias sebanyak Rp. 66.319 enam puluh enam ribu tiga ratus Sembilan ribu Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 663.190.000 enam ratus enam puluh tiga juta seratus Sembilan ribu Rupiah. 11. Kota madya Daerah Tingkat II Pematang Siantar sebanyak Rp. 58.530 lima puluh delapan ribu lima ratus tiga puluh ribu Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 585.300.000 lima ratus delapan puluh lima juta tiga ratus ribu Rupiah. 12. Kota madya Daerah Tingkat II Tanjung Balai sebanyak Rp. 47.728 empat puluh tujuh ribu tujuh ratus dua puluh delapan ribu Rupiah lembar saham Universitas Sumatera Utara dengan nilai nominal sebesar Rp. 477.280.000 empat ratus tujuh puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh ribu Rupiah. 13. Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun sebanyak Rp. 401.619 empat ratus satu ribu enam ratus Sembilan belas ribu Rupiah. 14. Kabupaten Daerah Tingkat II Karo sebanyak Rp. 57.354 tiga puluh tujuh ribu tiga ratus lima puluh empat ribu Rupiah. 15 Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi sebanyak Rp. 48.810 empat puluh delapan ribu delapan ratus sepulunh ribu Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 488.100.000 empat ratus delapan puluh delapan juta seratus ribu Rupiah. 16. Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan sebanyak 431.338 empat ratus tiga puluh satu rubu tiga ratus tiga puluh delapan ribu Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 4.313.380.000 empat milyar tiga ratus tiga belas juta tiga ratus delapab puluh ribu Rupiah. 17. Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhan Batu sebanyak Rp. 473.036 empat ratus tujuh puluh tiga ribu tiga puluh enam ribu Rupiah lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 4.730.060.000 empat milyar tujuh ratus tiga puluh juta enam puluh enam ribu Rupiah. Sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 5.268.868 lima juta dua ratus enam puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh delapan ribu Rupiah lembar saham atau Universitas Sumatera Utara sebesar Rp. 52.680.000.000 lima puluh dua milyar enam ratus delapan puluh tujuh ribu Rupiah. 122 Penyetoran saham dalam bentuk benda yang tidak bergerak harus diumumkan dalam 1 satu Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 empat belas hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut.

d. Penambahan Modal

Penambahan Modal Perseroan yaitu modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, hanya dapat dilakukan berdasarkan RUPS yang sah, yaitu apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai panggilan rapat, kourum dan jumlah suara untuk perubahan anggaran dasar menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan atau Anggaran Dasar. RUPS dapat melimpahkan kewenangan pemberian persetujuan penambahan modal kepada Komisaris untuk waktu paling lama 1 satu tahun.Pelimpahan kewenangan tersebut sewaktu-sewaktu dapat kembali oleh RUPS. Apabila pemegang saham tidak menggunakan hak untuk membeli pemegang saham tersebut, setelah lewat waktu 14 empat belas hari terhitung sejak penawaran, Perseroan menawarkan kepada orang lain untuk membeli jumlah tertentu atas saham 122 Berdasarkan Akta Pendirian PT. Bank Sumut Nomor 38 pada tanggal 16 April 1999 Universitas Sumatera Utara tersebut. Ketentuan mengenai saham yang ditawarkan kepada karyawan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. 123 Sejumlah 52,68 lima puluh dua koma enam puluh delapan persen dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut diatas, atas seluruhnya berjumlah Rp. 52.688.680.000 lima puluh dua milyar enam ratus delapan puluh delapan juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah telah disetor penuh dalam kedalam Perseroan dengan pemasukan inbreng seluruh aktiva dan passive dari Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara sebagaimana Perusahaan tersebut berjalan sampai dengan tanggal 31-12-1998 tiga puluh satu Desember seribu Sembilan ratus Sembilan puluh delapan, seperti ternyata dari Neraca tertanggal tiga puluh satu Desember seribu Sembilan ratus Sembilan puluh delapan yang dinilai besar lima puluh dua milyar enam ratus delapan puluh delapan juta enam ratus delapan puluh ribu Rupiah, sedangkan sisanya yaitu 47,32 dari setiap nilai nominal saham yang telah ditempatkan tersebut atau seluruhnya berjumlah empat puluh tujuh milyar tiga ratus sebelas juta tiga ratus dua puluh ribu Rupiah akan disetor penuh dengan uang tunai kepada Perseroan selambatnya pada tanggal pendirian ini memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. 124 123 Pasal 43 ayat 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1997 124 Universitas Sumatera Utara

e. Pengurangan Modal

Perubahan anggaran dasar disertai persetujuan Menteri Kehakiman tentang pengurangan modal harus didaftarkan dalam daftar Perusahaan dan di umumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Pengurangan modal Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan mengenai panggilan rapat, kourum dan jumlah suara untuk perubahan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan atau Anggaran Dasar. Pengertian pengurangan modal adalah pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Pada PT. Bank Sumut apabila terjadi pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada seluruh kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam surat kabar harian berbahas Indonesia yang terbit atau beredar luas ditempat kedudukan Perseroan dan dalam Berita Negara paling lambat 7 tujuh hari sejak tanggal keputusan tentang Pengurangan Modal tersebut. 125 Pengurangan Modal berlaku setelah perubahan Anggaran Dasar mendapat persetujuan Menteri Kehakiman. Persetujuan Menteri Kehakiman atas perubahan tersebut hanya diberikan apabila: 126 125 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 126 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013 Universitas Sumatera Utara 1 Tidak dapat keberatan tertulis dari kreditur dalam jangka waktu 60 enam puluh hari sejak pengumuman. 2 Telah tercapai penyelesaian atas keberatan yang diajukan kreditur, 3 Gugatan kreditur telah mendapat putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. 127

2. Kewajiban Bank Sumut Terhadap Saham Perseroan Terbatas