Pembebanan Hak Atas Tanah Hak Tanggungan

c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002; d. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997; e. Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Tanggal 13 Juli 2003.

3. Pembebanan Hak Atas Tanah Hak Tanggungan

Dasar hukum mengenai Hak Tanggungan terdapat dalam Pasal 51 UUPA jo. Pasal 57, 25, 33 dan 39 UUPA, ketentuan pelaksanaanya diterbitkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Lembaran Negara Nomor 42 Tanggal 9 April 1996 66 Pembebanan hak atas tanah Hak Tanggungan merupakan hak jaminan pembayaran utama tertentu yang dibebankan atas ha katas tanah dari debitor kepada kreditor, menggunakan akta, PPAT yang dimohon oleh kreditor kepada Kepala, Kantor Pertanahan setempat melalui prosedur perolehan sertipikat hak tanggungan dengan pemenuhan persyaratan permohonan sebagai berikut: 67 a. Surat permohonan; b. Surat permohonan dari kreditor; c. Surat pengantar akta, pembebanan hak tanggungan dari pejabat pembuat akta, tanah; d. Akta, surat kuasa membebankan hak tanggungan, jika pembebanannya dikuasakan; e. Akta pembebanan hak tanggungan. 66 Opcit Muhammad Yamin Lubis, Abd Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, hal 334 67 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Chandra, Pegawai Badan Pertanahan Kota Medan pada Tanggal 25 Juni 2013 Universitas Sumatera Utara f. Salinan akta, pembebanan hak tanggungan yang diparaf oleh pejabat pembuat akta tanah; g. Sertipikat ha katas tanah; h. Fotokopi KTP atau identitas diri kreditor dan debitor; i. Fotokopi KTP atau identitas diri penerima, kuasa yang disertai surat kuasa jika, permohonannya dikuasakan. Persyaratan permohonan tersebut diatas disampaikan oleh pemohon kepada Kepala, Kantor Pertanahan setempat melalui loket penerimaan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Subyek penerima hak tanggungan adalah orang atau badan hukum yang dibolehkan sebagai penerima hak tanggungan. b. Pemberi hak tanggungan harus mendapat persetujuan dari yang punya wewenang terhadap harta bersama atau harta persekutuan atau harta kekayaan badan hukum. c. Apabila ada para pihak yang berbadan hukum dibuktikan dengan melampirkan Anggaran Dasar dan akta pendirian perusahaan yang disahkan oleh Menteri. d. Setiap fotokopi yang dipersyaratkan sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. Dasar hukum persyaratan perolehan sertipikat hak atas tanah melalui perolehan sertipikat hak tanggungan berdasarkan akta pembebanan hak tanggungan: a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960; b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996; c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002; Universitas Sumatera Utara d. Peraturan Menteri AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1996; e. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997; f. Surat Edaran Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 110-1039 Tanggal 18 April 1996; g. Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 600-1900 Tanggal 13 Juli 2003. Hak tanggungan dapat hapus apabila hutang yang dijaminkan telah lunas, dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan, pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri terjadi karena permohonan pembeli hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan agar dibersihkan dari pemegang hak tanggungan, hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan tidak menyebabkan hapusnya hutang yang dijaminkan 68

2. Pengalihan Hak Tanggapan Cessie