1 Tidak dapat keberatan tertulis dari kreditur dalam jangka waktu 60 enam puluh hari sejak pengumuman.
2 Telah tercapai penyelesaian atas keberatan yang diajukan kreditur, 3 Gugatan kreditur telah mendapat putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap.
127
2. Kewajiban Bank Sumut Terhadap Saham Perseroan Terbatas
Pemilik saham dari PT. Bank Sumut adalah Pemerinta Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Pemkab Tapanuli Selatan, Pemkab Simalungun,
Pemkab Deli Serdang, Pemkab Labuhan Batu, Pemkab Tebing Tinggi, Pemkab Nias, Pemkab Madina, Pemkab Medan, Pemkab Tapanuli Tengah, Pemko
Padangsidempuan, Pemkab Asahan, Pemkab Tapanuli Utara, Pemkab Pematang Siantar, Pemko Sibolga, Pemkab Dairi, Pemko Tanjung Balai, Pemkab Langkat,
Pemkab Padang Lawas, Pemkab H. Hasundutan, Pemkab Tobas Samosir, dan Pemko Binjai, Pemkab Karo, Pemkab Serdang Bedagai, Pemkab Samosir, Pemkab Nias
Selatan, Pemkab Pak-Pak Barat, Pemkab Padang Lawas Utara.
128
Semua saham yang dikeluarkan PT. Bank Sumut adalah saham atas nama, dan setiap pemegang saham harus tunduk pada semua keputusan yang diambil dengan sah
dalam RUPS. Mengenai ketentuan ini dan peraturan tentang daftar pemegang saham,
127
Pasal 46 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Keputusan RUPS tentang pengurangan modal ditempatkan dan disetor dilakukan dengan cara penarikan kembali saham atau
penurunan nilai nominal saham.
128
Buku Annual Report Bank Sumut Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
pemindah tanganan saham dan duplikat saham diatur dalam Anggaran Dasar dengan memperhatikan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
129
Bila terjadi penyertaan saham Pemerintah Daerah PT. Bank Sumut baik dalam bentuk penambahan, pengurangan, maupun pemindahan harus ditetapkan oleh RUPS
dan juga harus dengan persetujuan DPRD, serta sesuai dengan peraturan Perundang- undangan yang berlaku. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan
oleh Perseroan menurut keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Para pemegang saham yang namanya tercatat
dalam daftar pemegang saham mempunyai hak terlebih dahulu untuk mengambil bagian atas saham yang hendak dikeluarkan itu dalam jangka waktu 14 hari sejak
tanggal penawaran dilakukan, dan masing-masing pemegang saham berhak mengambil bagian seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki.
130
Apabila setelah dilakukan penawaran ternyata masih ada sisa saham yang belum diambil bagian, maka Direksi berhak menawarkan sisa saham tersebut kepada
pemegang saham yang masih berminat. Apabila setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak penawaran kepada pemegang saham tersebut masih ada sisa saham
yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham, Direksi harus menawarkannya kepada karyawan Perseroan yang berminat terlebih dahulu dan bila setelah
penawaran pada karyawan Perseroan itu masih ada sisa saham yang tidak diambil
129
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
130
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
bagian maka Direksi berhak secara bebas menawarkan saham-saham tersebut kepada pihak lain.
131
a. Klasifikasi Saham
Dalam Anggaran Dasar menetapkan satu klasifikasi saham atau lebih. Yang dimaksud dengan saham ialah kelompok saham yang satu dengan lain mempunyai
karakteristik yang sama, dan karakteristik tersebut membedakannya dengan saham yang merupakan kelompok saham dari klasifikasi yang berbeda.
Klasifikasi saham itu biasanya dibedakan atas saham biasa dan saham luar biasa atau yang disebut juga saham istimewah, seperti saham preferen dan saham
prioritas. Setiap saham, dengan klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegangnya hak yang sama. Pasal 53 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
misalnya hak suara, hak menerima deviden dan hak pengalihan. Pasal 53 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengatur pengklasifikasian
saham ini dengan beberapa klasifikasi, yaitu saham biasa dan saham lainnya. saham biasa adalah saham yang memberikan hak suara untuk mengambil keputusan dalam
RUPS mengenai segala hal yang berhubungan dengan pengurusan Perseroan, hak menerima pembagian deviden dan sisa kekayaan dalam proses likuidasi.
Sedangkan klasifikasi saham lainnya dapat berupa: 1 saham dengan hak suara sama atau tanpa hak terbatas atau hak tanpa suara
131
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
2 Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi danatau anggota Dewan dapat ditarik kembali atau dapat Komisaris;
3 Saham yang setelah jangka waktu tetentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi saham lain;
4 Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen lebih kumulatif, dan atau dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian
dividen secara kumulatif atau nonkumulatif; 5 Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu
dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi.
Pada PT. Bank Sumut semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama, setiap saham mempunyai hak suara yang sama dengan
ketentuan:
132
a Saham Seri A adalah saham yang mempunyai hak suara khusus, dapat ditukar dengan saham Seri B, menerima deviden dan likuidasi terlebih dahulu.Saham Seri
A hanya dapat dimiliki oleh Negara Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. b Saham Seri B adalah saham biasa.
b. Pengeluaran Saham
132
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengeluaran saham, nilai nominal saham harus dicantumkan dalam mata uang Republik Indonesia.Nilai nominal adalah nilai yang tertulis dengan angka
dan huruf pada saham.Saham atas tunjuk hanya dapat dikeluarkan apabila nilai nominalnya atau nilai yang diperjanjikan disetor penuh.Penyetoran penuh nilai
nominal saham atas tunjuk berkenaan dengan sosial pembuktian bahwa setiap saham atas tunjuk membuktikan pemegangnya telah melunasi nominal, sehingga berhak
penuh atas saham tersebut. Disamping sesuai dengan sifat saham bahwa setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi ondeelbaar.
Menurut ketentuan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Anggaran Dasar dapat menentukan nilai nominal saham. Pecahan saham hanya dapat
dikeluarkan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar.Pemegang pecahan nilai nominal saham tidak diberikan hak suara perorangan, kecuali pemegang pecahan nilai nominal
saham lainnya yang sejenis memiliki nilai nominal sebesar satu nominal saham dari klasifikasi tersebut.
Setelah dikeluarkannya saham, maka kepada pemegang saham diberikan bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. Bukti pemilikan saham atas tunjuk
berupa surat saham,sedangkan bukti pemelikan saham atas nama diserahkan kepada para pihak dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar sesuai dengan kebutuhan saham
tersebut. Disamping itu, sesuai dengan sifat saham bahwa setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi ondellbaar.Daftar pemegang saham
dan daftar khusus yang dibuat dan disimpan oleh Direksi. Bukti hak ini diperlukan oleh pemegang selaku pemilik saham dalam mewujudkan kepentingannya, misalnya
Universitas Sumatera Utara
memperoleh pembayaran deviden, menggadaikan saham atau memindahkan sahamnya kepada pihak lain.
133
Daftar Pemegang Saham yang dibuat oleh Perseroan sekurang-kurangnya memuat:
134
1 Nama dan alamat pemegang saham, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh pemegang saham, dan apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi
saham, maka dibuat pada tiap-tiap klasifikasi saham tersebut. 2 Jumlah yang disetor atas setiap saham.
3 Nama dan alamat orang-perorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut, dan
4 Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain, misalnya berupa benda berwujud dan tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang.
c. Pemindahan Hak Atas Saham
Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mewajibkan setiap Anggaran Dasar Perseroan memuat ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak
atas saham yang wajib disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
133
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
134
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang menentukan bahwa setiap pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan Akta Pemindahan Hak, dan pemindahan atas saham atas
tunjuk cukup dilakukan dengan penyerahan surat saham tersebut. Terhadap pemindahan hak atas saham atas nama tidak ada suatu aturan umum
mengenai formalitas bentuk Akta Pemibdahan Hak, hanya saja Pemindahan Hak tersebut atau salinan, harus disampaikan secara tertulis pada Perseroan, untuk dicatat
tanggal dan hari pemindahan hak tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar khusus yang disediakan untuk itu.
135
Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atau daftar khusus yang
memuat sekurang-kurangnya: 1 Nama dan alamat pemegang saham;
2 Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pemegang saham, dan klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
3 Jumlah yang disetor atas sertiap saham; 4 Nama dan alamat dari orang perseorangan atau Badan Hukum yang mempunyai
hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut.
5 Keterangan penyetoran saham dalam bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat 2.
135
C.S.T. Kansil dan Christine S.T, Pokok-Pokok Hukum Perseroan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996 hal 39
Universitas Sumatera Utara
Dalam Anggaran Dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas saham, yaitu:
136
1 Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan Idasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
2 Keharusan mendapatkan perstujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan; danatau
3 Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
Selain itu saham sebagai benda bergerak dan memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya dapat dibebani dengan hak kebendaan lain, yaitu gadai.
Menurut ketentuan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 saham atas tunjuk dapat digadaikan selain tidak ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Gadai
harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus agar Perseroan atau pihak lain yang berkepintingan dapat mengetahui status saham yang bersangkutan.
Hak suara atas saham yang digadaikan tetap pada pemegang saham. Pada PT. Bank Sumut pemindahan hak atas sahamnya harus berdasarkan
pemindahan hak yang ditanda tangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah, dan akta pemindahan hak sebagaimana
dimaksud salinannya disampaikan kepada Perseroan. Pemindahan ha katas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah dipenuhi
136
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
mulai dari panggilan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sampai dengan hari rapat itu, pemindahan hak atas saham tidak diperkenankan.
137
d. Pembelian Kembali Saham-Saham
Sesuai dengan ketentuan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan dapat membeli saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan:
Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib
yang telah disisihkan dan jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh
Perseroan sendiri danatau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh Perseroan tidak melebihi 10 sepuluh persen dan jumlah
modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam Peraturan Perundang-Undangan dibidang Pasar Modal.
Permintaan perolehan saham oleh Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan pembelian kembali. Sebagaimana yang telah
disebutkan berakibat batal demi hukum mull advoid dan pembayaran yang telah diterima oleh pemegang saham harus dikembalikan kepada Perseroan, dan Perseroan
137
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Erwin Zaini, Pimpinan Bidang Devisi Penyelamatan Kredit Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada tanggal 1 Agustus 2013
Universitas Sumatera Utara
juga diwajibkan mengembalikan saham yang telah diberi tersebut kepada pemegang saham.
138
Pembelian kembali saham Perseroan tida menyebabkan ditariknya saham tersebut, kecuali dalam hal pengurangan modal-modal yang sudah diperoleh dari
pemegang saham harus digunakan oleh Perseroan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya pembelian kembali saham hanya dapat dilakukan atas
persetujuan RUPS, RUPS dapat melimpahkan kewenangan pemberian persetujuan itu kepada orang lain, yaitu Direksi atau Komisaris untuk paling lama 5 lima tahun
yang setiap kali dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 5 lima tahun. Penyerahan wewenang ini sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh RUPS.
Saham yang dibeli kembali oleh Perseroan tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan
jumlah kourum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 atau Anggaran Dasar.
e. Larangan Pemilikan Saham
Menurut Pasal 36 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyebutkan Perseroan dilarang mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri. Larangan pemilikan
saham tersebut juga berlaku bagi anak Perusahaan terhadap saham yang dikeluarkan induk Perusahaannya. Pada prinsipnya pengeluaran saham adalah suatu upaya
138
I.G.Rai Wijaya, Op. Cit hal 32
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan modal, oleh karena itu kewajiban atas saham seharusnya dibebankan pada pihak lain.
Larangan bagi anak Perusahaan memiliki saham yang dikeluarkan oleh induk Perusahaan berdasarkan pada perimbangan bahwa pemilikan saham oleh anak
Perusahaan tidak dapat terpisahkan dari pemilikan oleh induk Perusahaannya. Yang dimaksud dengan “Anak Perusahaan” adalah Perseroan yang
mempunyai hubungan khusus dengan Perseroan lainnya yang terjadi karena: 1 Lebih dari 50 lima puluh persen sahamnya dimiliki oleh induk
Perusahaannya. 2 Lebih dari 50 lima puluh persen saham dalam RUPS dikuasai oleh induk
Perusahaan, dan atau 3 Kontrol atas jalannya Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan
Komisaris sangat dipengaruhi oleh induk Perusahaannya.
139
f. Perlindungan Pemegang Saham Minoritas
Undang-Undang Perseroan melindungi hak pemegang saham minoritas. Hal ini diwijudkan melalui penegasan hak suara perorangan sebagai pemegang saham
untuk menuntut Perseroan akibat keputusan RUPS, Direksi atau Komisaris yang merugikan pemegang saham.
139
Abdul kadir Muhammad, Op.Cit hal 34
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas didasarkan pada hak perseorangan. Tetapi dalam tidaklah mudah untuk meminta pertanggung jawaban dari
Organ Perseroan, baik langsung pada diri Organ tersebut maupun Perseroan. Selain itu, setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar
saham dibeli dengan harga wajar dan apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:
1 Perubahan Anggaran Dasar 2 Penjualan, penjaminan, pertukaran sebagian besar atau seluruh kekayaan
Perseroan, atau 3 Penggabungan, peleburan atau pengambil alihan Perseroan.
Ada juga ketentuan lain yang menyatakan perlindungan kepada pemegang saham minoritas yaitu bahwa pemegang saham yang mewakili 110 seper sepuluh
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dapat mewakili Perseroan dalam melakukan tindakan tertentu.
Setiap pemegang saham berhak memintak kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan
Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan berupa: 1 perubahan anggaran dasar;
2 pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima pulub persen kekayaan bersih Perseroan; atau
Universitas Sumatera Utara
3 Penggabungan, peleburan, pengambil alihan atau pemisahan.
140
B. Pengalihan Aset Perusahaan 1. Pengertian Aset Perusahaan
Aset atau Aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha dikemudian hari.Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal
debit. Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
141
1. Aset Lancar Pengertian Aset Lancar current asset dalam akuntansi adalah jenis aset yang
dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun.Contoh aset lancer antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban
dibayar dimuka.Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi Aset Lancar dan Aset tidak Lancar. Perbandingan antara Aset Lancar kewajiban Lancar
disebut sebagai rasio Lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu Perusahaan, yaitu kemampuan Perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. 2. Aset Tetap
Pengertian Aset Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis Aset tidak
Lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan
140
Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 1997
141
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bapak Zaidan, Pimpinan Bidang Devisi Teknologi Informasi Akuntansi Bank Sumut Pusat Kota Medan Jalan Imam Bonjol pada Tanggal 27 Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah property, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kenderaan bermotor, furniture, perlengkapan kantor,
komputer, dan lain-lain. Aset Tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak, kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari
depresiasi atau penyusutan.
3. Aset Tidak berwujud