kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan
46
, maka dalam metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah
tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah, oleh karena itu metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang
digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.
47
Pemilihan suatu metodologi yang baik untuk suatu penelitian tergantung kepada sasaran penelitian, bahan yang tersedia, kondisi yang meliputi kegiatan
penelitian, dan terutama jenis informasi yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat diskriptis analitis
48
, yaitu penelitian yang menggambarkan dan mengkaji penerapan hukum serta
pelaksanaannya di masyarakat sedangkan analisis dalam penelitian ini menjelaskan mengenai kedudukan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Bank Pemerintah setelah
menjadi PT Persero yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum, kaedah hukum, dan sistem hukum.
2. Metode Pendekatan
46
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2007, hal. 43.
47
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditamam, 2009, hal 12.
48
Deskripsi analitis artinya penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta individu, kelompok atau keadaan, dan untuk menentukan frekwensi
sesuatu yang terjadi. Lihat Rianto Adi, Metode Penelitan Sosial dan Hukum, Jakarta, Granit, 2000, hal. 58. Dengan penelitian yang bersifat deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek atau
peristiwa Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, hal. 3
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini mempergunakan pendekatan yuridis normatif, dimulai analisis terhadap Peraturan yang mengatur hal-hal yang menjadi permasalahan diatas, dengan
mengingat permasalahan yang diteliti berdasarkan pada peraturan-peraturan perundang-undangan yaitu hubungan peraturan satu dengan peraturan lain serta
kaitannya dengan penerapannya dalam praktek.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian yang sifatnya mutlak untuk dilakukan karena data merupakan sumber yang akan
diteliti. Pengumpulan data difokuskan pada pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dan kekaburan dalam pembahasannya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini mempergunakan data sekunder yang diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan library research
Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca bahan-bahan hukum yang ada relevansinya dengan topik
pembahasan atau masalah yang akan diteliti, baik bahan primer maupun bahan sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen publikasi, artinya data sudah dalam bentuk jadi,
49
49
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Andi, 2006, hal. 34.
atau data kepustakaan yang dikenal dengan bahan hukum dalam yang terdiri dari 3 tiga kelompok, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang- undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-
undangan dan putusan-putusan hakim.
50
a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria UUPA. Dalam hal ini yang berkaitan dengan
pertanahan, pembebanan, dan perseroan, meliputi :
b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah
beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. d
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN.
e Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata.
f Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-
Badan Hukum yang dapat mempunyai Hak Milik Atas Tanah. g
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. h
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional BPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksanaan.
i Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
2 Bahan hukum sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum
50
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 141.
Universitas Sumatera Utara
dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
51
a Kepustakaan mengenai hukum pertanahan Agraria.
Yang meliputi bahan hukum sekunder dalam penelitian ini adalah :
b Kepustakaan mengenai hukum perseroan.
c Kepustakaan mengenai hukum pembebanan Hak Tanggungan
3 Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya, misalnya: Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus
Hukum. b.
Penelitian Lapangan Field research Wawancara langsung ke Pejabat BANK SUMUT dan Pejabat Kantor
Pertanahan Nasional BPN Kota Medan.
4. Alat Pengumpulan Data