diselenggarakan pengukuran desa demi desa. Sertipikat Sementara ini merupakan alat pembuktian mengenai macam hak dan siapa yang punya, jadi tidak
membuktikan mengenai luas dan batas-batas tanah. Untuk diketahui bahwa baik untuk sertipikat maupun Sertipikat Sementara berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat, sepanjang tanah yang dimaksud dalam keadaan tidak sengketa, sedang untuk sertipikat sementara ini mempunyai arti yang penting dan praktis bagi
daerah-daerah desa yang belum lengkap. c. Sertipikat Hak Tanggungan adalah Surat Tanda Bukti Hak yang terdiri dari Salinan
Buku tanah yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dan diberi sampul yang bentuknya khusus untuk dijilid menjadi satu, menurut Menteri Negara
AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional. Dari uraian diatas sudah dapat ditangkap bahwa makna Sertipikat tanah dalam konstruksi yuridisnya merupakan
suatu dokumen formal yang dipergunakan sebagai tanda dan atau instrument yuridis bukti hak kepemilikan atas tanah yang dikeluarkan oleh BPN RI Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia lembagainstitusi Negara yang ditunjuk dan diberikan wewenang oleh Negara untuk menerbitkannya. Sertipikat sebagai
tanda dan atau sekaligus alat bukti hak kepemilikan atas tanah merupakan produk hukum yang diterbitkan oleh BPNRI didalamnya memuat data fisik dan yuridis.
4. Fungsi Sertipikat Hak Milik
Konstruksi hukum sertipikat hak atas tanah dan kekuatan pembuktiannya dapat dicermati dalam beberapa ketentuan perundangan. Didalam Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau disebut juga Undang-Undang Pokok Agraria UUPA didalam Pasal 19 ayat 1 dan 2,
disebutkan:
59
a. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah. b. Pendaftaran tersebut sesuai dalam ayat 1 Pasal ini meliputi:
1 Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah 2 Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
3 Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat. Dari Pasal tersebut diatas, memberikan gambaran bahwa prinsip Negara akan
memberikan jaminan hukum dan kepastian hak terhadap hak atas yang sudah terdaftar melalui sertipikat, bahwa jaminan bukti adanya tanah yang sudah terdaftar
dengan memberikan “surat tanda bukti hak” yang berlaku sebagai alat pembuktian yang “kuat”. Sebagai catatan bahwa ketentuan tersebut belum menyebutkan kata
“sertipikat” sebagai surat tanda bukti hak. Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi sertipikat hak milik
menurut UUPA merupakan alat bukti yang kuat bagi pemiliknya artinya bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya data fisik dan data yuridis yang tercantum
didalamnya, harus diterima sebagai data yang benar. Sudah barang tentu, dan fisik maupun data yuridis yang tercantum dalam buku sertipikat harus sesuai dengan data
yang tercantum dalam buku tanah dan surat ukur yang bersangkutan karena data itu diambil dari buku tanah dan surat ukur tersebut. Dengan demikian sertipikat sebagai
59
Pasal 19 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Pokok Agraria UUPA
Universitas Sumatera Utara
akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi pemiliknya, dimana hakim harus terikat dengan data yang disebutkan dalam sertipikat itu selama
tidak dapat dibuktikan sebaliknya oleh pihak lain.
60
C. Kedudukan Sertipikat Hak Milik Akibat Perubahan Badan Hukum dari Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas
1. Perubahan Hak Peningkatan atau Penurunan Hak atas Tanah