5.3 Jenis Komplikasi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi
Gambar 5. 6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi
di RSU Kabanjahe Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.6 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi tertinggi adalah
hiperglikemia 20 kemudian proporsi terendah yaitu KAD 2,5. Hasil penelitian yang telah dilakukan Mariany 2014 terdapat hubungan
hiperglikemia dengan kadar IL-6 pada penderita DM Tipe 2 dimana pada DM Tipe 2 dengan komplikasi hiperglikemia yang cenderung menimbulkan stres
oksidatif yang memicu auto oksidasi glukosa sehingga terbentuk ROS Reactive Oxygen Spesies, oksigen radikal akan merusak DNA inti sehingga proses
glikolisis terganggu dan menyebabkan munculnya jalur AGE dan meningkatkan kadar IL-6 penyebab kerusakan vaskuler.
20 18,3
18,3 13,3
10,8 9,2
7,5 5
4,2 2,5
5 10
15 20
25
P ro
p o
si
Jenis Komplikasi
Jenis Komplikasi
Universitas Sumatera Utara
Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,
syaraf, jantung dan pembuluh darah sehingga diperlukan pencegahan komplikasi lebih lanjut, diperlukan kontrol glikemik melalui pemeriksaan HbA1c secara rutin
Soegondo, 2009.
5.4 Kategori Komplikasi DM Tipe 2 dengan Komplikasi
Gambar 5. 7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori
Komplikasi di RSU Kabanjahe Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat proporsi penderita DM ripe 2 dengan komplikasi berdasarkan kategori komplikasi tertinggi adalah penderita DM tipe 2
yang mengalami komplikasi kronik sebanyak 72,5 sedangkan proporsi terendah adalah penderita DM tipe 2 yang mengalami komplikasi lanjutan adalah 8,3.
Penelitian Fatkhur 2010 menunjukkan hasil penelitian yang sejalan yaitu hubungan yang signifikan dari uji statistik didapatkan untuk hiperglikemi nilai p
8,3
72,5 19,2
Kategori Komplikasi
Komplikasi Lanjutan Komplikasi Kronik
Komplikasi Akut
Universitas Sumatera Utara
0,001, dengan makna terdapat hubungan hiperglikemia dengan peningkatan komplikasi DM tipe 2 lain, seperti neuropati diabetika.
Hal ini menunjukkan komplikasi DM tipe 2 akan berakhir menjadi
komplikasi kronik yang sifat nya menahun dandiperlukan perawatan lebih lanjut 5.5
Pengobatan Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi
Gambar 5. 8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pengobatan di
RSU Kabanjahe Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.8 di atas dapat dilihat proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Kabanjahe tahun
2015 berdasarkan jenis pengobatan proporsi yang tertinggi adalah Obat Hipoglikemik Oral OHO yaitu 50,8dan proporsi terendah adalah kombinasi
yaitu 22,5 . Hasil penelitian Lukman 2002 tentang diabetes mellitus tipe 2 rawat
inap di RSK St. Vincentius A Paulo Surabaya diperoleh hasil yaitu jenis terapi
50,8 27,2
22,5
Pengobatan
OHO Suntikan Insulin
Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
yang paling banyak digunakan penderita diabetes melitus tipe 2 pada saat penderita pulang adalah terapi dengan OAD Oral Anti Diabetic, yaitu sebesar
62,50 penderita. Walaupun diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan diabetes melitus memerlukan
penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat Permana, 2009.
Penatalaksanaan diabetes melitus mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus yang secara spesifik
ditujukan untuk mencapai 2 target utama yaitu: menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan
kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. Penatalaksanaan diabetes dengan terapi obat dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat yang dialami oleh
penderita, salah satunya adalah masalah pemilihan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan tujuan terapi tidak tercapai sehingga penderita dirugikan.Obat-
obat hipoglikemik oral terutama dianjurkan untuk membantu penanganan pasien DM tipe 2. Pemilihan obat hipoglikemik oral sangat menentukan keberhasilan
terapi DM Yunir dan Soebardi, 2009.
Universitas Sumatera Utara
5.6 Sumber Biaya Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi