berjenis kelamin mengidap penyakit kardiovaskular lainnya seperti Penyakit Jantung Koroner PJK.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tampubolon 2015 di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2012-2013 bahwa proporsi penderita DM tipe
2 dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi yaitu laki-laki 52,5 sedangkan perempuan 47,5.
5.1.2 Agama Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi
Gambar 5. 2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Agama di RSU
Kabanjahe Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan agama tertinggi adalah agama Kristen
Protestan 60,8, diikuti agama Islam 20,0 kemudian proporsi terendah yaitu agama Katolik 19,2.
Hal ini bukan berarti penganut agama Kristen Protestan lebih berisiko untuk menderita DM dengan komplikasi, namun hanya menunjukkan penderita
60,8 20,0
19,2
Agama
Kristen Protestan Islam
Katolik
Universitas Sumatera Utara
DM Tipe 2 dengan komplikasi yang datang berobat ke RSU Kabanjahe mayoritas beragama Kristen Protestan. Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo tahun
2016 menunjukkan penduduk Kabupaten Karo mayoritas penduduk beragama Kristen Protestan, dapat dilihat dari proporsi agama Kristen Protestan yaitu
58,69 menurut data BPS Kabupaten Karo dalam angka 2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinaga 2012 di RS Vita
Insani Pematang Siantar Tahun 2011 diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan agama adalah Kristen Protestan sebanyak
56,9. 5.1.3
Pekerjaan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi
Gambar 5. 3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSU
Kabanjahe Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.3di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah Petani 39,2
kemudian proporsi terendah yaitu pekerjaan IRT pensiunan 10,2 .
39,2
19,2 18,3
12,5 10,2
Pekerjaan
Petani Tidak Bekerja
Wiraswasta Pegawai
Lainnya IRTPensiunan
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan Icha 2015 di Puskesmas Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Responden bekerja sebagai petani
sebanyak 29 orang atau 64,4, dan responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 5 orang atau 11,1. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
pasien yang paling banyak adalah pasien yang bekerja sebagai petani. Hal ini bukan menunjukkan bahwa Petani lebih beresiko menderita DM
tipe 2 dengan komplikasi tetapi menunjukkan Petani lebih banyak datang berobat ke rumah sakit ini. Karena Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Karo tahun
2016, menurut lapangan usaha, penduduk yang bekerja adalah lebih banyak di sektor pertanian pada tahun 2015 adalah 29.293 penduduk 62, 8 dari total
penduduk 46.593 jiwa. Kemungkinan petani mengidap penyakit DM tipe 2 dapat dilihat dari
proporsi jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki.Kejadian DM tipe 2 dapat dilihat dari faktor risiko kurangnya aktivitas fisik. Laki- laki pada wilayah Karo
memiliki pekerjaan petani pada umumnya, tetapi kegiatan bertani dilakukan setelah siang hari dan pekerjaan bertani sebagian besar dikerjakan oleh
perempuan.Laki- laki Karo memiliki kebiasaan untuk bersantai sebelum bekerja di kedai kopi atau kede kopi bahasa Karo di daerah Kabupaten Karo, Sumatera
Utara. Itu, artinya bahwa kede di Tanah Karo dari dulu selalu menyajikan kopi sebagai ciri khas atau menu utamanya.Kede kopi juga dapat dikatakan sudah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Karo.Kede kopi bukan sekedar tempat menikmati kopi, namun sudah menjadi budaya hari-hari.Artinya,
hampir semua pria di Kabupaten Karo pergi ke kede kopi, baik pagi, kadang siang
Universitas Sumatera Utara
ataupun malam.Kebiasan itu sangat dipahami oleh semua orang Karo, terutama ibu rumah tangga.Kalau suami tidak di rumah atau di ladang, berarti ada di kede
kopi.
5.1.4 Tempat Tinggal Penderita DM Tipe 2 denganKomplikasi