Serebrum Diecephalon Batang otak Faktor yang dapat dikontrol

Struktur otak secara umum terbagi menjadi 4 bagian. yaitu:

a. Serebrum

Serebrum merupakan bagian otak yang paling besar, serebrum memiliki dua hemifer yang dihubungkan oleh korpus kallosum. Setiap hemifer terbagi atas empat lobus yaitu: 1. Lobus frontal, berfungsi sebagai aktivitas motorik, intelektual, emosi dan fisik. 2. Lobus parietal, berfungsi proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba, tekanan dan perubahan suhu ringan. 3. Lobus temporal, berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap, fungsi penciuman dan memori. 4. Lobus oksipital, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna dan refleksi visual

b. Diecephalon

Terletak di atas batang otak dan terdiri atas: 1. Thalamus, berfungsi untuk menghubungkan dan integrasi dari medulla spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak 2. Hypothalamus, berfungsi dalam mempertahankan haemostatis seperti pengaturan suhu tubuh, rasa haus, lapar dan kontrol terhadap sekresi hormon. 3. Epithalamus, berfungsi dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan seksual. Universitas Sumatera Utara

c. Batang otak

Berfungsi dalam pengaturan refleks untuk fungsi vital tubuh yang terdiri atas: 1. Otak tengah, berfungsi sebagai penghubung stimulus pergerakan otak dari dan ke otak. 2. Pons, berfungsi sebgai pusat refleks pernafasan dan mempengaruhi tingkat karbondioksida CO 2 . 3. Medula oblongata¸ berfungsi dalam pusat refleks pernafasan, bersin, menelan, batuk, muntah, dan sekresi saliva.

d. Serebellum

Serebellum besarnya kira-kira seperempat dari serebrum. Berfungsi sebagai koordinasi aktivitas muskular, kontrol tonus otot, mempertahankan postus tubuh dan keseimbanagan. . Gambar 2.1 Anatomi dasar otak 25 Universitas Sumatera Utara Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, serta tiga lapis jaringan penyambung yaitu: 1. Piameter : Lapisan vaskular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan menuju struktur dalam sistem saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan otak. 2. Araknoid : Suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular. Daerah antara piameter dan araknoid disebut subaraknoid. 3. Durameter : Jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri dari dua lapisan bagian luar dura endosteal dan bagian dalam dura meningeal

2.1.3. Klasifikasi Stroke

1,26 Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu: a. Stroke non haemoragikiskemik cerebral infection 1. Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis: a. Serangan iskemik sepintas Transient Ischemic Attack-TIA b. Defisit neurologik iskemik sepintas Reversible Ischemic Neurological Deficit-RIND c. Stroke progresif Progessive strokestroke in evolution d. Stroke komplit Completed strokePermanent stroke 2. Berdasarkan kausal a. Stroke trombotik b. Stroke embolinon emboli Universitas Sumatera Utara b. Stroke haemoragik, berdasarkan bagian perdarahan: 1. Perdarahan intraserebral PIS 2. Perdarahan subaraknoidal PSA 3. Perdarahan subdural PSD Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik 51 2.2. Stroke Haemoragik 2.2.1. Defnisi Stroke Haemoragik Stroke haemoragik yaitu pecahnya dinding pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan di otak. Umumnya terjadi pada saat penderita melakukan aktivitas. Terjadi perdarahan dan penurunan kesadaran bersifat cepat dan nyata. 23 Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Klasifikasi Stroke Haemoragik.

26,27 a. Perdarahan Intraserebral PIS Perdarahan Intraserebral adalah perdarahan yang primerawal berasal dari pembuluh darah parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma. Sebagian besar Perdarahan Intraserebral PIS disebabkan oleh hipertensi. Perdarahan Intraserebral primer meliputi 10 dari seluruh kasus stroke, terjadi di hemifer serebri 80 dan batang otak serta serebelum 20. Penelitian yang dilakukan oleh American Heart Association AHA tahun 1999 Perdarahan Intraserebral merupakan penyebab kematian dan kesakitan terbanyak dibandingkan dengan infark serebral dan perdarahan subarakhoid, proporsi kesakitan mencapai 10-15 dari semua jenis stroke. 28 Ludendyk dan Schoen membagi Perdarahan Intraserebral menurut cepatnya gejala klinis memburuk, yatiu: 1. Akut dan cepat memburuk dalam 24 jam 2. Subakut, dengan krisis terjadi antara 3 dan 7 hari 3. Subkronis, bila krisisnya 7 hari Angka kematian Case Fatality Rate-CFR PIS berkisar 60-90, dari seluruh yang meninggal 10 meninggal setelah 3 hari dan 72 setelah seminggu. b. Perdarahan Subaraknoidal PSA Perdarahan Subaraknoidal adalah keadaan dimana terdapatnya masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid. Perdarahan Subaraknoidal menduduki 7-15 dari seluruh kasus stroke. Perdarahan Subaraknoid akan menimbulkan gejala nyeri Universitas Sumatera Utara kepala hebat, kesadaran sering terganggu dan 90 dirasakan tanpa ada keluhan sakit kepala. Perdarah Subaraknoidal PSA di bagi menjadi 2 bagian utama, yaitu: 1. PSA spontan primer, yakni PSA yang bukan akibat trauma atau Perdarahan Intraserebral 2. PSA sekunder, adalah perdarahan yang berasal di luar subaraknoid, seperti dari PIS atau yang berasal dari tumor otak. c. Perdarahan Subdural Perdarahan subdural merupakan perdarahan di otak yang terjadi di antara durameter dan araknoid. Perdarahan dapat terjadi karena robeknya vena jembatan yang menghubungkan vena di permukaan otak dengan sinus venosus di dalam durameter dan bisa juga kerena robeknya araknoid 2.3. Epidemiologi Stroke Haemoragik 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Stroke Haemoragik a. Menurut Orang Di Amerika Serikat pada tahun 2008, stroke menjadi penyebab utama angka kematian dan stroke menjadi penyebab utama kecacatan menetap permanen sehingga dapat menghilangkan angka produktifitas. Hampir setengah dari penderita stroke yang lebih tua mengalami kecacatan sedang hingga berat. 29 Berdasarkan penelitian Béjot di Prancis tahun 2009 diperoleh angka insidens kasar pada laki-laki pada Perdarah Intraserebral PIS sebesar 13,7 per 100.000 jiwa dan Perdarahan Subraknoidal PSA 11,6 per 100.000 jiwa sedangkan pada perempuan pada PIS Universitas Sumatera Utara sebesar 11,5 per 100.000 jiwa dan PSA 3,6 per 100.000 jiwa. 30 Di india prevalensi penderita stroke berkisar 90-222 per 100.000 penduduk dan 12 dari stroke terjadi pada penduduk usia 40 tahun. 31 Usia rata-rata pada awalnya yang pernah menderita stroke adalah 68,6 tahun pada laki-laki dan 72,9 tahun pada wanita. Angka kejadian stroke pada laki-laki sebesar 33 dan prevalensinya 41 lebih tinggi daripada perempuan. Tingkat kejadian dari infark otak dan perdarahan intraserebral lebih tinggi pada laki-laki, sedangkan tingkat perdarahan subarachnoidal lebih tinggi pada wanita, meskipun perbedaan ini secara statistik tidak signifikan. Stroke cenderung lebih parah pada wanita, dengan kematian kasus 1 bulan 24,7 dibandingkan dengan 19,7 untuk laki-laki. Stroke lebih sering terjadi pada pria, namun tingkat keparahan lebih tinggi pada wanita. 32 Pada tahun 1990 WHO memperkirakan jumlah kematian stroke di Asia mencapai 2,1 juta jiwa. Di Asia Tenggara stroke menjadi penyebab kematian utama, dimana di negara Indonesia stroke menjadi penyebab kematian pertama dan Philipina dan Singapura menjadi penyebab kematian nomor tiga. 15 Di India pada tahun 1998 insidens penderita stroke pada laki-laki sebesar 15,2 per 100.000 jiwa dan pada perempuan 10,8 per 100.000 jiwa. 33 Penelitian Venketasubramanian di Singapura pada tahun 1998 proporsi penderita stroke haemoragik sebesar 26 PIS 24,2 dan PSA 5,8 pada laki-laki berusia rata-rata 65,4 tahun. 34 Berdasarkan Riskesdas tanun 2007 prevalensi penderita stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1000 penduduk. 17 Saat ini stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan setelah penyakit jantung dan kanker, sedangkan di Indonesia Universitas Sumatera Utara stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. 35 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan kelompok umur dalam penelitian Napitululu di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2009, jumlah tertinggi ada pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4. 19 b. Menurut Tempat dan Waktu Distribusi penderita stroke berdasarkan daerah di dunia. 31 Tabel 2.1 Insidens dan Prevalensi stroke berdasarkan daerah di dunia Daerah Insidens juta Prevalensi juta Dunia 9,0 30,7 Afrika 0,7 1,6 Amerika 0,9 4,8 Mediteranian Timur 0,4 1,1 Asia Tenggara 1,8 4,5 Pasifik Barat 3,3 9,1 12,6 juta orang memiliki cacat sedang-berat 8,9 dari 12,6 juta orang berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah Sumber: Agenda internasional untuk stroke Fisher 2011. Konferensi global tentang gaya hidup sehat dan menular tidak menular Moskow Prevalensi penderita stroke tertinggi di Indonesia ada di Proppinsi Naggroe Aceh Darusalam NAD sebesar 16,6 per 1.000 penduduk dan terendah di Papua sebesar 3,8 per 1.000 penduduk. 17 Distribusi penderita stroke berdasarkan waktu di negara India dan China. 31 Tabel 2.2 Kematian akibat penyakit serebrovaskular di India dan China dalam jutaan ringkasan dari Ezzati et al 2004 1990 2000 2010 2020 India China India China India China India China 0,45 1,27 0,6 1,65 0,75 1,91 0,95 0,91 Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Napitupulu 2009 jumlah penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 ada sebanyak 408 orang yang terdistribusi pada tahun 2004 sebanyak 94 orang, tahun 2005 sebanyak 80 orang, tahun 2006 sebanyak 75 tahun, sebanyak 61 orang, dan tahun 2008 sebanyak 98 orang. 19

2.3.2. Faktor Resiko Stroke Haemoragik a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol.

1. Usia Perdarahan yang tiba-tiba dalam jaringan otak merupakan penyebab yang berpengaruh besar didalam kejadian penyakit stroke haemoragik, akibat adanya perdarahan diotak. Kejadian stroke lebih sering terjadi pada usia tua, karena semakin berkurangnya elastisitas pembuluh darah. 36 Prevalensi stroke pada kelompok berusia lebih dari 75 TAHUN meningkat di Inggris. Pada pria, prevalensi di kelompok usia ini telah meningkat dari 9 pada tahun 1994 menjadi 13 pada tahun 2006. 13 Berdasarkan penelitian Asawavichienjinda Di Thailand pada tahun 1998 proporsi penderita stroke tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun. 37 Menurut Yayasan Stroke Indonesia sebanyak 63,52 per 100.000 penduduk Indonesia usia di atas 65 tahun mendapat serangan stroke. 23 Di Indonesia pada pengumpulan data dari 28 rumah sakit diperoleh usia rata-rata pasien stroke adalah 58,8 tahun, 38,8 diantaranya berumur diatas 65 tahun, 12,9 berumur 45 tahun. 38 Universitas Sumatera Utara 2. Jenis Kelamin Data dari The British Heart Foundation and The Stroke Assocation, proporsi angka kematian akibat stroke di Inggris berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 7 sedangkan pada wanita sebesar 11 dari 9 penyakit peyebab kematian utama. 13 Dari penelitian didapatkan laki-laki cenderung terkena stroke 3 kali lipat dibandingkan wanita dimana laki-laki cenderung menderita stroke iskemik sedangkan wanita cenderung terkena stroke haemoragik. 39 Penelitian yang dilakukan oleh Asawavichienjinda di Thailand tahun 1998 diperoleh persentase penderita stroke pada laki-laki sebesar 10,6 dan pada perempuan 29,4.. 37 Menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan perempuan. 38 3. Ras dan suku bangsa Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada kulit putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Di Amerika 2004 terdapat 37,1 orang kulit putih dan 62,9 berkulit putih untuk jenis kelamin laki-laki sedangkan untuk jenis kelamin perempuan 41,3 orang kulit putih dan 58,7 orang kulit hitam. Data sementara di Indonesia, suku minang lebih banyak menderita stroke dari pada suku jawa Yogyakarta, hal ini dipeengaruhi oleh kebiasaan suku minang lebih banyak mengonsumsi makanan yang berkolesterol tinggi. 40 4. Riwayat keluarga dan herediter 41 Para ahli kesehatan meyakini ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Keluarga yang banyak anggotanya Universitas Sumatera Utara menderita stroke perlu mewaspadai terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stroke, seperti hipertensi. Namun demikian, stroke bukan merupakan penyakit keturunan.

b. Faktor yang dapat dikontrol

Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan penyakit stroke, yaitu: 27,36 1. Hipertensi Faktor resiko penyebab terjadinya penyakit stroke yang paling besar adalah hipertensi. Resiko yang ditimbulkan bisa mencapai 50-60 dari non trauma perdarahan dalam otak. Sering juga disebut sebagai the silent killer karena hipertensi meningkatkan resiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Dikatakan darah tinggi hipertensi apabila tekanan darah 14090 mmHg. Makin tinggi tekanan darah, resiko untuk terjadinya penyakit stroke semakin besar. Stroke haemoragik terjadi karena peningkatan tekanan darah yang mendadak sedemikian rupa sehingga pembuluh darah pecah karena tidak tahan menerima tekanan yang tinggi. 2. Merokok Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Untuk perokok pasif kecendrungan terjadi penyakit stroke 1,2 kali lebih besar. Merokok menjadi salah satu resiko penyebab terjadinya penyakit stroke. Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen, peningkatan ini akan mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah. Hal ini sangat memengaruhi aliran darah ke otak yang dapat menimbulkan penyakit stroke. 3. Diabetes mellitus Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan obesitas, hipertensi, dan stroke. Menurut WHO seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus apabila kadar Universitas Sumatera Utara glukosa darah vena dalam keadaan puasa lebih dari 140mgdesiliter dan kadar glukosa dalam vena 2 jam setelah diberi minum 75mg glukosa lebih dari 200mgdesiliter. Diabetes mellitus dapat menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Penebalan dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut kemudian akan menggangu kelancaran aliran darah ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel-sel otak. 4. Gangguan aliran darah otak sepintas Faktor risiko stroke pada seseorang dapat diakibatkan oleh berbagai hal yang dapat berdampak pada gangguan aliran darah otak sepintas dengan gejala-gejala yang dapat menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam. Ada banyak gejala-gejala yang muncul tergantung daerah otak yang tergangu. Gangguan aliran darah otak sepintas ini dapat terjadi beberapa kali dalam 24 jam. Makin sering seseorang mengalami ganguan aliran darah ke otak ini maka kemungkinan untuk terjadi stroke semakin besar. 5. Penyakit jantung Penyakit jantung dapat menimbulkan penyakit stroke di kemudian hari. Kondisi jantung yang tidak baik dapat memengaruhi irama denyut jantung, kejadian ini dapat berpotensi untuk menimbulkan stroke. Faktor resiko ini pada umumnya akan menimbulkan hambatansumbatan aliran darah ke otak diakibatkan jantung memompa darah yang bergumpal atau seljaringan yang mati ke dalam aliran darah. Apabila diberikan obat anti-penggumpalan darah dengan dosis yang tidak terkontrol Universitas Sumatera Utara kepada penderita penyakit jantung maka dapat memunculkan komplikasi yang serius yaitu perdarahan otak

2.4. Gejala Stroke Haemoragik.