Menurut penelitian Napitupulu 2009 jumlah penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 ada
sebanyak 408 orang yang terdistribusi pada tahun 2004 sebanyak 94 orang, tahun 2005 sebanyak 80 orang, tahun 2006 sebanyak 75 tahun, sebanyak 61 orang, dan
tahun 2008 sebanyak 98 orang.
19
2.3.2. Faktor Resiko Stroke Haemoragik a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol.
1. Usia Perdarahan yang tiba-tiba dalam jaringan otak merupakan penyebab yang
berpengaruh besar didalam kejadian penyakit stroke haemoragik, akibat adanya perdarahan diotak. Kejadian stroke lebih sering terjadi pada usia tua, karena semakin
berkurangnya elastisitas pembuluh darah.
36
Prevalensi stroke pada kelompok berusia lebih dari 75 TAHUN meningkat di Inggris. Pada pria, prevalensi di
kelompok usia ini telah meningkat dari 9 pada tahun 1994 menjadi 13 pada tahun 2006.
13
Berdasarkan penelitian Asawavichienjinda Di Thailand pada tahun 1998 proporsi penderita stroke tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun.
37
Menurut Yayasan Stroke Indonesia sebanyak 63,52 per 100.000 penduduk Indonesia usia di atas 65 tahun mendapat serangan stroke.
23
Di Indonesia pada pengumpulan data dari 28 rumah sakit diperoleh usia rata-rata pasien stroke adalah
58,8 tahun, 38,8 diantaranya berumur diatas 65 tahun, 12,9 berumur 45 tahun.
38
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis Kelamin Data dari The British Heart Foundation and The Stroke Assocation, proporsi
angka kematian akibat stroke di Inggris berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 7 sedangkan pada wanita sebesar 11 dari 9 penyakit peyebab kematian
utama.
13
Dari penelitian didapatkan laki-laki cenderung terkena stroke 3 kali lipat dibandingkan wanita dimana laki-laki cenderung menderita stroke iskemik
sedangkan wanita cenderung terkena stroke haemoragik.
39
Penelitian yang dilakukan oleh Asawavichienjinda di Thailand tahun 1998 diperoleh persentase
penderita stroke pada laki-laki sebesar 10,6 dan pada perempuan 29,4..
37
Menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan perempuan.
38
3. Ras dan suku bangsa Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada kulit putih. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Di Amerika 2004 terdapat 37,1 orang kulit putih dan 62,9 berkulit putih untuk jenis kelamin laki-laki
sedangkan untuk jenis kelamin perempuan 41,3 orang kulit putih dan 58,7 orang kulit hitam. Data sementara di Indonesia, suku minang lebih banyak menderita
stroke dari pada suku jawa Yogyakarta, hal ini dipeengaruhi oleh kebiasaan suku minang lebih banyak mengonsumsi makanan yang berkolesterol tinggi.
40
4. Riwayat keluarga dan herediter
41
Para ahli kesehatan meyakini ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Keluarga yang banyak anggotanya
Universitas Sumatera Utara
menderita stroke perlu mewaspadai terhadap faktor-faktor yang menyebabkan stroke, seperti hipertensi. Namun demikian, stroke bukan merupakan penyakit keturunan.
b. Faktor yang dapat dikontrol