Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sewaktu Pulang Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor Risiko

Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,085 p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna yang antara lama rawatan berdasarkan lokasi perdarahan.

4.19. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke haemoragik rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.20 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Rata-rata f x SD Pulang Berobat Jalan PBJ Perdarahan Atas Permintaan Sendiri PAPS Meninggal 27 12 72 12,44 10,42 3,42 4,82 16,49 4,05 F=20,625 df=2 p=0,000 Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa terdapat 27 orang penderita stroke haemoragik dengan pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 12,44 12 hari dengan SD sebesar 4,82. Terdapat 12 orang penderita stroke haemoragik dengan perdarahn atas permintaan sendiri dengan lama rawatan rata-rata 10,42 12 hari dengan SD sebesar 16,49. Terdapat 72 orang penderita stroke haemoragik meninggal dengan lama rawatan rata-rata 3,42 3 hari dengan SD sebesar 4,05. Dari analisa statistik menggunakan uji Anova, diperoleh nilai p=0,000 p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna yang antara lama rawatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Distribusi Proporsi

Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Sosiodemografi 5.1.1. Umur dan Jenis Kelamin Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa umur 45 tahun berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki yaitu 9. Umur 45-59 tahun tertinggi adalah laki-laki yaitu 25,2. Umur ≥60 tahun tertinggi adalah perempuan yaitu 18,9. 9.0 25.2 17.1 6.3 23.4 18.9 30.0 20.0 10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 Laki-Laki Perempuan ≥ 60 tahun 45-59 tahun 45 tahun Universitas Sumatera Utara Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke, kejadian stroke lebih sering terjadi pada usia tua karena semakin berkurangnya elastisitas pembuluh darah. 36 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penderita stroke haemoragik yang paling muda adalah umur 17 tahun . Penderita berjenis kelamin laki-laki dengan faktor risiko akibat konsumsi alkohol dan narkoba berlebih, mengalami Perdarahan Intraserebral PIS, hemiparesis sinistra, tindakan medis yang dilakukan konservatif, biaya sendiri dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 1 hari. Konsumsi alkohol berat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Alkohol dapat menggangu peredaran darak otak, meningkatkan tekanan darah, mengganggu metabolisme hidratarang gliserol dan lemak dalam tubuh, dan menggangu pembekuan darah. 44 Penderita stroke haemoragik paling tua berumur 83 tahun berjenis kelamin laki-laki memiliki faktor risiko hipertensi, mengalami Perdarahan Intraserebral PIS, paraparesis, lokasi perdarahan hemifer serebri, tindakan medis yang dilakukan konservatif, biaya asuransi dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 2 hari. Kejadian stroke haemoragik lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. 1 Penelitian yang dilakukan di 28 rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke dibandingkan dengan perempuan. 38 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa kelompok umur paling tinggi adalah 45-59 tahun sebesar 46,4 dan penderita stroke haemoragik terbesar berjenis kelami laki-laki sebesar 58,4.

5.1.2. Agama

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan agama dirawat inap di RSUP H. H Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Agama di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.2 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik yang terbesar adalah agama Islam 63,1 dan yang terendah agama Hindu 0,9. Hal ini tidak menunjukkan bahwa stroke haemoragik lebih banyak 63.1 32.6 3.6 0.9 Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Universitas Sumatera Utara menyerang orang yang beragama Islam, akan tetapi hal ini menunjukkan penderita stroke haemoragik yang beragama Islam lebih banyak yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 dibandingkan agama lainnya.

5.1.3. Tingkat Pendidikan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tingkat pendidikan yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.3 Diagram Line Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik yang tertinngi adalah SLTASederajat 41,4 dan terendah adalah AkademiPerguruan Tinggi 1,8. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penderita yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 paling banyak dari tingkat pendidikan SLTASederajat. 5.4 24.3 27 41.4 1.8 5 10 15 20 25 30 35 40 45 P ro p o rs i Tingka Pendidikan Universitas Sumatera Utara

5.1.4. Status Perkawinan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan status perkawinan yang dirawat inap di RSUP H. Adama Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Status Perkawinan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik sebagian besar berstatus kawin 96,4 sedangkan yang tidak kawin 3,6. Hal ini dikaitkan dengan pasien yang menderita stroke haemoragik yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 sebagian besar berada pada kelompok umur 45 tahun, dimana pada umumnya umur tersebut berstatus kawin. 96.4 3.6 Kawin Tidak Kawin Universitas Sumatera Utara

4.1.5. Pekerjaan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap RSUP H. Adam Malik tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gamabr 5.5 dapat diketahui bahwa proporsi pekerjaan penderita stroke haemoragik yang tertinggi adalah ibu rumah tangga 41,4 dan yang terendah adalah pegawai swasta dan lain-lain 0,9. Hal ini bukan menunjukkan bahwa Ibu Rumah Tangga yang lebih beresiko menderita stroke haemoragik, tetapi Ibu Rumah Tangga lebih banyak datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. 0.9 0.9 2.7 8.1 11.7 34.2 41.4 10 20 30 40 50 Lain-lain Pengrajin Kayu Pegawai Swasta Tidak bekerja PNSPolriTNIPensiunan Petani Wiraswasta IRT Proporsi P e k e rj a a n Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mariati di RSUD Propinsi Riau tahun 2000-2004 yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke yang dirawat inap paling tinggi adalah Ibu Rumah Tangga yaitu 25,1. 18

4.1.6. Daerah Asal

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan asal daerah yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 dapt dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Daerah Asal di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik sebagian besar berasal dari luar kota Medan 77,5 sedangkan dari dalam kota Medan 22,5. Hal ini disebabkan karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan Rumah Sakit Umum milik Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktoral Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, merupakan pusat 77.5 22.5 Luar Kota Medan Kota Medan Universitas Sumatera Utara rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan Propinsi Sumatera Barat. Fasilitas sarana dan prasarana pelayanan yang ditawarkan RSUP H. Adam Malik Medan lengkap dan baik. Sejalan dengan ini, sebagian besar pasien yang berobat datang dari luar kota Medan. 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keluhan Utama Pertama Datang Berobat Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keluhan utama saat pertama datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 5.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keluhan Utama Pertama Datang Berobat di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. 73 16.2 6.3 2.7 1.8 Kesadaran menurun L. lengantungkai kiri L. lengan tungkai kanan Nyeri kepala mendadak mualmuntah Lebih dari satu keluhan utama 10 20 30 40 50 60 70 80 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke haemoragik dengan keluhan utama yang tinggi adalah kesadaran menurun sebesar 73 dan terendah adalah lebih dari satu keluhan utama 1,8. Kesadaran menurun somnolen terjadi akibat adanya edema serebral, perubahan terjadi dalam otak dan batang otak diakibatkan karena terdesak sehingga kesadaran secara berangsur-angsur terus menurun. Edema serebral merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi cairan di intraseluler dan ekstraseluler otak akibat perdarahan. 44,46 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sirait di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2007-2008 yang menyatakan keluhan utama saat masuk rumah sakit yang tertinggi adalah kesadaran menurun sebesar 61,2. 47 Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa penderita yang pertama kali masuk rumah sakit dalam kondisi lemah pada lengan dan tungkai. Lemah lengan dan tungkai menunjukkan kelemahan otot-otot lengan dan tungkai yang biasanya disebabkan oleh lesi vaskuler unilateral atau bilateral di kapsula interna korteks motorik yang berujung pada kelumpuhan. 46 Universitas Sumatera Utara

5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor Resiko di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012. Berdasarkan gambar 5.8 dapat diketahui bahwa proporsi faktor resiko penderita stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 78,4 dan yang terendah adalah penyakit jantung, aneurysma, operasi tumor otak, dan konsumsi alkoholnarkoba. Hipertensi merupakan faktor resiko yang sangat mempengaruhi kejadian stroke haemoragik, sekitar 3-4 kali lebih besar kejadian stroke terjadi pada penderita dengan hipertensi dibandingkan non-hipertensi. 45 Terjadinya stroke haemoragik 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 5.4 8.1 78.4 10 20 30 40 50 60 70 80 NarkobaAlkoho l Operasi tumor otak Aneurysma Pernah jantung Pernah Stroke DM 1 Keluhan Hipertenssi Proporsi Fa kt o r re si ko Universitas Sumatera Utara diakibatkan karena besarnya tekanan darah yang mendadak ke otak sehingga pembuluh darah otak tidak dapat menahan tekanan tinggi dan akhirnya pecah. 27 Proporsi penderita stroke yang dikibatkan oleh operasi otak ada 1 orang 0,9 berjenis kelamin perempuan dan berusia 53 tahun. Efek operasi otak mengakibatkan kejadian stroke haemoragik pada penderita mengalami Perdarahan Intraserebral PIS, lokasi perdarahan pada hemifer serebri, hemiparesis dextra, tindakan medis yang dilakukan konservatif berupa terapi dan pengobatan, setelah dirawat selama 29 hari disarankan untuk berobat jalan PBJ. Proporsi penderita stroke yang dikibatkan oleh konsumsi alkohol dan narkoba 1 orang 0,9 berjenis kelamin laki-laki dan berusia 17 tahun, penderita mengalami Perdarahan Intraserebral PIS, hemiparesis sinistra, tindakan medis yang dilakukan konservatif, pasien tersebut dirawat selama 1 hari, biaya sendiri dan meninggal dunia. Mengonsumsi alkohol dan narkoba pada usia muda sangat membahayakan perkembangan fisik dan mental seseorang, apabila mengonsumsi dalam jangka waktu yang lama dan berlebihan over dosis dapat mengakibatkan ganguan kesehatan seperti kanker, stroke, gagal jantung, impotensi dan gangguan system syaraf. 48 Konsumsi alkohol berat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Alkohol dapat menggangu peredaran darak otak, meningkatkan tekanan darah, mengganggu metabolisme hidratarang dan lemak dalam tubuh, dan menggangu pembekuan darah. 44 Penderita stroke haemoragik dengan faktor risiko aneurisma berumur 18 tahun berjenis kelamin laki-laki, mengalami Perdarahan Subarachnoid PSA, paraparesis, Universitas Sumatera Utara tindakan medis yang dilakukan operatif, sumber biaya asuransi dan pulang atas permintaan sendiri setelah dirawat selama 30 hari. Perdarahan subarachnoid sering dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisma dan sering menyerang penderita yang masih muda. 45,49 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dengan desain case series yang menyatakan bahwa faktor resiko stroke haemoragik yang paling tinggi diakibatkan oleh hipertensi sebesar 94,4. 19 Penelitian Situmorang di RSUD Pirngadi Medan tahun 2009 menyatakan hipertensi merupakan faktor resiko tertinggi yang menyebabkan kematian pada stroke haemoragik sebesar 55,3. 20

5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT- Scan