Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

f. Jika terjadi gangguan yang berat pada fungsi saraf otonom, maka dapat terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan melena dan seringkali disertai peninggian kadar darah, glukosuria, albuminaria, dan perubahan pada EKG

2.4.3. Perdarahan Subdural

Penderita yang mengalami perdarahan subdural akan mengalami nyeri kepala ringan, lambat laun akan mengalami nyeri kepala yang hebat dan biasanya terjadi didaerah dahi. Dapat disertai mual dan muntah, penglihatan dapat juga terganggu karena pembengkakan pada papil.

2.5. Diagnosis Stroke Haemoragik

3,24

2.5.1. Anamnesis

Anamnesis atau sering juga disebut dengan wawancara merupakan hal yang utama dilakukan untuk dapat mengerti penyakit yang diderita oleh pasien. Anamnesis secara umum yang dilakukan kepada pasien meliputi pengumpulan informasi tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial-budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi, dan gaya hidup penderita. Melalui anamnesis yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah terjadinya penyakit.

2.5.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan pada pasien meliputi Universitas Sumatera Utara pemeriksaan umum suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru, jantung, denyut nadi dan pemeriksaan fungsi sarafmayor tingkat kesadaran, fungsi serebri, saraf kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik.

2.5.3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan untuk mencari penyebab dan mencegah rekurensi dan pada pasien yang berat untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat menyebabkan perburukan fungsi SSP. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan antara lain darah lengkap dan LED, Ureum, glukosa, elektrolit, lipid, rontgen dada dan EKG, dan CT Scan kepala. Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan jumlah sel eritrosit, leukosit, dan trombosit. Melalui pemeriksaan darah rutin dapat diketahui beberapa penyakit atau kelainan darah seperti leukositosis, tromsosistosis dan penyakit anemia. Pemeriksaan gula darah juga sangat diperlukan untuk menilai ada atau tidaknya penyakit DM yang menjadi faktor resiko stroke. Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk melihat penurunan kesadaran apakah diakibatkan karena stroke atau penyakit lain seperti DM. Demikian juga pemeriksaan lipid bertujuan untuk melihat faktor resiko penyakit stroke. Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan rutin , murah dan mudah dilakukan terhadap penderita stroke. Pemerikasaan ini dilakukan bertujuan untuk menilai adanya kelainan aritma jantung diidap sebelumnya, seperti miokardium kematian sel-sel otot jantung. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menjadi dampak pisitif seperti penemuan alat CT Scan. Universitas Sumatera Utara CT Scan Computerized Tomograph Scanning merupakan pengembangan dari alat rontgen konvensional, secara sederhana pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sinar-X yang berputar mengelilingi tubuh yang hendak diperiksa, kemudian hasilnya akan nampak dilayar komputer yang telah tersedia. Tumor dan perdarahan dalam otak dapat terlihat dengan gambar yang ditunjukkan seperti bayangan-bayanagan dalam film, menunjukkan ukuran dan lokasi luka.

2.6. Letak Kelumpuhan