Uji normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji multikolinearitas

31 Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: � �,� = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + � 4 � 4 + � Keterangan : Y i,t = ����� ����� a = Konstanta x 1 = Akuntabilitas Kinerja x 2 = Tingkat Ketergantungan Daerah x 3 = Temuan Audit x 4 = Opini Audit b 1 = Koefisien regresi variabel x 1 b 2 = Koefisien regresi variabel x 2 b 3 = Koefisien regresi variabel x 3 b 4 = Koefisien regresi variabel x 4 � = �������� �����

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah prasarat yang harus dipenuhi dalam melakukan regresi linear. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi data normal atau mendekati normal Ghozali 2006. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam melakukan uji Universitas Sumatera Utara 32 normalitas yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov Situmorang dan Lufti, 2012:101.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut Situmorang dan Lufti, 2012:108. Jika varians sama maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan, jika varians tidak sama, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dilakukan melalui uji Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5, maka dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012:116.

3. Uji multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006 uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance value dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas Universitas Sumatera Utara 33 lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilah VIF yang tingg. Nilai cutoff yang umum adalah : a. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka dapa t disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi b. Jika nilai tolerance ≤ 0, 10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolenearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi