13
f. PSP 06 : Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu g.
PSP 07 : Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
2.1.4 Audit Delay
Audit delay dapat diartikan sebagai rentang waktu antara akhir periode akuntansi hingga tanggal terbitnya laporan auditor independen. Fachrurozi 2014
mengemukakan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 desember
sampai tanggal yang tertetera pada laporan auditor independen. Carslaw dan kaplan Muladi, 2014 mengemukakan bahwa audit delay
dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu kapan audit dimulai dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin lama pemerintah pusat atau pemerintah daerah menyerahkan laporan keuangan kepada BPK maka kemungkinan untuk muncul audit delay yang
semakin panjang. Dalam instansi pemerintahan di indonesia proses audit hanya dapat
dilakukan jika pemerintah daerah yang telah menyerahkan laporan keuangannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK. BPK selanjutnya akan mengeluarkan
surat tugas audit kepada auditor yang dimilikinya dalam melakukan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
14
lapangan pada pemerintah daerah yang bersangkutan. Surat tugas audit ini berisi lamanya waktu yang diberikan oleh auditor dalam melakukan pekerjaan lapangan.
2.1.5 Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas itu sendiri merupakan suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang atau badan hukum dan pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memilki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban Hardini, 2015. Mardiasmo 2009:20-21 mengemukakan bahwa akuntabilitas publik
adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawban
tersebut. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberi informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan tersebut. pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka
pemenuhan hak-hak publik. Pemerintah yang akuntabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Mampu
menyajikan informasi penyelenggaraan secara terbuka, cepat, tepat kepada masyarakat, 2 Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik,
3 Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses
Universitas Sumatera Utara
15
pembangunan dan pemerintahan, 4 Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan 5
adanya sarana bagi publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah Fachrurozi, 2014.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu 1 akuntabilitas vertikal dan 2 akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja dinas kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR. Akuntabilitas horisontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas Mardiasmo, 2002:21. Indonesia adalah negara yang demokratis yang berarti kedaulatan berada
di tangan rakyat. Untuk itu, pemerintah wajib memberikan pertanggungjawbannya atas semua aktivitasnya kepada masyarakat. Oleh karenanya, pada tahun 1999
dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 7 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Seperti yang tercantum di dalamnya, Inpres ini dikeluarkan dalam
rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang lebih berdaya guna, bersih dan bertanggung jawab.
Indikator penilaian Akuntabilitas Instansi Pemerintah terdiri dari lima komponen, yaitu:
a. Perencanaan kinerja Bobot 35
Penilaian perencanaan kinerja terdiri atas penilaian terhadap rencana strategis dan perencanaan kinerja tahunan.
Universitas Sumatera Utara
16
b. Pengukuran kinerja Bobot 20
Penilaian pengukuran kinerja terdiri atas penilaian terhadap pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran dan implementasi
pengukuran. c.
Pelaporan kinerja Bobot 15 Penilaian pelaporan kinerja terdiri atas penilaian terhadap pemenuhan
pelaporan, penyajian informasi kinerja dan pemanfaatan informasi kinerja.
d. Evaluasi kinerja Bobot 10
Penilaian evaluasi kinerja terdiri atas penilaian terhadap pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi dan pemanfaatan hasil evaluasi.
e. Capaian kinerja Bobot 20 penilain pencapaian kinerja terdiri atas
penilaian terhadap kinerja yang dilaporkan output , kinerja yang Dilaporkan outcome , kinerja tahun berjalan dan kinerja lainnya.
2.1.6 Tingkat Ketergantungan Daerah