b,c b,c,d

64 bahwa model regresi logistik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.1.2.2 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Uji keseluruhan model digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Penilaian keseluruhan model regresi logistik dapat dilihat dengan menggunakan nilai -2 Log Likelihood. Dimana, apabila terjadi penurunan dalam nilai -2 Log Likelihood pada block number 1 dibandingkan dengan block number 0, maka dapat disimpulkan bahwa model yang kedua block number 1 dari regresi logistik tersebut baik. Hasil dari -2 Log Likehood dengan block number 0 dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Likelihood L Block Nol Sumber: Output SPSS 2016, Data Diolah Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 148.611 -.609 2 148.601 -.629 3 148.601 -.629 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 148.601 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Universitas Sumatera Utara 65 Hasil dari -2 Log Likehood dengan block number 1 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Likelihood L Block Satu Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant JUMLAH DEWAN DIREKSI JUMLAH DEWAN KOMISA RIS JUMLAH KOMITE AUDIT JUMLAH DIREKSI MASUK JUMLAH DIREKSI KELUAR KUALITAS AUDIT Step 1 1 102.770 2.398 -.445 .075 -.194 .106 -.119 -1.573 2 96.285 3.879 -.707 .143 -.438 .189 -.206 -2.100 3 95.368 4.802 -.819 .179 -.652 .242 -.266 -2.389 4 95.333 5.015 -.841 .188 -.707 .255 -.283 -2.466 5 95.333 5.024 -.842 .188 -.709 .255 -.283 -2.470 6 95.333 5.024 -.842 .188 -.709 .255 -.283 -2.470 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 148.601 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber: Output SPSS 2016, Data Diolah Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai -2Log Likelihood pada block number 0 sebesar 148,601 dan pada Tabel 4.5 block number 1 sebesar 95,333. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik kedua lebih baik dalam memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Universitas Sumatera Utara 66

4.1.2.3 Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Dalam regresi logistik, nilai statistik dari Nagelkerke R. Square dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi Nagelkerke R. Square dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 95.333 a .371 .511 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber: Output SPSS 2016, Data Diolah Tabel 4.6 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelker R Square adalah sebesar 0,511 yang berarti variabilitas variabel independen adalah sebesar 51,1, sisanya sebesar 48,9 100-51,1 dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain diluar model penelitian. Universitas Sumatera Utara 67

4.1.1.4 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi ini digunakan untuk menganalisis tingkat akurasi model regresi logistik dalam memprediksi perusahaan financial distress dengan non financial distress dibandingkan dengan kondisi yang sesungguhnya. Hasil uji yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Matriks Klasifikasi Classification Table a Observed Predicted FINANCIAL DISTRESS Percentage Correct 1 Step 1 FINANCIAL DISTRESS 0 61 14 81.3 1 10 30 75.0 Overall Percentage 79.1 a. The cut value is .500 Sumber: Output SPSS 2016, Data Diolah Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 75 sampel data perusahaan kategori non financial distress yang diteliti, sebanyak 61 data atau 81,3 yang secara tepat dapat diprediksi oleh model regresi logistik ini sebagai perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan financial distressdan sisanya sebanyak 14 perusahaan gagal diprediksi oleh model. Sedangkan dari 40 sampel data perusahaan kategori financial distress yang diteliti, dinyatakan sebanyak 30 data atau 75,0 yang secara tepat dapat diprediksi oleh model regresi logistik Universitas Sumatera Utara 68 ini sebagai perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan financial distressdan sisanya sebanyak 10 perusahaan gagal diprediksi oleh model. Secara keseluruhan, tingkat akurasi model dalam memprediksi kondisi kesehatan perusahaan adalah 79,1 yang berarti hasil penelitian ini cukup baik karena mendekati ketepatan 100.

4.1.1.5 Hasil Analisis Regresi Logistik

Untuk mengetahui koefisien pada masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Regresi Logistik Variables in the Equation a. Variables entered on step 1: JUMLAHDEWANDIREKSI, JUMLAHDEWANKOMISARIS, JUMLAHKOMITEAUDIT, JUMLAHDIREKSIMASUK, JUMLAHDIREKSIKELUAR, KUALITASAUDIT. Sumber: Output SPSS 2016, Data Diolah B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a JUMLAHDEWANDIREKSI -.842 .273 9.480 1 .002 .431 JUMLAHDEWANKOMISARIS .188 .157 1.434 1 .231 1.207 JUMLAHKOMITEAUDIT -.709 .528 1.806 1 .179 .492 JUMLAHDIREKSIMASUK .255 .338 .572 1 .450 1.291 JUMLAHDIREKSIKELUAR -.283 .387 .536 1 .464 .753 KUALITASAUDIT -2.470 .741 11.106 1 .001 .085 Constant 5.024 1.949 6.647 1 .010 152.007 Universitas Sumatera Utara 69 Berdasarkan hasil pengolahan regresi logistik pada Tabel 4.8 maka model analisis regresi logistik dapat ditransformasikan dalam model persamaan sebagai berikut : Y = 5,024 – 0,842X 1 + 0,188X 2 – 0,709X 3 + 0,255X 4a - 0,283X 4b - 2,470X 5 Dari Tabel 4.8, masing-masing variabel independen dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap financial distress sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 5,024; artinya jika koefisien variabel bebasnya diabaikan maka probabilitas suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 5,024. 2. Koefisien variabel jumlah dewan direksi sebesar -0,842; artinya jika jumlah dewan direksi naik sebesar satu persen, maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan turun 0,842. 3. Koefisien variabel jumlah dewan komisaris sebesar 0,188; artinya jika jumlah dewan komisaris naik sebesar satu persen, maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan naik sebesar 0,188. 4. Koefisien variabel jumlah komite audit sebesar -0,709; artinya jika jumlah komite audit naik sebesar satu persen, Universitas Sumatera Utara 70 maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan naik sebesar 0,709. 5. Koefisien variabel turn over dari direksi terdiri dari: a. Jumlah direksi masuk, koefisiennya 0,255; artinya jika jumlah direksi masuk naik sebesar satu persen, maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan naik sebesar 0,255. b. Jumlah direksi keluar, koefisiennya -0,283; artinya jika jumlah direksi keluar naik sebesar satu persen, maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan turun sebesar0,283. 6. Koefisien kualitas audit sebesar -2,470; artinya jika kualitas audit naik sebesar satu persen, maka probabilitas suatu perusahaan mengalami financial distress akan turun sebesar 2,470.

4.2 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

5 129 100

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 57 80

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Pada Perusahaan Telekomunikasi Seluler Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

0 60 116

Pengaruh Penerapan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

1 43 119

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 41 110

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia

24 157 108