12 Kulit dapat membentuk Vitamin D dari bahan baku 7-dehidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari
luar melalui makanan Prianto, 2012.
2.3 Sinar Matahari dan Bahayanya Terhadap Kulit
Sinar matahari yang sampai di permukaan bumi merupakan cahaya nampak, infra merah dan ultraviolet UV. Paparan sinar matahari pada kulit dapat
menyebabkan timbulnya pembentukan spesies oksigen reaktif SOR seperti anion superoksida, molekul oksigen singlet dan radikal hidroksil. Menurut Cockell dan
Knowland 1999, radiasi ultraviolet dapat merusak struktur DNA, molekul seluler, protein esensial, asam amino dan membran lipida sehingga meningkatnya
produksi radikal bebas pada kulit. Lipida dapat bereaksi dengan radikal bebas sehingga menimbulkan lipid
peroksida yang diinduksi oleh cahaya ultraviolet dan bisa mempercepat penyakit degeneratif pada kulit. Lipida peroksida ini mampu menghasilkan reaksi radikal
bebas berantai dan selanjutnya menimbulkan kerusakan pada membran selular kulit. Kerusakan kulit akibat degeneratif kulit seperti flek hitam, pengerutan dan
penyakit kanker kulit merupakan permasalahan kesehatan kulit yang dominan karena reaksi-reaksi yang ditimbulkannya berpengaruh buruk terhadap kulit
manusia, seperti eritema, pigmentasi, fotosensitivitas dan penuaan dini
Svobodova, dkk., 2003.
Berdasarkan panjang gelombang dan efek fisiologi sinar UV dibedakan menjadi tiga yaitu: UV-A 320 - 400nm yang menimbulkan pigmentasi sehingga
menyebabkan kulit berwarna coklat kemerahan tanpa menimbulkan inflamasi
Universitas Sumatera Utara
13 sebelumnya; UV-B 290 - 320nm yang mengakibatkan sunburn maupun reaksi
iritasi, serta kanker kulit apabila terlalu lama terpapar dan UV-C 200 - 290nm yang tertahan pada lapisan atmosfer sehingga tidak dapat masuk ke bumi karena
adanya lapisan ozon, efek penyinaran paling kuat karena memiliki energi radiasi paling tinggi diantara ketiganya, yaitu dapat menyebabkan kanker kulit dengan
penyinaran yang tidak lama Taufikkurohmah, 2005; Windono, dkk., 1997. Setiap tahun sekitar satu juta orang didiagnosa dengan kanker kulit dan
sekitar 10.000 meninggal dari bahaya melanoma. Kebanyakan kanker kulit terjadi pada area badan yang paling sering terpapar sinar matahari seperti pada wajah,
leher, kepala dan bagian belakang tangan SAX, 2000. UV-B merupakan sinar ultraviolet yang efektif menembus bumi dan
mengakibatkan kerusakan pada kulit manusia. Kerusakan yang terjadi oleh karena radiasi UV-B adalah lebih pada kerusakan DNA sel yang merupakan kromofornya.
Gejala kerusakan yang terjadi akibat penyerapan UV-B ke epidermis berupa eritema. Panjang gelombang dari ultraviolet yang paling efektif menyebabkan
eritema yaitu 250-290 nm dan semakin berkurang efek eritemanya seiring dengan bertambahnya panjang gelombang Gilchrest dan Krutmann, 2004. Aktivitas
spektrum terhadap respon biologi terlihat pada Gambar 2.1. Pengaruh Radiasi UV terhadap kesehatan tergantung pada jumlah dan
jenis radiasi yang mengenai tubuh. Faktor yang mempengaruhi radiasi UV pada kesehatan manusia adalah: Jumlah ozon di atmosfer yang tersedia untuk menyerap
radiasi UV, khususnya UV-B Lucas, dkk., 2006. Selain faktor lapisan ozon faktor lain yang mempengaruhi jumlah radiasi UV yang mencapai bumi adalah
waktu, musim, garis lintang dan ketinggian Wang, dkk., 2010.
Universitas Sumatera Utara
14 Gambar 2.1. Aktivitas spektrum terhadap respon biologi www.temis.nl.
Efek akut sinar UV terhadap kulit meliputi Sunburn yang merupakan reaksi inflamasi pada kulit berkaitan dengan kemerahan yang timbul setelah
paparan yang berlebihan dari sinar UV Rigel, dkk., 2004. Efek lainnya yaitu terjadinya pigmentasi kulit berupa reaksi kecoklatan tanning dan pembentukan
melanin baru. Stimulus utama bagi pembentukan melanin adalah radiasi ultraviolet. Melanin melindungi inti sel pada epidermis terhadap pengaruh buruk
radiasi UV. Warna kecoklatan karena kulit terkena sinar matahari merupakan suatu mekanisme perlindungan yang alami Brown dan Burns, 2005.
2.4 Tabir Surya