7 annonacins A, trans-isoannonacin, annonacin-10-one, dan muricatocin
Matsushige, dkk., 2012. Senyawa yang terdapat dalam daun sirsak merupakan senyawa yang tidak tahan panas dan pada suhu 60
O
C dapat mengalami perubahan struktur Haijun, dkk., 2010.
Studi pustaka menunjukkan bahwa daun Anonna muricata sirsak memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dibandingkan dengan A. squamosa dan
A. reticulata. Baskar, dkk., 2007. Daun sirsak juga memiliki efek pada jaringan pankreas dengan cara meningkatkan lipid peroksidase dan secara tak langsung
meningkatkan produksi antioksidan endogen Adewole, dkk., 2006. Telah ditemukan beberapa acetogenin yang bersifat sitotoksik dari biji sirsak Liaw dan
Chang, 2002.
2.1.5 Manfaat
Dewasa saat ini banyak penelitian pengembangan tentang daun sirsak, daun sirsak memiliki banyak manfaat dan telah diaplikasikan sebagai obat
tradisional, suplemen herbal, dan olahan pangan seperti jellydrink dan teh. Manfaat yang dapat diambil dari daun sirsak yaitu memiliki efek sedatif,
antispasmodic, hipotensif, antioksidan, dan antitumor Ahalya dan Priyabandhavi, 2013. Selain itu daun sirsak dimanfaatkan sebagai obat batuk, mengatasi luka
borok, bisul, kejang, jerawat, kutu rambut dan hepatoprotektor Padma, dkk., 1999.
2.2 Kulit
Kulit sebagai lapisan pembungkus tubuh senantiasa mengalami pengaruh lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi
dan mekanisme kulit tidak saja harus menghilangkan pengaruh panas matahari,
Universitas Sumatera Utara
8 tetapi juga harus dapat mengatasi pengaruh sinar matahari, bahwa sinar ultraviolet
pada kulit menyebabkan penebalan lapisan tanduk Rostamailis, 2005.
2.2.1 Anatomi kulit
Menurut Prianto 2014, secara mikroskopik kulit terdiri dari tiga lapisan
yaitu epidermis, dermis dan subkutis. 2.2.1.1 Lapisan epidermis
Lapisan epidermis adalah lapisan terluar kulit. Sel-sel kulit di bagian teratas epidermis umumnya lebih gepeng dan kandungan airnya semakin ke atas
semakin kecil, yang pada akhirnya menyebabkan vitalitas sel kulit tersebut menjadi sangat rendah kemudian mati. Inilah yang sering kita lihat sebagai
pengelupasan kulit mati. Normalnya, proses pembentukan hingga pengelupasan kulit ini berlangsung kira-kira sepanjang 28 hari. Selain sel-sel keratinosit, kita
temui pula sel langerhans yang berfungsi dalam pembentukan sel melanosit yang berperan dalam memproduksi pigmen yang memberi warna dari kulit pada lapisan
epidermis ini. Keaktifan dari sel melanosit inilah yang menentukan perbedaan warna kulit dari individu yang berbeda ras dan didapatkan secara bawaan dari
riwayat genetik keluarga. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan dari sel melanosit ini adalah paparan sinar matahari Prianto, 2014.
2.2.1.2 Lapisan dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang
tertanam dalam suatu substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh- pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis
Price dan Wilson, 2005. Dermis dan epidermis ini saling mengikat melalui penonjolan epidermis kebawah dan penonjolan dermis ke atas.
Universitas Sumatera Utara
9 Dermis merupakan jaringan penyangga berserat dengan ketebalan rata-rata
3-5 mm. Dermis terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin. Serabut kolagen dapat mencapai 72 dari keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak
Tranggono dan Latifah, 2007. a.
Kolagen merupakan komponen serat utama dari kulit yang memberikan ketahanan dan daya lentur pada kulit Bauman dan Saghari, 2009.
Kolagen merupakan protein fibrous, 70-80 dari berat dermis kering, dan merupakan komponen terpenting dari dermis. Kolagen disintesa dalam
bentuk prekursor yaitu prokolagen. Kolagen dihancurkan oleh metal proteinase, sintesisnya dirangsang oleh asam retinoat dan dihambat oleh
radiasi ultraviolet Jain, 2012. b.
Elastin merupakan komponen yang membentuk serat elastis, sehingga bagian dermis dapat meregang dengan mudah ketika diberi tekanan dan
dapat kembali kebentuk awal ketika tekanan dihilangkan Washington, dkk., 2003. Radiasi UV pada dermis akan menyebabkan terjadinya dermal
elastosis, yaitu serabut elastin kulit menjadi kasar, menebal dan kaku Jain, 2012.
2.2.1.3 Lapisan sub-kutis
Lapisan sub-kutis terletak dibawah dermis dan mengandung sel-sel lemak. Lapisan lemak ini melindungi bagian dalam organ dari trauma mekanik dan juga
sebagai pelindung tubuh terhadap udara dingin. Besarnya bagian lemak sangat bergantung kepada faktor keturunan, gaya hidup, diet, dan aktivitas sehari-hari
Prianto, 2014.
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.2 Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut: 1.
Fungsi Proteksi Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap gangguan fisik
maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat iritan lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya, gangguan
panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus Wasitaatmadja, 1997.
2. Fungsi Absorpsi
Kemampuan permeabilitas kulit terhadap O
2
, CO
2
dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan
absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat melalui celah antar sel,
menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar Djuanda, 2007. 3.
Fungsi Pengindra Sensori Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Badan ruffini yang terletak di dermis, menerima rangsangan dingin dan rangsangan panas diperankan oleh badan krause. Badan taktil meissner
yang terletak di papil dermis menerima ransang rabaan, demikian pula badan Merkel-renvier yang terletak di epidermis Wasitaatmadja, 1997.
4. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh Thermoregulasi
Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di
kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas Harahap, 2000.
Universitas Sumatera Utara
11 5.
Pengeluaran Ekskresi Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl, urea, asam urat, amonia dan sedikit lemak. Sebum yang diproduksi melindungi kulit dan menahan
penguapan yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering Mitsui, 1997.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen Melanogenesis
Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis protein, tirosin, dengan
bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di dalam melanosom. Pajanan sinar matahari dapat mempengaruhi produksi melanin
Djuanda, 2007. 7.
Fungsi Keratinisasi Keratinisasi dimulai dari dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas
berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat ke atas menjadi lebih gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian
sel tersebut terangkat ke atas lebih gepeng dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai dipermukaan kulit menjadi sel
yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduk. Sel tanduk ini akan secara kontinu lepas dari
permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak dibawahnya Wasitaatmadja, 1997.
8. Sintesis vitamin D
Universitas Sumatera Utara
12 Kulit dapat membentuk Vitamin D dari bahan baku 7-dehidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari
luar melalui makanan Prianto, 2012.
2.3 Sinar Matahari dan Bahayanya Terhadap Kulit