35 genetik, jenis kelamin, umur dan kondisi kulit. Faktor ketiga adalah kondisi
lingkungan seperti cuaca, suhu dan kelembaban, dan faktor keempat adalah aplikasi dan penggunaan seperti frekuensi, kondisi penanganan, periode aplikasi
dan penggunaan. Dalam pengujian tingkat iritasi kulit ini faktor kedua hingga keempat diasumsikan sama, sehingga hasil hanya dipengaruhi oleh sifat bahan.
Hasil uji iritasi pada sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Berdasarkan hasil uji iritasi terhadap sukarelawan yang dilakukan
terhadap F IV dengan konsentrasi ekstrak daun sirsak yang tertinggi yaitu 10 dapat dilihat pada Tabel 4.5 tidak terlihat adanya reaksi iritasi seperti erytema dan
edema pada kulit oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa formula basis krim, blanko, F I, F II, dan F III juga tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat
dikatakan bahwa keseluruhan sediaan aman untuk digunakan. Komponen dalam kosmetik yang berpotensi mengiritasi kulit antara lain
zat pengawet zat antimikroba, antioksidan, pewangi, pewarna dan pelindung UV. Meskipun demikian, komponen-komponen tersebut sering berada dalam formula
kosmetik dalam jumlah kecil dan tidak mempengaruhi keseluruhan potensi iritasi dari produk akhir Barel, dkk., 2001. Gambar hasil uji iritasi terhadap
sukarelawan dapat dilihat pada Lampiran 14, halaman 54.
4.4 Penentuan Nilai SPF Sun Protection Factor Sediaan
Penentuan nilai Sun Protection Factor SPF dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan pengulangan sebanyak
lima kali pada panjang gelombang 290-400 nm. Menurut Ditjen POM., 1989, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 290-400 nm dapat menyebabkan
sengatan surya dan perubahan warna kulit.
Universitas Sumatera Utara
36 Metode yang digunakan untuk menentukan nilai SPF sediaan pada
penelitian ini mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Mansur 1986. Krim yang telah dilarutkan dalam pelarutnya selanjutnya diukur dan diperoleh
absorbansinya. Absorbansi tiap sediaan kemudian dimasukkan kedalam perhitungan seperti yang tertera pada Lampiran 15, halaman 55.
Tabel 4.6 Data nilai SPF sediaan krim tabir surya
No Fomula
Nilai Sun Protection Factor SPF Rata-Rata
1 2
3 4
5 1
Basis krim 0,39
0,39 0,39
0,39 0,39
0,39 2
Blanko 15,75
15,83 15,89
15,89 15,86
15,85 3
Formula I 16,89
16,94 17,01
16,91 16,92
16,96 4
Formula II 19,49
19,52 19,63
19,57 19,10
19,46 5
Formula III 20,81
21,03 21,05
21,05 21,02
20,99 6
Formula IV 23,37
23,17 23,66
23,53 23,74
23,49 Keterangan :
Basis Krim : Krim standar
Blanko : Krim standar + oktil metoksisinamat 7,5 + avobenson 3
Formula 1 : Blanko + 4 ekstrak etanol daun sirsak
Formula II : Blanko + 6 ekstrak etanol daun sirsak
Formula III : Blanko + 8 ekstrak etanol daun sirsak
Formula IV : Blanko + 10 ekstrak etanol daun sirsak
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa nilai SPF yang dihasilkan dari basis krim ialah 0,39
dengan kata lain basis krim tidak memberikan efek perlindungan terhadap sinar matahari, dan dapat dilihat juga
bahwa blanko yaitu krim tabir surya kombinasi oktil metoksisinamat dan avobenson dari sediaan krim ini memberikan nilai SPF 15,85, sediaan krim tabir
surya blanko ini sudah memiliki aktivitas perlindungan terhadap sinar matahari dan memenuhi persyaratan FDA yang merekomendasikan menggunakan
sunscreen dengan nilai SPF minimal 15 atau lebih untuk mendapatkan efek perlindungan terhadap sinar UV yang lebih baik Rigel, dkk., 2004.
Universitas Sumatera Utara
37
5 10
15 20
25
N il
ai S
P F
Basis krim Blanko
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Gambar 4.2 Grafik pengaruh perbedaan komposisi ekstrak daun sirsak terhadap
nilai SPF krim tabir surya kombinasi avobenson dan oktil metoksisinamat.
Penambahan ekstrak daun sirsak pada formula tabir surya ini mampu memberikan efek yang sinergis terhadap peningkatan nilai SPF krim tabir surya
kombinasi avobenson dan oktil metoksinamat. Nilai SPF dari Formula I kombinasi oktil metoksisinamat dan avobenson dengan penambahan 4 ekstrak
etanol daun sirsak adalah 16,96 yang meningkatkan SPF sebesar 1,11 dari blanko. Nilai SPF dari Formula II dengan penambahan 6 ekstrak etanol daun sirsak
adalah 19,46 yang meningkatkan SPF sediaan sebesar 3,61 dari blanko. Nilai SPF
dari Formula III dengan penambahan 8 ekstrak etanol daun sirsak adalah 20,99 dengan peningkatan nilai SPF sebesar 5,14 dari blanko, dan nilai SPF dari
Formula IV dengan penambahan 10 ekstrak etanol daun sirsak adalah 23,49 dengan peningkatan nilai SPF sebesar 7,64 dari blanko. Jadi, berdasarkan data
diatas diketahui bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak dapat meningkatkan nilai SPF dari sediaan krim tabir surya kombinasi avobenson dan
oktil metoksisinamat. Ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki pengaruh terhadap nilai SPF krim tabir surya kombinasi avobenson dan oktil
metoksisinamat.
Universitas Sumatera Utara
38 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Svobodova, dkk., 2003
senyawa fenolik dapat berperan sebagai bahan aktif tabir surya. Dan seperti yang diketahui senyawa fenolik dan flavonoid merupakan senyawa yang memiliki
aktivitas antioksidan. Antioksidan banyak digunakan sebagai bahan kosmetik yang mencegah photoaging dan mempunyai efek fotoproteksi, dan mencegah atau
mengurangi radikal bebas. Penggunaan zat-zat yang bersifat antioksidan dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi sinar UV, beberapa
golongan senyawa aktif antioksidan seperti flavonoid, tanin, antrakuinon, sinamat dan lain-lain telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai perlindungan
terhadap sinar UV Hogade, dkk., 2010. Sunscreen organik Tabir surya kimia memiliki molekul aromatik yang
terkonjugasi pada gugus karbonil. Struktur umum inilah yang menyerap sinar ultraviolet berenergi tinggi dan melepaskan energi dalam bentuk sinar dengan
energi rendah sehingga mencegah sinar ultraviolet yang menyebabkan kerusakan kulit mencapai kulit Shantanu, dkk., 2011. Daun sirsak mengandung senyawa
yang bersifat antioksidan seperti flavonoid dan senyawa fenol yang diketahui memiliki molekul aromatik yang terkonjugasi pada gugus karbonil sehingga daun
sirsak ini memiliki kemampuan seperti sunscreen organik. Oleh karena itulah daun sirsak dapat meningkatkan nilai SPF dari krim tabir surya kombinasi
avobenson dan oktil metoksisinamat, selain itu senyawa fenolik diketahui dapat menstabilkan UV filter organic sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam
menyerap sinar UV Velasco, dkk., 2008. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Afonso, dkk., 2014 yang
menyatakan penambahan antioksidan pada formula sunscreen dapat meningkat fotostabilitas dari sediaan sunscreen yang photounstable seperti avobenson selain
Universitas Sumatera Utara
39 itu juga dapat menurunkan kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet dan
meningkatkan nilai SPF dari sediaan sunscreen. Efektivitas sediaan tabir surya dapat dikategorikan berdasarkan nilai SPF
yang diberikan sebagai faktor perlindungan terhadap sinar matahari. Pathak dalam Wasitaatmadja 1997 membagi tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut:
1. Minimal bila SPF antara 2-4
2. Sedang bila SPF antara 4-6
3. Ekstra bila SPF antara 6-8
4. Maksimal bila SPF antara 8-15
5. Ultra bila SPF lebih dari 15.
Berdasarkan pada data tersebut dapat diperoleh kategori untuk masing- masing sediaan krim tabir surya berdasarkan nilai SPF yang diperoleh dari
penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kategori efektifitas sediaan krim tabir surya
No Formula
Nilai SPF Rata-Rata Kategori Efektivitas
1 Basis Krim
0,39 Tidak memiliki aktivitas
2 Blanko
15,84 Ultra
2 Formula I
16,96 Ultra
3 Formula II
19,46 Ultra
4 Formula III
20,99 Ultra
5 Formula IV
23,49 Ultra
Setelah dilakukan uji normalitas data menggunakan metode kolmogorov- smirnov didapatkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal kemudian
pengujian nilai SPF secara statistik dilanjutkan dengan menggunakan uji Kruskal- Wallis, diperoleh nilai sig. 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Universitas Sumatera Utara
40 perbedaan yang signifikan dengan probabilitas lebih kecil dari 0.05 antara
masing-masing formula dengan adanya perbedaan konsentrasi ekstrak daun sirsak yang ditambahkan, hal ini dapat dilihat pada Lampiran 31, halaman 72.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan